Sustainable Living Jadi Benang Merah Seminar Internasional ke-3 yang Digelar Fakultas Sains dan Teknologi UT

ISST merupakan agenda rutin FST setiap tahunnya yang merupakan wadah bagi civitas akademik untuk mendiseminasikan produk akademik. Tahun ini, The 3rd International Seminar of Science and Technology (ISST) mengangkat tema Trends in Science and Technology for Sustainable Living.

oleh stella maris diperbarui 19 Okt 2023, 15:39 WIB
Sustainable Living Jadi Benang Merah Seminar Internasional ke-3 yang Digelar Fakultas Sains dan Teknologi UT.

Liputan6.com, Jakarta Universitas Terbuka (UT) menggelar seminar internasional yang merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian acara Dies Natalis Universitas Terbuka yang ke-39. Seminar internasional ini sekaligus menjadi agenda rutin tahunan Fakultas Sains dan Teknologi (FST). 

ISST merupakan agenda rutin FST setiap tahunnya yang merupakan wadah bagi civitas akademik untuk mendiseminasikan produk akademik. Tahun ini, The 3rd International Seminar of Science and Technology (ISST) mengangkat tema Trends in Science and Technology for Sustainable Living.

"Sustainable Living itu memiliki arti yaitu mengadopsi pilihan dan praktik gaya hidup yang dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat, dengan memastikan keselarasan hidup untuk bangsa dan generasi masa depan. Maka dari itu, dengan adanya seminar internasional ini, saya berharap kita bersama-sama dapat mengeksplorasi tren ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengimplementasikan hal yang berkaitan dengan sustainable living," ujar Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat dalam sambutannya, Kamis (19/10). 

Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat.

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Subekti Nurmawati juga mengatakan bahwa fokus ISST yaitu sustainable living sesuai dengan tujuh program studi yang ada di UT, yaitu Matematika, Statistika, Biologi, Agribisnis, Perencanaan Wilayah dan Kota, Sistem Informasi dan Teknologi Pangan. Lebih lanjut Nurma mengatakan, topik-topik yang diangkat dalam seminar tak lepas dari 'DNA' setiap program studi yang ada di UT. 

Berkaitan dengan ISST, Ketua Panitia The 3rd ISST, Ernik Yuliana menjelaskan bahwa seminar internasional ini juga menjadi wadah bagi para dosen FST pada khususnya dan dosen UT pada umumnya, untuk sharing knowledge dari hasil penelitian yang dilakukan. 

"Tentunya hal ini akan jadi ajang bagi dosen dan mahasiswa untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pemikiran mereka. Nantinya artikel-artikel yang masuk dan dipresentasikan di ISST akan dipublikasikan di prosiding terindeks fokus, namanya E3S (Environment, Energy and Earth Sciences). Kemudian artikel lainnya akan dipublikasikan ke prosiding ISST yang ber-ISSN," ujar Ernik. 

Dalam seminar internasional ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga memberikan sambutannya. Dia mengatakan bahwa topik yang diangkat dalam ISST ketiga ini sangat penting untuk dibahas bersama. Dalam industri pariwisata misalnya, sustainable living berkaitan dengan dekarbonisasi. 

Menparekraf Sandiaga Uno.

"Dekarbonisasi merupakan respon terhadap hal yang mendesak yang kita alami saat ini. Perlunya mengurangi jejak karbon dalam industri pariwisata ada dalam visi kami, yaitu pariwisata berkelanjutan. Kami juga menciptakan peluang dan mendukung setiap inisiatif berkelanjutan dan ramah lingkungan, agar Indonesia dapat menjadi pusat pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Asia Pasifik dan secara global. 

Untuk mendukung upaya yang dilakukan Pemerintah secara umum dan sebagai wujud nyata untuk mencapai hidup berkelanjutan, dalam seminar internasional ini, UT juga meluncurkan buku yang berjudul Trends in Science and Technology for Sustainable Living. Buku yang terdiri atas 20 judul artikel dengan mengusung berbagai topik sesuai bidang ilmu di FST UT ini merupakan hasil karya dosen-dosen di FST UT.  

The 3rd International Seminar of Science and Technology (ISST).

Selain peluncuran buku, seminar ini juga menampilkan pembicara dari berbagai institusi pendidikan kelas dunia yang hadir langsung di UTCC seperti Prof. Panuwat Suppakul dari Kasetsart University, Thailand yang membahas tentang tren kemasan makanan cerdas untuk kehidupan berkelanjutan. Selain itu juga hadir secara daring, Prof. Erika Hausenblas dari Montanuniversität Leoben, Austria, kemudian Robert Smith, Director of Higher Education and eResearch Microsoft APAC, dan Prof. Deden Rukmana dari Alabama University. Dari Indonesia sendiri, terdapat akademisi yaitu Dr. Vita Elysia, S.T., M.Sc. dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FST UT.

Sekadar informasi, seminar yang diselenggarakan secara hybrid ini, dihadiri oleh sekitar 108 pemakalah, dengan 35 di antaranya akan hadir secara luring di gedung Universitas Terbuka Convention Centre (UTCC) dan 73 secara daring melalui media zoom dan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta. Kegiatan disiarkan secara langsung oleh channel Youtube Universitas Terbuka.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya