50 Blok Migas Dikembalikan ke Negara, 11 Blok Simpan Potensi

Pemerintah memutuskan untuk melakukan terminasi atau mengembalikan 50 kontrak kerja sama blok Minyak dan Gas (migas) ke negara.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Okt 2023, 12:40 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memutuskan untuk melakukan terminasi atau mengembalikan 50 kontrak kerja sama blok Minyak dan Gas (migas) ke negara. Sebelas blok di antaranya berasal dari blok migas non konvensional (MNK), biasanya dikenal sebagai Shale Gas maupun Coalbed Methane (CBM) yang telah lama dikembangkan.

"Dari 50 blok terminasi, sebetulnya ada 11 unconvensional atau minyak non konvensional yang kita kenal dengan shale gas oil atau yang sekarang lebih banyak itu sebenarnya yang Coal bed Methane (CBM) yang sudah lama dikembangkan," terang Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam keterangan tertulis, Kamis (19/10/2023)

Pemanfaatan shale gas oil sendiri memerlukan teknologi khusus berupa seperti fracking atau fracturing, yang mahal dan menimbulkan risiko. Namun komoditas minyak ini yang membuat Amerika Serikat berubah dari importir minyak terbesar menjadi eksportir.

CBM atau gas metana sendiri merupakan sumber energi yang efisien dan bersih yang tersebar di Indonesia dan prospek untuk dikembangkan secara ekonomis.

Nilai kalor metana murni adalah 35,9 MJ/m3, yang setara dengan nilai kalor dari 1,2 kg batubara standar, sehingga manfaat dari sumber energi CBM digunakan tidak hanya mengurangi risiko produksi batubara, tetapi juga memperoleh energi bersih dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Tutuka menambahkan bahwa sebanyak 11 WK migas non-konvensional yang dikembalikan ke negara tersebut sebenarnya telah dikembangkan sejak lama. Namun, dia menganggap kurang prospektif untuk dilanjutkan ke tahap operasi.

"Sudah lama dikembangkan, tetapi ternyata banyak yang kurang prospektif, sehingga tidak dilanjutkan," tambahnya.

 


Geologis

Minyak dan Gas Bumi

Tutuka menjelaskan, berdasarkan pengalamannya, perhitungan tiap geologis akan berbeda-beda. Perhitungan seorang geologis sebelumnya tidak ada secara konseptual dari segi petrol sistem tapi di sisi yang lain bisa mengatakan ini masih prospektif.

"Bisa berbalik dikatakan tidak ada, tapi bisa juga besar. Masih perlu kita tunggu bagaimana tambahan data dari tim subservicenya melakukan kajian," jelasnya.

Harapannya, setelah dilakukan lagi kajian data oleh ahli yang memilki sisi pandang berbeda, dilelang lagi mampu menambah produksi migas nasional di kemudian hari.

"Terminasi ini harapannya dikerjakan kembali dengan tenaga yang baru, expert yang dari sisi pandang yang berbeda dengan tambahan data. Nah, kami sangat berharap ini bisa menambah produksi di kemudian hari," tutupnya. 


Tambahan Cadangan Migas Kuartal III 2023 Capai 543,67 MMBOE

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Penambahan cadangan minyak dan gas bumi (migas) sampai kuartal III 2023 mencapai 543,67 million barrels of oil equivalent (MMBOE). Berkaca dari realisasi tersebut, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yakin penambahan cadangan migas di tahun 2023 akan melampaui target.

Untuk diketahui, angka ini menunjukkan rasio penggantian cadangan migas atau reserves replacement ratio (RRR) sudah mencapai 84,6% dari target 100% hingga akhir 2023.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menjelaskan, penambahan cadangan migas sebesar 543,67 MMBOE berasal dari persetujuan 23 pengajuan Plan of Development (POD) dan sejenisnya dengan komitmen investasi yang diperoleh dari persetujuan 23 POD dan sejenisnya mencapai sekitar USD 9,82 miliar atau setara dengan Rp 147,3 triliun.

Secara keseluruhan, Benny menyampaikan pengajuan POD  dan sejenisnya di 2023 mencapai 48 usulan dengan potensi keseluruhan penambahan cadangan migas mencapai sekitar 960 MMBOE.

Benny menjelaskan bahwa dari 48 usulan POD dan sejenisnya, sebanyak 6 diantaranya membutuhkan insentif agar ekonomis dengan potensi penambahan cadangan migas mencapai sekitar 366,81 MMBOE. Sedangkan POD dan sejenisnya yang tidak membutuhkan insentif, memiliki potensi penambahan cadangan mencapai sekitar 593,79 MMBOE.

“Kami saat ini sedang mendiskusikan insentif-insentif yang dapat diberikan sehingga lapangan tersebut menjadi ekonomis dan potensi sebesar 366,81 MMBOE dapat di unclock dan diproduksi dimasa yang akan datang. Memperhatikan dukungan Pemerintah untuk industri hulu migas, kami optimis pembahasan insentif tersebut akan mendapatkan hasil yang positif”, terang Benny dalam keterangan tertulis, Rabu (18/10/2023).

“Hingga saat ini, kami memproyeksikan  pencapaian RRR di tahun 2023 bisa mencapai sekitar 149,5%, sehingga di tahun 2023 akan menjadi 6 (enam) tahun berturut-turut RRR capaiannya bisa diatas 100%. Secara rata-rata dari tahun 2018 hingga 2023 diperkirakan capaian RRR  secara rata-rata adalah sekitar 163%  yang menunjukkan SKK Migas berhasil meningkatkan RRR sekitar 63% lebih tinggi dari target”, terang Benny.

 


Giant Discovery

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Berdasarkan data SKK Migas, pencapaian RRR dalam rentang tahun 2013 sampai 2017 sekitar 64% dengan rincian RRR 2013 sebesar 74%, tahun 2014 sebesar 67%, tahun 2015 sebesar 60%, tahun 2016 sebesar 64% dan 2017 sebesar 55%. Sejak transformasi SKK Migas dilakukan di tahun 2019, maka hingga saat ini capaian RRR diatas 100%.

Hal ini menunjukkan transformasi hulu migas yang telah dituangkan dalam Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0 telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan daya saing industri hulu migas nasional.

Penemuan cadangan migas di Geng North dengan perkiraan awal discovered resources sebesar +/- 609 MMBOE (recoverable) tidak hanya tercatat sebagai penemuan terbesar ke-3 di dunia di tahun 2023. Penemuan tersebut juga akan meningkatkan rating investasi hulu migas di Indonesia serta daya tarik investor. Benny menyampaikan bahwa sebelum penemuan Geng North penilaian rating investor attractiveness yang diterbitkan oleh HIS Markit, posisi Indonesia telah meningkat dari 5,27 menjadi 5,4 di kuartal 1 2023.

Oleh karenanya, Benny optimis  rating investor attractiveness Indonesia akan meningkat lagi dan tentu saja akan mengerek peringkat Indonesia yang lebih baik dibandingkan saat ini yang masih berada di peringkat 9 di Asia Pasifik.

“Terkait penemuan Geng North, Wood Mackenzie pada publikasi di bulan Oktober 2023 telah menempatkan kembali Indonesia sebagai negara dengan potensi eksplorasi yang menjanjikan. Oleh karenanya, kami optimis kedepannya investasi eksplorasi akan semakin masif dan agresif”, ujar Benny.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya