Cuma Digaji Rp450 Ribu, Ibu-ibu di Kashmir yang Diduduki Pakistan Unjuk Rasa Agar Bisa Hidup Lebih Baik

Sekelompok pengunjuk rasa, sebagian besar perempuan, di kota Muzaffarabad, Kashmir yang diduduki Pakistan, menuntut hak-hak mereka.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Okt 2023, 22:35 WIB
Ilustrasi uang rupee Pakistan (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok pengunjuk rasa, sebagian besar perempuan, di kota Muzaffarabad, Kashmir yang diduduki Pakistan, menuntut hak-hak mereka.

Pengunjuk rasa di sana menuduh pemerintah telah menelantarkan mereka, dikutip dari laman The Print, Rabu (18/10/2023).

Sekelompok pengunjuk rasa ini merupakan pekerja kesehatan yang bekerja di bawah Program Kesehatan Ibu Neonatal dan Anak (MNCH).

Para perempuan ini bertahan hidup hanya dengan gaji bulanan sebesar 8.000 Rupee Pakistan atau setara Rp450.000.

Dalam beberapa kesempatan, mereka bahkan tidak menerima gaji tepat waktu.

Para pekerja layanan kesehatan yang melakukan protes mengangkat slogan-slogan menentang pemerintah dan menuntut keadilan dari Perdana Menteri Pakistan dan pejabat senior lainnya.

Seorang pengunjuk rasa berkata, “Saya ingin menuntut Perdana Menteri, Sekretaris Utama, dan Ketua Hakim Kashmir yang diduduki Pakistan untuk memenuhi semua tuntutan saudara perempuan kita dan memberi mereka keadilan."

"Jika tidak, Pakistan akan menghadapi aksi demo serupa dengan tahun 2005."

Menghadapi ketidakamanan selama beberapa tahun terakhir, mereka kini menuntut pemerintah untuk memenuhi komitmennya untuk mengatur layanan dan mendapatkan gaji yang sesuai.

Seorang pengunjuk rasa perempuan berkata, "Mereka telah melarang kami sepenuhnya. Kami tidak dapat menjalankan tugas kami. Ini bentuk ketidakadilan. Pemerintah harus sadar dan kami meminta mereka mengeluarkan peraturan bagi mereka yang masih terikat kontrak dan perlu diberikan surat tetap."

Pengunjuk rasa Pakistan mengklaim bahwa pemerintahnya gagal menciptakan lapangan kerja bagi sejumlah besar penduduk laki-laki dan perempuan di wilayah pendudukan PoK dan Gilgit Baltistan.

Gelombang sentimen anti-Pakistan diklaim telah terjadi dengan cepat muncul di Kashmir dan Gilgit Baltistan yang diduduki Pakistan.


Tentara India Buka Kelas Menjahit Bagi Wanita Kashmir

Ilustrasi bendera India (AFP Photo)

Bicara soal kawasan Kashmir, upaya pemberdayaan pernah dilakukan oleh tentara India.

Dalam upaya memberdayakan gadis-gadis muda yang tinggal di dekat Garis Kontrol (LOC), Angkatan Darat India membuka tiga fasilitas pelatihan menjahit baru di distrik Baramulla Kashmir Utara.

Angkatan Darat India membuka fasilitas pelatihan baru itu untuk wanita perbatasan di desa Gohallan di wilayah Baramulla, Kashmir Utara.

Dikutip dari laman Latestly.com, pembukaan tiga pusat pelatihan menjahit baru-baru ini merupakan inisiatif untuk memberdayakan gadis-gadis muda yang tinggal di sekitar LOC di distrik Baramulla.

"Pusat pelatihan akan membekali perempuan lokal dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan uang sendiri dengan menjahit pakaian," kata pihak Angkatan Darat India.

"Kemandirian ekonomi di kawasan dibutuhkan," tambah para pejabat di Angkatan Darat.

"Pembukaan pusat pelatihan mesin jahit ini merupakan langkah penting untuk memberdayakan perempuan di daerah tersebut, kata mereka.

Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa pusat pelatihan yang baru diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat dan menjadi model untuk inisiatif serupa di desa-desa lain di wilayah tersebut.

Para wanita perbatasan memuji langkah yang diambil oleh tentara India ini, tambah mereka.

Banyak pihak terutama wanita perbatasan memuji langkah yang diambil oleh tentara India ini.

 


Cerita Pemuda India Beri Pendidikan IT ke Lebih dari 2 Ribu Anak Muda Kashmir

Siapa sangka bos Google, Whatsapp, dan lainnya pernah menderita sebagai seorang imigran di Amerika Serikat. Berikut kisahnya

Masih terkait Kashmir, ada Sheikh Asif, seorang pengusaha muda asal India punya misi mulia untuk mengubah kehidupan pemuda Kashmir dengan memberikan mereka pendidikan IT dan memberdayakan masyarakat untuk mengejar karir secara mandiri.

Lahir dan dibesarkan di lingkungan Batamallo, Srinagar yang begitu ramai penduduk, Asif sukses menantang segala rintangan untuk menjadi pebisnis yang sukses dan jadi 'mercusuar harapan' bagi calon pengusaha di wilayahnya.

Perjalanan Asif dimulai dengan hasratnya yang kuat untuk berwirausaha, didorong oleh keinginannya untuk membantu bisnis tumbuh dan sukses.

Dimulai dengan Thames Infotech, sebuah perusahaan IT yang berbasis di Manchester, Asif bertindak sebagai pendiri dan CEO, dikutip dari laman ANI.com.

Ia memanfaatkan keahliannya untuk membangun perusahaan yang berkembang. Selain itu, ia mendirikan EZ Finder, sebuah direktori bisnis yang ditujukan untuk menghubungkan perusahaan dan mendorong kolaborasi.

Infografis Gelombang Demo Mahasiswa Tolak RUU Kontroversial. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya