Produksi Nikel Vale Indonesia Naik 17,62 Persen hingga Kuartal III 2023

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memproduksi 17.953 metrik ton dalam matte pada kuartal III 2023. Realisasi ini meningkat 2,51 persen dari 17.513 metrik ton dalam matte.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 19 Okt 2023, 12:43 WIB
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berhasil memproduksi nikel dalam matte sebesar 51.644 metrik ton hingga kuartal III 2023.(Foto: tangkapan layar/laman Vale Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berhasil memproduksi nikel dalam matte sebesar 51.644 metrik ton hingga kuartal III 2023. Angka tersebut meningkat 17,62 persen dari sebelumnya 43.907 metrik ton pada periode yang sama tahun lalu. 

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menuturkan, Perseroan memproduksi 17.953 metrik ton dalam matte pada kuartal III 2023. Realisasi ini meningkat 2,51 persen dari 17.513 metrik ton dalam matte pada periode sembilan bulan pertama 2022. 

Dengan demikian, ia mengaitkan hasil positif ini dengan strategi pemeliharaan yang telah diterapkan sebelumnya.

“Kegiatan pemeliharaan skala besar yang direncanakan berhasil diselesaikan pada semester pertama tahun 2023," ujar dia dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (19/10/2023.

Dikombinasikan dengan keandalan aset perusahaan yang baik, hal ini berkontribusi pada peningkatan produksi. Peningkatan ini tidak lepas dari keberhasilan kembalinya Furnace 4 ke performa optimalnya setelah menjalani pembangunan kembali tahun lalu.

"Kami tetap optimis untuk mencapai target produksi setahun penuh pada tahun 2023, yaitu sekitar 70.000 ton," ujar dia.

Pada perdagangan Kamis, 19 Oktober 2023 pukul 11.10 WIB, saham INCO merosot 1,74 persen ke posisi Rp 5.650 per saham. Saham INCO dibuka stagnan Rp 5.750 per saham. Saham INCO berada di level tertinggi Rp 5.775 dan terendah Rp 5.625 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.533 kali dengan volume perdagangan 21.772 saham. Nilai transaksi Rp 12,4 miliar.


Vale Indonesia Kantongi Laba Setara Rp 2,54 Triliun pada Semester I 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya diberitakan, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, Vale Indonesia membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023), perseroan membukukan pendapatan USD 658,97 juta atau sekitar Rp 9,93 triliun (kurs Rp 15.067,50 per USD).

Pendapatan itu naik 16,73 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 564,54 juta. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi USD 438,49 juta dari USD 356,31 juta pada Juni 2022. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 5,88 persen menjadi USD 220,47 juta pada semester I 2023, dibanding semester I 2022 yang tercatat sebesar USD 208,22 juta.

"Pendapatan Grup meningkat 17 persen pada semester I 2023, terutama karena volume pengiriman yang lebih tinggi sebesar 6.208 t pada periode ini. Namun demikian, beban pokok pendapatan Grup juga meningkat dari USD 356,3 juta pada semester I 2022 menjadi USD 438,4 juta pada semester I 2023, terutama disebabkan oleh konsumsi bahan bakar dan harga diesel yang lebih tinggi," ujar CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy.

 


Kinerja Laba

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Pada paruh pertama tahun ini, perseroan membukukan laba usaha USD 198,59 juta atau naik 1,57 persen dibandingkan posisi Juni 2022 sebesar USD 195,52 juta. Setelah dikurangi biaya keuangan dan beban pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 168,52 juta atau sekitar Rp 2,54 triliun.

Laba ini naik 12 persen dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu sebesar USD 150,46 juta. ”Kami berhasil mempertahankan laba positif berkat kelancaran pelaksanaan operasi kami,” imbuh Febriany.

Dari sisi aset perseroan hingga 30 Juni 2023 tercatat sebesar USD 2,81 miliar, naik dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar USD 2,66 miliar. Liabilitas ikut naik menjadi USD 345,85 juta dari USD 303,34 juta pada Desember 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas hingga 30 Juni 2023 naik menjadi USD 2,43 miliar dari USD 2,35 miliar per akhir tahun lalu.

 


Produksi Vale Indonesia

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, emiten produsen nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat produksi 16.922 metrik ton nikel dalam matte pada kuartal II 2023.

Pada kuartal II 2023 dan semester I 2023, volume produksi nikel dalam matte INCO masing-masing lebih tinggi sekitar 35 persen dan 28 persen bila dibandingkan dengan realisasi produksi kuartal II 2022 dan semester I 2022. Hal ini terjadi lantaran INCO melaksanakan pembangunan fasilitas Furnace 4 pada tahun lalu.

Sebagai bagian dari strategi pemeliharaan, Vale Indonesia memulai proses shutdown di fasilitas Reduction Kiln 1 dan Furnace 1 pada Juni 2023. Tahap shutdown ini ditargetkan selesai pada Juli 2023.

Secara keseluruhan, berkat perbaikan atap Furnace 2 yang sukses pada kuartal I-2023 dan kegiatan operasional yang berjalan lancar, INCO mampu melampaui target volume produksi untuk kuartal II-2023.

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menyatakan, rasa bangga dan berterima kasih atas pencapaian kinerja perusahaan sejauh ini. 

"Kami sangat berharap seluruh karyawan di Perseroan dapat terus melanjutkan kerja kerasnya," ujar dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/7/2023).

Manajemen INCO pernah menyebut target produksi nikel dalam matte perusahaan pada 2023 dapat mencapai 70.000 ton.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya