Liputan6.com, Bali - Tempe tak hanya menjadi lauk pauk wajib bagi masyarakat Indonesia. Tempe juga bisa dikreasikan menjadi kudapan atau camilan sambil menemani waktu senggang.
Umumnya, tempe diolah dengan digoreng atau dibuat bacem. Namun di tangan Benny Santoso, tempe bisa dikreasikan menjadi kudapan kekinian, seperti cookies, keripik, hingga coklat bar.
Advertisement
Benny merupakan pendiri sebuah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bernama Tempeman. Ada cerita unik dari Benny saat awal-awal mendirikan usahanya itu.
Semua bermula,ketika dirinya mendapat tugas akhir di sebuah universitas di Bali pada 2013 lalu. Ketika itu, ia kuliah di jurusan tata boga.
"Saya waktu itu ada tugas akhir membuat tempe rasa keju," kata Benny saat media workshop bersama pelaku usaha Tokopedia di Bali, Rabu, 18 Oktober 2023.
Tempe keju kreasi Benny ternyata disukai oleh tim penguji tugas akhir dan rekan-rekan kampusnya. Ia pun sempat berpikir membuat usaha dari tempe tersebut.
Namun setelah menyelesaikan kuliah, Benny lebih memilih bekerja juru masak. Sejumlah hotel dan restoran pernah menjadi tempat bekerja Benny.
Pada 2016, ia mencoba peruntungannya membuka usaha olahan tempe. Dia pun mulai mencoba mengolah tempe menjadi cookies, keripik, hingga energy ball. Tak disangka, hasil coba-cobanya itu disukai teman-teman dan kerabat Benny. Ia pun mulai serius menggeluti bisnis tersebut.
"Kami juga bikin coklat bar isinya tempe. Lalu juga ada gelato, topping-nya tempe," tambah pria asal Solo, Jawa Tengah tersebut.
Ikut Terdampak Pandemi Covid-19
Benny mengatakan, bahan baku kacang kedelai yang diolah menjadi tempe dan kudapan lainnya berasal bibit lokal, bukan impor. Ia mengaku mendapat bahan baku kacang kedelai langsung dari petani tanpa lewat tengkulak.
"Ada dapat di Tabanan, ada di Jawa tengah, Jawa Timur. Saya dapat bahan baku dari kelompok petani, jadi kedelai lokal langsung tanpa tengkulak. Kami langsung bayar ke petani," tutur Benny.
Perjalanan usaha Benny tak sepenuhnya mulus, apalagi ketika Pandemi COVID-19 melanda Indonesia. Benny mengaku, omset penjualan Tempeman menurun drastis saat itu. Pesanan dari sejumlah langganan termasuk hotel dan restoran pun terhenti seketika. Ia pun mencoba menjual produknya lewat daring atau online.
Benny mulai berjualan online di Tokopedia pada 2020 agar dapat melanjutkan bisnisnya. Ketika itu, penjualannya anjlok hingga 40 persen.
"Sejak berjualan online di Tokopedia, omzet bulanan UMKM Bali Tempeman bisa mencapai puluhan juta dengan produk paling laris adalah varian cokelat tempe dan cookies tempe rasa keju," jelas Benny.
Advertisement
Terus Berinovasi
Untuk meningkatkan transaksi di Tokopedia, UMKM Bali Tempeman menggunakan berbagai fitur, seperti flash sale, promo buy 1 get 1, TopAds dan Wawasan Pasar.
"Fitur Wawasan Pasar sangat bermanfaat bagi penjual karena kita bisa tahu produk terpopuler yang sedang banyak dicari pembeli di wilayah tertentu. Hal ini membantu kami untuk melakukan riset dan inovasi produk agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar," ucap Benny.
Tempeman yang didirikan Benny kini tak hanya membuat camilan kering saja. Ia juga mencoba mengangkat tempe sebagai kuliner sehat, bergizi, dan tetap memenuhi selera kekinian.
"Tempeman membuat olahan tempe inovatif, seperti cokelat, cookies, hingga protein ball beragam rasa," ujar Benny.
Sementara, Tokopedia terus menggencarkan inisiatif Hyperlocal yang mengusung teknologi geo-tagging agar UMKM di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk Bali, punya kesempatan yang sama untuk menciptakan peluang bisnis lewat pemanfaatan teknologi.
Terus Gencarkan Hyperlocal
"Hyperlocal Tokopedia terdiri dari berbagai manifestasi, salah satunya Kumpulan Toko Pilihan (KTP) yang merupakan halaman kurasi produk penjual terdekat dari lokasi pembeli. KTP mempermudah penjual, termasuk di Bali, menjangkau pasar di wilayah sekitarnya. Selain itu, ada Tokopedia NYAM!, halaman kurasi produk makanan dan minuman dari pelaku usaha di Indonesia termasuk UMKM," ujar Kepala Divisi Komunikasi Tokopedia, Antonia Adega.
Dega mengatakan, Hyperlocal Tokopedia mendorong terciptanya tren belanja online masyarakat Indonesia. Beberapa kategori produk paling laris di Tokopedia selama semester I 2023, antara lain rumah tangga, fesyen, otomotif, olahraga dan hobi, serta kebutuhan sehari-hari atau groceries (makanan dan minuman serta perawatan tubuh), baik secara nasional maupun khusus di Bali.
"Di Bali, produk makanan dan minuman, seperti tahu susu, wortel dan tempe adalah yang paling banyak dibeli melalui Tokopedia sepanjang semester I 2023 dibandingkan semester I 2022, dengan rata-rata peningkatan transaksi lebih dari 7 kali lipat," tutur Antonia.
"Pada kategori produk makanan dan minuman di Tokopedia, secara keseluruhan (data nasional) shimeji, wortel dan tahu sutra menjadi beberapa produk paling laris sepanjang semester I/2023 dibandingkan semester I/2022, dengan rata-rata peningkatan transaksi lebih dari 13 kali lipat," tambah dia.
Advertisement