Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) Chandra Hamzah menilai tindakan fraud atau kecurangan yang berujung pada korupsi di perusahaan bisa dicegah. Caranya, melalui kerja komite audit yang optimal.
Chandra mengatakan, seharusnya komite audit perusahaan bisa mendeteksi sejak dini tingkat risiko dari aksi korporasi yang dilakukan perusahaan. Maka, komite audit memiliki peran dan tugas yang cukup penting menunjang kinerja perusahaan.
Advertisement
"Ya, harusnya Komite Audit, saya nggak mau sebut spesifikas gitu ya. Tetapi harusnya Komite Audit mampu melakukan deteksi dini terhadap tingkat risiko yang ada," kata dia usai Konferensi Nasional IKAI, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (19/10/2023).
"Jadi beginilah, harusnya kejadian ini, kejadian fraud itu harusnya nggak ada, kalau Komite Audit bisa melakukan analisa bahwa ada titik-titik rawan dalam bisnis proses," sambung Komisaris Utama BTN ini.
Dia menyebut, beberapa aspek bisa jadi target pengawasan komite audit. Misalnya, pada sisi pengadaan dan mengidentifikasi titik-titik rawan penyelewengan.
"Misalnya ada titik rawan dalam pengadaan, titik rawan dalam proses apapun, titik-titik rawan itu harusnya bisa diidentifikasi oleh Komite Audit yang mempunyai (kewenangan) dan kemudian melalui dewan komisaris memberikan nasihat kepada direksi bahwa titik rawan, 'tolong diantisipasi, tolong diperkuat', bukan ditutup ya, diperkuat," jelasnya.
Dia mengambil kesimpulan, jika terjadi penyelewengan pada suatu aksi korporasi, maka bisa dibilang kalau audit internal tidak berjalan.
"Jadi kalau banyak fraud, berarti internal auditnya nggak jalan, compliance nya nggak jalan, committee auditnya nggak jalan. Kan ada tiga ini ya, jadi kalau kita jadi fraud, compliance nya nggak jalan, committee auditnya nggak jalan, internal auditnya juga," paparnya.
OJK: Komite Audit Punya Peran Penting
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada peningkatan jumlah perusahaan di bursa saham. Hingga Oktober 2023 jumlahnya mencapai 983 perusahaan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan jumlah itu mengalami peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
"Per 16 Oktober 2023, jumlah emiten dan perusahaan publik sudah mencaai 983 perusahaan. Meningkat sangat pesat dibandingkan dengan tahun 2022 yang masih mencapai 918 perusahaan, di 2021 dan tentunya masih dibawah capaian 2022 hanya 855 perusahaan. Jadi perkembangannya ini sangata pesat sekali," ungkapnya dalam Konferensi Nasional Ikatan Komite Audit Indonesia, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Inarno mengaku senang karena peningkatan jumlah emiten itu dibarengi dengan pengawasan dari setiap komite audit di masing-masing perusahaan. Dengan adanya pengawasan dari komite audit, diharapkan mampu menopang kinerja perusahaan.
"Namun demikian, dalam perkembangannya kedepan masih diperlukan evaluasi dari sisi kompetensi dna substansi pelaksanaan tugas dari komite audit. Evaluasi terhadap hal tersebut menajdi penting dna merupakan kewajiban dari masing-masing emiten dna perusahaan publik," bebernya.
Advertisement
Anggota Komite Audit
Sebagai perannya terhadap pengawasan kinerja perusahaan, Inarno menitikberatkan pada pemilihan dari komite audit tadi. Menurutnya, anggota komite audit yang bisa menjamin kinerja perusahaan.
"Pemilihan anggota komite audit jadi kunci yang sangat penting. Dengan pertimbangan bahwa anggota komite audit nantinya harus mampu memberikan kontribusi pada pengembangan dan pengawasan tata kelola emiten dan perusahaan publik," urainya.
"Eksistensi komite audit yang kredibel di pasar modal menjadi suatu yang penting karena komite audit punya peran sugnifikan dan merupakan salah satu fondasi utama dari pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik di emiten dan perushaan publik," sambung Inarno.
Pastikan Laporan Akurat
Lebih lanjut, Inarno mengatakan, komite audit perusahaan harus bisa memastikan laporan keuangan dan informasi keuangan bisa akurat. Tak cuma itu, komite audit juga perlu memastikan laporan tersebut transparan.
"Komite audit harus memastikan laporan tersebut tidak hanya akurat tetapi juga transparan serta diaudit oleh akuntan yang direkomendasikan oleh komite audit," kata dia.
"Hal ini menjadi snagat peting untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa informasi didlaam laporan keuangan yang mereka terima adalah informasi yang dapat dipercaya," tambah Inarno Djajadi.
Advertisement