Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memberikan edukasi mengenai empat pilar literasi digital kepada Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia Seri 2. Seri ini meliputi Konsil Kesehatan Masyarakat, Konsil Kesehatan Lingkungan, Konsil Kesehatan Tradisional, dan Konsil Teknik Biomedika.
Ketua Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI), Amirudin Supartono, dalam sambutannya berharap dengan adanya kegiatan edukasi seperti ini, tenaga kesehatan bisa mendapatkan pengetahuan mengenai literasi digital dan dapat menggunakannya dengan bijak dan bertanggung jawab.
Advertisement
Ia juga berharap pengetahuan yang didapat bisa digunakan untuk mendukung pembangunan di sektor kesehatan. Dukungan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nakes dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Saya berharap semoga pertemuan hari ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Kita bisa mendapatkan pengetahuan literasi digital dan dapat menggunakannya secara bijak dan bertanggung jawab. Ini berguna sekali dalam mendukung pembangunan di sektor kesehatan,” ujarnya dalam Webinar Literasi Digital kepada Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia Seri 2, yang diadakan secara luring di Aston Hotel Bekasi dan daring melalui live Youtube, pada Kamis (19/10).
Tenaga kesehatan adalah sumber daya di bidang kesehatan yang sangat strategis. Untuk itu, tenaga kesehatan yang memadai, kompeten, dan memiliki sikap profesional diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan dengan optimal.
Literasi digital menjadi harapan agar sumber daya manusia di sektor kesehatan kompeten dalam melaksanakan dan mendukung transformasi digital.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika Kemenkominfo, Boni Pudjianto menjelaskan upaya Kominfo dalam memberikan edukasi literasi digital, terutama di sektor pemerintahan.
“Ini adalah kerja kolaborasi dengan seluruh komponen masyarakat, seperti pendidikan, pemerintahan, termasuk TNI, Polri, dan tenaga kesehatan. Sesuai arahan Bapak Presiden, dengan adanya transformasi digital, kita harus berubah,” jelasnya.
Di akhir sambutannya, Boni berharap melalui kegiatan edukasi literasi digital ini, para tenaga kesehatan tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga bisa menerapkannya di lingkungan kerja.
“Kami mengharapkan kita semua dapat memperoleh pengetahuan, menerapkan dalam lingkup lingkungan kerja, menjaga code of conduct, dan yang terpenting tidak terjadi hal-hal yang melanggar aturan. Agar kita sebagai masyarakat makin bijak dan cakap digital,” tutupnya.
Literasi Digital: Hal yang Penting bagi Tenaga Kesehatan
Dengan teknologi yang terus berkembang dengan pesat, literasi digital telah menjadi hal yang semakin penting dalam profesi kesehatan.
Tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kesejahteraan dan keselamatan pasien. Kemampuan untuk memahami, mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi kesehatan digital dengan bijak merupakan kunci dalam memberikan perawatan yang berkualitas.
Literasi digital tidak hanya mengacu pada kemampuan teknis, tetapi juga pada kemampuan kritis untuk memilah informasi yang benar dan terpercaya dari berbagai sumber yang tersedia secara online.
Ketua Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI), Amirudin Supartono, menjabarkan beberapa hal yang menjadi manfaat literasi digital di bidang kesehatan, antara lain pemantauan pasien, komunikasi, riset dan edukasi, keamanan data, serta inovasi.
Namun, dengan semua manfaat itu, literasi digital tentu juga datang dengan berbagai tantangan. Risiko keamanan dan penyalahgunaan informasi menjadi dua hal yang perlu diwaspadai.
Untuk itu, peningkatan literasi digital bagi tenaga kesehatan penting untuk terus dilakukan. Selain itu, para tenaga kesehatan juga disarankan untuk berkolaborasi dengan tim, dan mengikuti pelatihan berkala untuk tetap relevan dalam dunia kesehatan yang berubah dengan sangat cepat.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.