Liputan6.com, Jakarta - Chiba menjadi kota pertama di Jepang yang menguji coba teknologi yang memungkinkan mobil listrik mengisi ulang daya baterai secara nirkabel saat dikendarai di jalan umum.
Dilansir dari Nikkei Asia, eksperimen ini berlangsung di Kashiwa melalui kemitraan yang mencakup Universitas Tokyo, produsen ban Bridgestone, produsen suku cadang mobil NSK dan Denso, grup real estat Mitsui Fudosan, dan Universitas Chiba.
Advertisement
Kumparan pengisian daya telah tertanam di permukaan jalan di depan sinyal lalu lintas, di mana kendaraan listrik memiliki kesempatan untuk memperlambat laju dan mengisi ulang daya.
Teknologi ini mirip dengan pengisian daya smartphone nirkabel. Pengisi daya yang tertanam di jalan hanya mengalirkan arus listrik setelah mendeteksi kendaraan.
Uji coba ini dijadwalkan akan berlangsung hingga Maret 2025 dan akan mencakup keselamatan, daya tahan, dan aspek-aspek lainnya.
Kashiwa menargetkan untuk memiliki bus antar-jemput otomatis dengan pengisian daya di jalan raya sekitar 2030.
"Kami mempromosikan pengembangan kota pintar di Kashiwanoha melalui kolaborasi publik-swasta-akademis," kata Wali Kota Kashiwa Kazumi Ota, merujuk pada lokasi pengujian.
Kurangnya stasiun pengisian daya telah menghambat penggunaan kendaraan listrik yang lebih luas bahkan ketika industri otomotif beralih ke elektrifikasi.
Beberapa pihak juga mengkhawatirkan akan terjadinya kekurangan baterai seiring dengan meningkatnya produksi kendaraan listrik.
Kota Percontohan
Jalan yang dialiri listrik akan memungkinkan mobil listrik bertahan dengan kapasitas baterai yang lebih kecil, sehingga berpotensi menghasilkan kendaraan yang lebih ringan dan mengurangi emisi karbon baik dari proses mengemudi maupun pembuatan baterai.
Kashiwa telah ditetapkan sebagai kota percontohan untuk percobaan sistem transportasi cerdas. Inisiatif pengisian daya di jalan raya ditangani oleh komite promosi ITS kota tersebut, dengan 61 organisasi mitra termasuk perusahaan-perusahaan swasta.
"Hasil eksperimen mobilitas kami di Kashiwa telah diakui," kata Naohiro Fujita dari divisi kebijakan transportasi kota.
Advertisement