Liputan6.com, Bandung - Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day diperingati pada 20 Oktober setiap tahunnya. Peringatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan tulang untuk terhindar dari penyakit osteoporosis.
Osteoporosis sendiri merupakan penyakit yang terjadi karena berkurangnya kepadatan tulang dan menyebabkan tulang menjadi keropos dan mudah retak atau patah. Kondisi osteoporosis juga jarang menimbulkan gejala sehingga baru disadari ketika penderitanya mengalami cedera.
Advertisement
Seseorang yang mengalami penyakit osteoporosis mempunyai penurunan dalam kemampuan regenerasi tulangnya. Selain itu, terjadi ketidakmampuan mengatur kandungan mineral di dalam tulang.
Dalam kasus yang berat seseorang yang mengalami osteoporosis berat bisa mengalami cedera tulang dengan cepat. Misalnya saja ketika batuk atau bersin yang terjadi berulang kali bisa menyebabkan keretakan pada tulang rusuk atau tulang belakangnya.
Penyakit osteoporosis sering kali dialami oleh wanita dewasa yang memasuki masa menopause. Namun, perlu diketahui anak-anak dan orang dewasa muda bisa saja mengalami penyakit tersebut.
Melansir dari Kemenkes RI, osteoporosis terbagi menjadi dua jenis kondisi yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer merupakan kondisi penurunan kepadatan tulang pada wanita yang memasuki masa menopause dan lansia.
Kondisi tersebut terjadi karena menurunnya hormon estrogen di usia lanjut sehingga memicu pengeroposan tulang. Adapun jenis osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang dipicu karena penyakit atau kondisi lain misalnya efek samping operasi atau pemberian obat-obatan.
Sejarah Hari Osteoporosis Sedunia
Melansir dari National Today, peringatan Hari Osteoporosis Sedunia atau World Osteoporosis Day merupakan peringatan tahunan setiap 20 Oktober. Peringatan ini ternyata sering diselenggarakan oleh organisasi bernama International Osteoporosis Foundation (IOF).
Organisasi tersebut hadir untuk mendidik masyarakat terkait penyakit tulang salah satunya osteoporosis. Diketahui, osteoporosis merupakan penyakit tulang yang membuat penderitanya mempunyai tulang yang lemah dan rapuh hingga membuat gerakan sekecil apapun bisa memberikan dampak besar.
Peringatan hari osteoporosis awalnya dimulai di Inggris dan mendapatkan dukungan dari Komisi Eropa. Saat itu Hari Osteoporosis Sedunia menjadi proyek dari Perhimpunan Osteoporosis Nasional Inggris di United Kingdom pada 20 oktober 1996.
Pada 1997 International Osteoporosis Foundation (IOF) menggelar Hari Osteoporosis Sedunia. Kemudian, pada tahun 1998 dan 1999 Organisasi kesehatan Dunia (WHO) mulai mensponsori acara tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran terkait penyakit osteoporosis.
Advertisement
Tema Hari Osteoporosis Sedunia 2023
Melansir dari situs worldosteoporosisday.org, pada tahun ini tema peringatannya bertajuk ‘Build Better Bones’ atau ‘Membangun Tulang Lebih Baik’. Tahun ini peringatannya mengkampanyekan pada hal-hal mendasar dalam membentuk kesehatan tulang.
Mulai dari pentingnya menjaga kesehatan untuk menjaga berat badan yang sehat, olahraga, mengonsumsi vitamin D, hingga menghindari konsumsi alkohol atau merokok. Sehingga pesan utama dalam tema tahun ini untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat dalam menjaga tulangnya.
Selain itu, masyarakat juga harus memahami bagaimana membangun tulang yang lebih baik dengan mendapatkan asupan yang bernutrisi dan olahraga yang rutin. Karena menjaga tulang yang ada di dalam tubuh hanya bisa dilakukan oleh diri sendiri.
Dengan tema tersebut diharapkan bisa membuat banyak orang jauh lebih sadar dan memahami penyakit osteoporosis. Temanya juga digunakan dalam acara-acara, kampanye sosial media, dan pertemuan-pertemuan lainnya untuk membahas penyakit osteoporosis.
Apa itu Osteoporosis?
Melansir dari situs resmi Kemenkes RI, penyakit osteoporosis adalah sebuah kondisi ketika seseorang mempunyai tulang yang menjadi lemah dan rapuh. Kondisi tersebut mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya patah atau retak pada tulang.
Penyakit osteoporosis tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala yang khusus terlihat secara langsung. Sering kali penderitanya baru menyadari penyakit tersebut usai mengalami rasa sakit pada tulangnya karena retak dan kondisi lainnya.
Karena hal tersebut penyakit Osteoporosis juga sering disebut sebagai silent disease karena tidak menunjukan gejala-gejala khusus. Adapun seseorang yang berisiko mengalami penyakit ini adalah orang-orang yang mengonsumsi alkohol, merokok, BMI yang kurang, kekurangan gizi, kurang berolahraga, menopause, dan masih banyak lagi.
Maka dari itu dengan adanya peringatan Hari Osteoporosis Sedunia diharapkan bisa membuat masyarakat sadar dan lebih memahami penyakit ini. Sehingga bisa mencegahnya dengan membangun tulang yang kuat sejak dini.
Advertisement