Liputan6.com, Cikarang Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rosan P. Roeslani mengatakan bahwa pertumbuhan permintaan layanan data center sampai tahun 2030 dari segmen Enterprise, Digital Native Business, dan Cloud Service Provider diperkirakan sangat eksponensial seiring dengan meningkatnya kebutuhan akses konten.
Dirinya pun mengungkapkan, hal tersebut menjadi peluang yang sangat bagus bagi Indonesia untuk bisa memimpin pasar data center di kawasan regional dengan memiliki ekosistem data center sendiri.
Advertisement
"Telkom sebagai BUMN telekomunikasi agar dapat mewujudkan hal tersebut dengan menjadi pemain besar di data center serta melakukan unlocking value melalui berbagai pilihan opsi untuk mengoptimalkan bisnis data center yang dimiliki,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi digital yang sangat besar. Ekonomi Digital Indonesia diproyeksikan tumbuh 8 kali lipat dari tahun 2020 sebesar Rp632 triliun menjadi Rp4.531 triliun pada tahun 2030, dengan persentase kontribusi terhadap GDP meningkat dari 4% menjadi 18%.
Selain itu, penggunaan dan konsumsi layanan digital terus bertumbuh secara pesat sehingga membutuhkan dukungan ekosistem digital yang mumpuni, salah satunya adalah data center yang diproyeksi akan tumbuh secara signifikan hingga beberapa tahun mendatang.
Misi Bangun Ekosistem Digital
Direktur Group Business Development Telkom, Honesti Basyir menjelaskan bahwa TelkomGroup memiliki misi untuk membangun ekosistem digital yang salah satunya bisa diwujudkan dengan dukungan data center.
"Melalui NeutraDC, TelkomGroup menangkap peluang data center yang sangat besar dengan memposisikannya sebagai Sustainable Digital Ecosystem Hub dan memberikan layanan end to end integration untuk memperluas pasar data center Indonesia ke pemain regional dan global," jelasnya.
Di sisi lain, Direktur Wholesale & International Service Telkom, Bogi Witjaksono memaparkan, hingga saat ini TelkomGroup telah memiliki 30 fasilitas data center (25 domestik & 5 luar negeri) dan tersebar di 4 negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste).
"TelkomGroup juga mendukung pembangunan data center di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara berada di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. TelkomGroup pun tengah mengkaji beberapa opsi terbaik untuk unlocking value bisnis data center ke depannya," paparnya.
Advertisement
Tiga Aspek Penting
Bogi menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek penting yang dimiliki perusahaan dalam bisnis data center, yakni seamless, connectivity, dan eyeball.
"Seamless ini karena terhubung dengan seluruh data center milik TelkomGroup termasuk juga ke edge data center. Lalu connectivity, Hyperscale Data Center terhubung dengan infrastruktur backbone broadband TelkomGroup," jelasnya.
"Terakhir, akses kepada pelanggan TelkomGroup (eyeball) yang merupakan pengguna bisnis digital," imbuh Bogi.
Dirinya pun mengungkapkan, untuk HDC Cikarang, saat ini TelkomGroup telah merampungkan kampus 1 dan menjadi data center yang berkomitmen terhadap dekarbonisasi dengan berfokus pada green energy. Bogi menyebut, TelkomGroup juga melakukan kerja sama strategis dengan mitra strategis termasuk tech giant untuk mengembangkan bisnis data center ke pasar regional.
"Bersama dengan Singtel, TelkomGroup membangun Hyperscale Data Center di Batam dengan nilai investasi mencapai USD581 juta. Pembangunan HDC Batam menggunakan energi yang terbarukan, ramah lingkungan, dan mengadopsi sistem multi-tier," ungkap Bogi.
“Melalui fokus pada fundamental bisnis yang kuat, kerja sama strategis dengan mitra yang andal, serta penguatan kapasitas dan pengayaan ekosistem digital, akan memantapkan langkah untuk menjadikan data center Telkom sebagai Sustainable Digital Ecosystem Hub di kawasan regional bahkan global di masa mendatang,” jelasnya.
(*)