Liputan6.com, Jakarta Ganjar Pranowo dan Mahfud Md mulai berkunjung ke berbagai program dalam rangka menyampaikan banyak hal setelah keduanya bersatu sebagai capres dan cawapres untuk Pemilu 2024. Salah satu kunjungan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md adalah ke program yang digagas Najwa Shihab.
Salah satu hal yang disampaikan oleh Ganjar Pranowo dan Mahfud Md terkait hal di luar lingkar koalisi, yakni keputusan besar Mahfud Md sebelum dipinang PDIP menjadi wakil presiden Ganjar Pranowo. Sang Menkopolhukam rupanya sempat diajak menjadi cawapres untuk Anies Baswedan.
Advertisement
Mahfud Md bercerita bahwa tawaran menjadi cawapres untuk Anies Baswedan datang setelah ia dihampiri oleh Ketua PKS Ahmad Syaikhu. Tak sendiri, Ketua PKS datang beramai-ramai saat mengunjunginya demi menyampaikan tawaran itu.
Namun secara tegas, Mahfud Md menolak permintaan itu. Bukan tanpa alasan atau karena ada permasalahan pribadi, Mahfud Md mengaku tak ingin dirinya dituduh sebagai biang kerok andai koalisi pengusung Anies Baswedan pecah di masa depan.
Mahfud Md Sempat Dihampiri Ketua PKS
Rupanya, perkiraan Mahfud Md tak keliru. Kini salah satu partai politik di koalisi Anies Baswedan telah pindah ke koalisi Prabowo Subianto.
"Saya kan sudah dihubungi oleh mereka, waktu itu. Bahkan ketua parpol yang hubungi saya, Pak Syaikhu. Dia bilang, 'Pak Mahfud, kami menjajaki, cari orang nih, kami kan punya hak nanti untuk mengusulkan nama. Mau enggak Pak Mahfud dipasangkan dengan Pak Anies?'" ujar Mahfud dalam program Mata Najwa yang diunggah ke kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (19/10/2023).
"Saya langsung bilang enggak, bukan saya ada masalah dengan Anies. Partai Anda nanti pecah. Karena kalau Anda bawa saya ke sana, nanti satu partai, Partai Demokrat bisa lari dari tempat Anda. Lalu yang dituduh saya yang memecah-belah. Padahal tugas saya menjaga," sambungnya.
Advertisement
Alasan Lain yang Membuat Mahfud Md Merasa Kurang Cocok dengan Anies Baswedan
Selain itu, Mahfud Md menyampaikan alasan lain yang membuatnya merasa kurang cocok dengan Anies Bawedan. Salah satunya adalah politik identitas yang masih sangat kental, sementara Mahfud Md tak seperti itu.
"Pada tawaran itu tapi tidak kepada Anies melainkan kepada Pak Syaikhu Ketua PKS yang waktu datang ke tempat saya beramai-ramai," ucap Mahfud Md.
"Misalnya saya dengan Anies kenapa waktu itu saya menolak, mungkin citra penggunaan politik identitas itu belum banyak hilang," sambungnya.
Membuat Mahfud Md Tak Klop Jika Berbicara di Depan Publik
Mahfud juga menyampaikan bahwa ia citra yang melekat pada diri Anies Baswedan membuatnya kurang klop jika berbicara di depan publik.
"Sehingga tidak mudah menjelaskannya, bagi saya. Mungkin tidak benar, tapi itu kan citra yang ada di publik," terang Mahfud Md.
Advertisement