Liputan6.com, Tel Aviv - Israel tidak akan menghentikan bantuan yang masuk ke Gaza dari Mesir. Namun, pasokan tidak akan diizinkan bagi kelompok Hamas.
Hal tersebut dipastikan Israel setelah pertemuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Joe Biden di Tel Aviv pada Rabu (18/10/2023), di mana presiden Amerika Serikat itu menyerukan pelonggaran krisis kemanusiaan di Gaza.
Advertisement
"Israel tidak akan menghalangi bantuan kemanusiaan dari Mesir selama bantuan tersebut hanya berupa makanan, air, dan obat-obatan bagi warga sipil yang berada di Jalur Gaza bagian selatan atau mereka yang mengungsi ke sana dan selama pasokan tersebut tidak sampai ke Hamas," ungkap kantor perdana menteri Israel, seperti dilansir Reuters, Kamis (19/10).
Dalam pernyataannya, Israel mengakui mengambil keputusan ini setelah ada permintaan dari Biden. Namun, selanjutnya mereka menambahkan akan melanjutkan blokade bantuan kemanusiaan dari Israel ke Gaza selama Hamas tidak membebaskan para sandera.
Setelah Hamas melancarkan serangan dahsyat ke wilayah Israel pada Sabtu 7 Oktober, Israel mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza yang menjadi rumah bagi 2,3 juta orang, memutus pasokan listrik, air, makanan, bahan bakar, hingga obat-obatan.
Terkait kondisi Gaza, PBB telah memperingatkan soal bencana kemanusiaan.
Adapun Israel pekan lalu telah memerintahkan warga utara Gaza untuk berpindah ke selatan demi keselamatan mereka sendiri.
Mesir: Penyeberangan Rafah Tidak Ditutup
Mesir, satu-satunya negara selain Israel yang berbagi perbatasan dengan Jalur Gaza, telah menimbun bantuan di sisi perbatasannya. Bagaimanapun, truk-truk pengangkut bantuan tidak dapat menyeberang di tengah serangan udara masif Israel.
Pada Selasa (17/10), truk-truk pembawa bantuan dilaporkan bergerak lebih dekat ke persimpangan Rafah antara Mesir dan Gaza dari Kota al-Arish di Mesir. Tetap saja, mereka tidak bisa memasuki Gaza karena belum adanya kesepakatan soal bantuan.
Sebelum kunjungan Biden ke Israel pada Rabu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Israel dan mengaku bahwa dia telah mencapai kesepakatan dengan Israel untuk mengembangkan rencana pengiriman bantuan ke Gaza. Namun, jangka waktunya tidak jelas.
Mesir telah menuturkan bahwa penyeberangan Rafah, yang merupakan jalur vital sebelum pertempuran dan kini menjadi rute penting untuk pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan, belum ditutup secara resmi. Namun, itu tidak dapat dioperasikan karena serangan udara Israel di sisi Gaza.
Advertisement
Mesir Konfirmasi Pengiriman Bantuan via Rafah
Mesir dalam perkembangan terbaru mengonfirmasi bahwa jalur bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan ke Jalur Gaza akan melintasi penyeberangan Rafah.
"Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Presiden Joe Biden telah menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan ke Jalur Gaza melalui terminal Rafah," ungkap juru bicara Kepresidenan Mesir Ahmed Fahmy, seperti dilansir BBC.
Bantuan tersebut akan dikoordinasikan oleh otoritas terkait di kedua negara dengan kelompok kemanusiaan internasional, di bawah pengawasan PBB.
Desakan agar mengizinkan koridor bantuan aman juga disuarakan oleh penyerang Liverpool yang merupakan warga negara Mesir Mohammed Salah. Dia mendesak para pemimpin dunia bersatu mencegah pembantaian lebih lanjut terhadap jiwa-jiwa tidak berdosa di tengah perang Hamas Vs Israel.
Salah menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan ke Gaza harus diizinkan segera.
"Warga Gaza sangat membutuhkan makanan, air, dan pasokan medis ... Kemanusiaan harus menang," tulis Salah di X alias Twitter.