Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Status Survei Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, kabupaten Lombok Utara memiliki angka prevalensi stunting di 35,9% dan secara keseluruhan, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berada di angka 32,75. Angka prevalensi tersebut terbilang tinggi dan menjadikan NTB sebagai salah satu dari 12 provinsi prioritas penurunan stunting.
Berkaitan dengan itu, Plt. Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Nursodik Gunarjo berharap agar generasi muda di NTB ikut serta dalam menurunkan angka prevalensi stunting.
Advertisement
"Generasi muda sebagai calon orang tua di masa depan serta sebagai agent of change perlu mengetahui bagaimana cara mencegah stunting sejak awal," ujarnya dalam forum diskusi Genbest Talk bertema “Atasi Stunting, Pahami Sanitasi dan Nutrisi Penting” di Lombok Utara, Kamis (19/10/2023).
"Anak muda dapat memulai dari hal yang sederhana, yakni memenuhi kebutuhan nutrisi seimbang dan menjaga sanitasi," imbuh Nursodik.
Selain itu, dirinya pun menyinggung bahwa harapan Jokowi agar Indonesia di tahun 2024 angka stunting turun dari 21,6% di tahun 2022 menjadi 14%.
"Ini tentu saja pekerjaan berat bagi kita, kalau tidak didukung oleh adik-adik generasi muda. Kunciannya ada di generasi muda terutama adik-adik yang sebentar lagi akan menjadi calon pengantin,” tekan Nursodik.
Pentingnya Nutrisi Seimbang
Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes menjelaskan bagaimana pentingnya mengetahui dan menerapkan nutrisi seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Dirinya menyoroti bagaimana anak-anak muda saat ini menyukai minuman manis, padahal mengonsumsi minuman manis berlebihan tidak baik bagi kesehatan.
“Kalau remaja mengonsumsi minuman manis secara berlebihan maka pada akhirnya pada saatnya hamil nanti berisiko mengalami kesulitan-kesulitan saat kehamilan nanti, misalnya morning sickness, diabetes gestasional, dan preeklamsia," jelasnya.
"Nanti kalau begitu akan beresiko melahirkan bayi stunting,” imbuh Dr. Rita.
Oleh karena itu, dirinya membeberkan bahwa salah satu cara untuk mendapatkan nutrisi penting yang baik bagi calon pengantin adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi protein, serat, mineral, dan vitamin.
"Sebaiknya mengonsumsi gula dan lemak secukupnya, yakni untuk gula dua sendok makan atau 26 gram per hari," beber Dr. Rita.
Advertisement
Pentingnya Jaga Sanitasi
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara, dr. Abdul Kadir mengatakan bahwa pentingnya menjaga sanitasi yang baik untuk mencegah stunting. Salah satunya adalah dengan meminum air yang sudah dimasak. Ia menceritakan bagaimana pola minum orang-orang di daerahnya yang langsung meminum air dari sumber mata air, baik sumur maupun keran.
"Hal ini karena masyarakat menganggap bahwa air tersebut lebih segar. Padahal, Dinas Kesehatan Kab. Lombok Utara telah mensosialisasikan agar tidak meminum air mentah," katanya.
"Namun, di lapangan seringkali tidak terlaksana karena masih adanya kebiasaan di masyarakat untuk meminum air mentah," jelas dr. Abdul Kadir.
Oleh karena itu, dirinya mengingatkan agar air mentah harus dimasak terlebih dahulu agar tidak ada bakteri yang mendendap di dalamnya.
“Kalau jaman dulu bersih mungkin ya, dari gunung sudah bersih dan segar. Tapi sekarang, orang buang air besar di sana sumurnya dekat dengan septic tank. Bagaimana kita meyakinkan bahwa air tersebut bebas dari E.Coli? Oleh karena itu, air mentah itu harus dimasak. Tolong melalui ini, mari cegah stunting dengan minum air yang sudah dimasak,” ujar dr. Abdul Kadir.
(*)