Liputan6.com, Jakarta PGN menyiapkan diri dalam penyediaan tempat penyimpanan Liquified Natural Gas (LNG) Bunkering Services. Hal ini menjadi inovasi untuk menekan gas rumah kaca.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar mengatakan, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina tengah menggodog inisiatif strategis terkait LNG Bunkering Services yaitu LNG Bunkering Terminals dan LNG Bunkering Vessels.
Advertisement
“Saat ini, LNG merupakan pilihan terbaik sebagai alternatif bahan bakar untuk kapal laut dalam rangka penurunan emisi. Selain itu, terdapat ketersediaan infrastruktur LNG di Bontang yang terletak di rute ALKI II yang melintasi Selat Lombok menuju Selat Makasar, rute ini lebih efisien untuk pelayaran dari Australia ke Asia Timur dan sebaliknya," kata Achmad, di Jakarta, Jumat (20/10/2023).
LNG Bunkering Terminals
LNG Bunkering Terminals dirancang sejak Juli 2022 dengan skema shore-to-ship Bunkering. Adapun terminal yang berpotensi dikembangkan untuk inisiatif ini adalah Terminal LNG Bontang dan Terminal LNG Arun.
Sedangkan LNG Bunkering Vessels menerapkan skema ship-to-ship Bunkering. Inisiatif yang didesain pada Desember 2022 ini berpotensi dikembangkan di sejumlah titik pelabuhan di Batam, Tanjung Priok – Cilegon, Tanjung Perak, Bali – NTB, Makassar – Kaltim, dan Teluk Bintuni.
"Faktor kunci sukses untuk menyediakan LNG Bunkering adalah peran seluruh stakeholder untuk menciptakan sebuah shared commitment,” ujar Achmad.
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan alur yang ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Alur Laut ini ditetapkan untuk pelaksanaan Hal Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan konversi hukum international. Semua kapal dan pesawat udara asing yang melintas ke utara atau ke selatan, harus melintasi ALKI.
Rute Pelayaran Internasional
ALKI dibagi menjadi 3 yakni ALKI I, ALKI II, dan ALKI III. Seperti yang diungkapkan sebelumnya, ALKI II merupakan rute pelayaran internasional terpendek antara Australia dan Asia Pasifik, sehingga lebih efisien sekitar 17 persen.
Kondisi tersebut menjadi enabler untuk inisiatif LNG Bunkering di Terminal LNG Bontang sebagai alternatif yang berpotensi di Selat Malaka.
“Dengan kondisi peluang-peluang yang ada untuk LNG Bunkering Service, maka sinergi seluruh seluruh stakeholder sangatlah esensial. Tak terbatas dalam hal penyediaan LNG beserta infrastrukturnya. Tetapi juga terkait engine & fuel conversion pada kapal, certificate of compliences, legal & permits, hingga kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang supportif terhadap LNG Bunkering Services,” papar Achmad.
Achmad menambahkan, selain untuk menambah portofolio bisnis, PGN menjunjung tinggi nilai lebih dari LNG sebagai alternatif energi yang ramah lingkungan untuk bahan bakar kapal laut.
Lebih dari 85 persen komposisi LNG adalah metana (CH4) yang memiliki karbon terendah. Maka LNG Bunkering services diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan gas bumi menuju pencapaian target NZE 2060 dan menghadapi perubahan iklim.
Advertisement
Pipa BBM Sepanjang 81,5 Km dari Semarang ke Boyolali Dibangun
Subholding Pertamina berkolaborasi dalam memperkuat ketahanan energi di Jawa Tengah, dengan membangun pipa pemasok Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Semarang hingga Boyolali.
Pembangunan pipa ditandai dengan pengelasan pertama Proyek Pipanisasi Minyak jalur Pengapon - Boyolali dari Integrated Terminal Semarang Group (Pengapon) ke Fuel Terminal Boyolali, dilakukan oleh Subholding Gas Pertamina melalui Anak Perusahaan PT PGAS Solution (PGN Solution) bersama PT Pertamina Patra Niaga.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar pembangunan pipa steel sepanjang ± 81,5 kilometer yang berdiameter 12 inch ini akan dimanfaatkan untuk kelangsungan energi di wilayah Jawa Tengah melaui penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti Premium, Solar, Pertamax.
"Kolaborasi dengan Pertamina Patra Niaga sekaligus menjadi wujud sinergi antar Subholding Pertamina dan ini harus ditingkatkan kedepannya,” kata, Achmad, Sabtu (14/10/2023).
Pipa BBM
Menurut Achmad, dengan adanya pipa BBM yang dibangun PGN Solution turut mengakomodasi stok BBM yang aman untuk masyarakat Boyolali. Proyek pipa minyak ini adalah jalur pipa untuk menyalurkan produk BBM yang dapat menekan biaya distribusi dan merupakan upaya nyata implementasi Environmental Social Governance (ESG) dalam membantu mengurangi emisi karbon, dimana sebelumnya penyaluran BBM menggunakan kapal dan truk.
"Kami mengapresiasi PGN Solution yang telah melaksanakan capability dalam hal pembangunan kontruksi infrastruktur energi. Kehandalan pipa harap senantiasa diutamakan, lantaran pipa ini untuk memenuhi kebutuhan BBM di Boyolali," ujarnya.
Direktur Infrastruktur Pertamina Patra Niaga, Edward Adolf Kawi mengungkapkan, proyek Pipanisasi Pengapon Boyolali ini bermaksud memasang jalur pipa untuk dapat menyalurkan produk BBM, sehingga dapat menjaga ketahanan stok BBM dan mencegah potensi kegagalan suplai khususnya produk Gasoline di wilayah Jawa Tengah.
"Harapannya Pembangunan ini dapat berjalan lancar sehingga segera dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan Energi di wilayah Jawa Tengah,” imbuh Edward.
Advertisement