Austindo Nusantara Jaya dan SUN Energy Kolaborasi Kembangkan Sistem PLTS, Reduksi 422 Ton Karbon

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menargetkan untuk mencapai nol emisi karbon pada 2030 dengan mengurangi pemakaian sumber energi fosil sebesar 20 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 20 Okt 2023, 11:39 WIB
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melalui anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) mengembangkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melalui anak usahanya PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), yang berlokasi di Jember, Jawa Timur berkolaborasi dengan SUN Energy untuk mengembangkan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dipasang di atap pabrik GMIT yang memproduksi edamame berkualitas tinggi.

Sebagai perusahaan pangan berbasis agribisnis yang berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Austindo Nusantara Jaya memiliki visi untuk menjadi perusahaan pangan berbasis agribisnis berkelas dunia yang meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan alam. 

Pada 2030, Perseroan menargetkan untuk mencapai Nol Emisi Karbon, mengurangi pemakaian sumber energi fosil sebesar 20 persen, serta meningkatkan portofolio penggunaan energi terbarukan hingga lebih dari 65 persen pada 2025.

Adapun sistem PLTS Atap yang dipasang di atap gedung GMIT diperkirakan mampu menyuplai 15 persen kapasitas listrik di kawasan operasional, sekaligus mampu mereduksi emisi karbon sebesar 422 ton setiap tahun. Hal ini sejalan dengan komitmen ANJ untuk mengoptimalisasi energi terbarukan dalam mendukung kegiatan operasionalnya.

Direktur Utama GMIT Imam Wahyudi menuturkan, kehadiran sistem PLTS menjadi salah satu implementasi konkret dari strategi untuk mengintegrasikan aspek ESG (Environment Social Governance) ke dalam proses bisnis yang telah dicanangkan oleh perusahaan. Di tengah urgensi perubahan iklim yang saat ini dihadapi, Grup ANJ membuktikan bahwa sektor agribisnis dapat berperan dalam mengurangi dampak terhadap lingkungan, yakni mengoptimalisasi sumber energi terbarukan.

"Melalui kolaborasi ini, kami berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca, sekaligus mengurangi biaya energi dalam jangka panjang. Proyeksi penurunan emisi karbon adalah sekitar 422 Ton CO2 setiap tahunnya yang setara dengan 13.122 pohon,” ujar Imam dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (20/10/2023).

Komitmen serta gagasan yang dicanangkan oleh Grup ANJ disambut baik oleh SUN Energy sebagai perusahaan pengembang PLTS.

 

 

 


Tren Implementasi PLTS

Ilustrasi PLTS.

Deputy CEO SUN Energy Dion Jefferson mengatakan, pihaknya melihat peningkatan tren implementasi PLTS khususnya di Jawa Timur. Instalasi PLTS di PT Gading Mas Indonesia Teguh ini turut memperlihatkan bahwa PLTS kian diminati dan dapat bekerja secara efisien di berbagai sektor industri, termasuk sektor agribisnis. 

"SUN Energy terus mendorong perusahaan ritel lainnya untuk meningkatkan proporsi penggunaan energi terbarukan melalui energi surya sehingga setiap produk yang dikonsumsi oleh masyarakat bisa diakui sebagai produk yang diproduksi dari sumber energi ramah lingkungan,” kata Dion.

Ke depan, SUN Energy melihat peluang besar bagi pemerintah dan para pelaku industri untuk dapat mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan sumber energi terbarukan dan produk ramah lingkungan melalui simbol atau ikon pada label pangan produk kemasan. Misalnya, ikon daur ulang, tempat sampah, sertifikasi, yang menjelaskan informasi dasar mengenai kualitas, keberlanjutan, dan cara menggunakannya. 

"Jika masyarakat terbiasa melihat ikon energi ramah lingkungan, masyarakat jadi lebih familiar dengan pemanfaatan energi surya. Kami juga berharap masyarakat dapat mengapresiasi produk ramah lingkungan serta mengajak lebih banyak orang untuk peduli lingkungan,” tandasnya.

 

 


Austindo Nusantara Jaya Pasok Edamame ke India

Sumber: Freepik

Sebelumnya diberitakan, emiten pangan berbasis agribisnis, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) melalui anak usahanya, PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) berkomitmen untuk mengembangkan industri edamame di Indonesia dan memperluas pasar ekspornya.

Sebagaimana diketahui, GMIT meraih capaian baru dalam ekspor edamame pada kuartal II 2023, setelah mengekspor Edashi dan mukimami (edamame kupas) ke India pada Mei dan Juli 2023. Edashi adalah brand edamame produksi PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), anak usaha ANJ yang berlokasi di Jember, Jawa Timur

Adapun volume penjualan edamame beku merk Edashi selama tujuh bulan pada 2023 telah tumbuh 7 kali lipat dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Direktur Utama Gading Mas Indonesia Teguh Imam Wahyudi menyatakan dengan capaian ini, Austindo Nusantara Jaya membuktikan komitmen perusahaan untuk memproduksi pangan berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga memberdayakan petani lokal melalui kolaborasi yang berkelanjutan.

"Kami bangga dapat kembali mengekspor edamame ke India. Langkah besar ini bukanlah yang pertama kali bagi GMIT. Pada Maret 2021, kami memulai ekspor edamame beku ke Jepang, membuktikan kualitas produk kami mampu memenuhi persyaratan ketat pasar internasional," kata Imam dalam keterangan resminya, Senin (4/9/2023).

Menurut ia, India merupakan pasar yang potensial untuk produk edamame Indonesia dengan meningkatnya permintaan konsumen India akan produk-produk makanan sehat. Dengan demikian, ia yakin bahwa produk edamame Indonesia memiliki potensi tinggi untuk menembus pasar global. 

"Kami berharap bahwa capaian ini akan menjadi awal dari langkah-langkah lebih lanjut dalam meningkatkan ekspor edamame berkualitas tinggi, serta berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional," kata dia.

 


Bidik Malaysia dan Singapura

Ilustrasi kacang edamame (iStockphoto)

Ke depan, perusahaan akan melakukan penetrasi pasar ke negara-negara di Eropa dan kawasan Timur Tengah. Selain itu, pasar Asia juga masih menjadi sasaran utama. Selain Jepang, tentu perusahaan akan melakukan perluasan ke Singapura dan Malaysia.

Dengan lokasi pabrik seluas 1,7 Ha yang telah dilengkapi dengan fasilitas modern, GMIT memproduksi edamame berkualitas tinggi dan memiliki kapasitas produksi terpasang 8.000 ton per tahun produk sayuran beku dengan kapasitas proses Individual Quick Freezing sebesar 3 ton per jam.

Dalam kegiatan operasionalnya, GMIT menggunakan model kolaborasi, memberikan pelatihan agronomi, serta pendampingan di lapangan kepada petani setempat di Jember, Jawa Timur untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil dan kualitas edamame.

Asal tahu saja, produk edamame yang dihasilkan oleh GMIT telah menjalani proses kontrol kualitas yang sangat ketat, sesuai dengan standar internasional dan nasional. Berbagai sertifikasi bergengsi seperti BRC, ISO 22000, Kosher, FDA, BPOM, dan sertifikasi Halal MUI telah dimiliki GMIT, yang merefleksikan jaminan keamanan dan kualitas produk yang dihasilkan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya