Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan saham 16-20 Oktober 2023. IHSG melemah di tengah aksi jual saham oleh investor asing dan mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (21/10/2023), IHSG turun 1,12 persen ke posisi 6.849,16. Pada pekan lalu, IHSG ditutup di posisi 6.926,78, dan alami kenaikan 0,56 persen.
Advertisement
Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa meningkat 0,55 persen ke posisi Rp 10.62 triliun dari pekan lalu Rp 10.56 triliun. Sementara itu rata-rata volume transaksi harian bursa selama sepekan menjadi 24,01 miliar saham dari 19,51 miliar saham pada pekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan meningkat 16,82% menjadi sebesar Rp11,81 triliun dari Rp10,11 triliun pada sepekan yang lalu. Kemudian, peningkatan sebesar 12,27% terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan, menjadi 1.344.504 kali transaksi dari 1.197.523 kali transaksi pada pekan lalu.
Sementara itu, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 3,29 triliun pada 16-20 Oktober 2023. Sepanjang 2023, aksi jual saham oleh investor asing mencapai 8,49 triliun.
Pada pekan ini, mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham energi naik 0,43 persen, sektor saham kesehatan mendkai 2,91 persen dan sektor saham infrastruktur meroket 13,49 persen.
Sementara itu, sektor saham basic turun 1,18 persen, sektor saham industri terpangkas 2,05 persen, sektor saham nonsiklikal susut 0,68 persen. Lalu sektor saham siklikal terpangkas 2,9 persen, sektor saham keuangan terbenam 2,22 persen. Kemudian sektor saham properti terbenam 3,58 persen.
Selanjutnya sektor saham teknologi terpangkas 1,66 persen. Sektor saham transportasi dan logistik melemah 5,5 persen, dan mencetak koreksi terbesar.
Update
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 1,12 persen dalam sepekan. Pergerakan IHSG didorong sentimen global seiring tensi geopolitik memanas ditambah dari Amerika Serikat, investor mencermati akan imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun yang bergerak naik.
"Kebijakan the Fed yang cenderung hawkish setelah rilis data penjualan ritel yang membaik. Kemudian dari dalam negeri, ada pelemahan nilai tukar rupiah dan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga menjadi 6 persen," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Untuk pekan depan, Herdtiya menuturkan, IHSG berpotensi melemah dengan support 6.798 dan resistance 6.878. "Kami memperkirakan tensi geopolitik di Timur Tengah masih cenderung memanas, ditambah perekonomian Amerika Serikat yang masih menjadi cermatan para investor setelah ada sinyal hawkish dari the Fed. Serta ekonomi China yang nampaknya stagnan," kata dia.
Total Emisi Obligasi
BEI juga mencatat selama sepekan terdapat pencatatan satu obligasi di pasar modal Indonesia. Pada Jumat, 20 Oktober 2023, Obligasi Berkelanjutan IV Summarecon Agung Tahap II Tahun 2023 (Obligasi) yang diterbitkan oleh PT Summarecon Agung Tbk mulai dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai nominal sebesar RP 900 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi tersebut adalah idA+ (Single A Plus). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 95 emisi dari 56 emiten senilai Rp105,13 triliun.
Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 537 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp459,64 triliun dan USD69,05 juta, diterbitkan oleh 127 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri senilai Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. EBA sebanyak 9 emisi senilai Rp2,94 triliun.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 20 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menguat terbatas pada perdagangan saham Jumat, (20/10/2023).
Dikutip dari data RTI, IHSG naik 0,04 persen ke posisi 6.849,16. Indeks saham LQ45 bertambah 0,20 persen ke posisi 911,89. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Jelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.869,47 dan terendah 6.803,19. Sebanyak 321 saham melemah sehingga menekan IHSG. 235 saham menguat dan 194 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.290.561 kali dengan volume perdagangan 30,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.852. Investor asing melakukan aksi jual saham Rp 288,5 miliar. Sepanjang 2023, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 8,4 triliun.
Sektor saham (IDX-IC) yang melemah antara lain sektor saham siklikal susut 0,21 persen, sektor saham properti terpangkas 0,77 persen, sektor saham teknologi terpangkas 1,66 persen. Kemudian sektor saham infrastruktur susut 0,81 persen dan sektor saham transportasi merosot 1,65 persen.
Sementara itu, sektor saham energi mendaki 0,07 persen, sektor saham basic naik 0,07 persen, sektor saham industri naik tipis 0,01 persen. Kemudian sektor saham nonsiklikal bertambah 0,05 persen, sektor saham kesehatan mendaki 0,23 persen dan sektor saham keuangan menanjak 0,14 persen.
Imbal Hasil Obligasi AS Sentuh Level Tertinggi
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada penutupan perdagangan saham Kamis, 19 Oktober 2023. Wall street kembali lesu seiring imbal hasil obligasi pemerintah AS kembali naik dan investor mencerna pidato ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell.
Dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (20/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 0,75 persen ke posisi 33.414,17. Indeks S&P 500 tergelincir 0,85 persen ke posisi 4.278. Indeks Nasdaq turun 0,96 persen ke posisi 13.168,18.
Imbal hasil obligasi AS naik selama empat hari berturut-turut sehingga menekan saham karena investor terus mewaspada perkembangan konflik Timur Tengah.
Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun ditutup mencapai 5 persen untuk pertama kali dalam 16 tahun. Sedangkan imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun mencapai 5,1 persen. Imbal hasil obligasi telah meningkat selama empat hari berturut-turut.
Di sisi lain, Jerome Powell menuturkan, inflasi masih terlalu tinggi menandakan the Fed bermaksud untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu lama karena pertumbuhan ekonomi tetap kuat.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pengamat termasuk Mohamed El-Erian mempertanyakan apakah sudah waktunya bagi bank sentral untuk menaikkan target inflasi.
Investor juga mencermati potensi dampak kenaikan suku bunga terhadap kinerja perusahaan seiring dengan bergulirnya musim laporan keuangan kuartal III 2023.
CEO Tesla Elon Musk khawatir biaya pinjaman lebih tinggi akan halangi pelanggan untuk membeli kendaraan listrik perusahaan. Hal ini setelah laba Tesla meleset dari perkiraan. Saham Tesla turun hampir 10 persen.
Sementara itu, saham Netflix melonjak lebih dari 16 persen setelah layanan streaming itu membukukan lonjakan jumlah pelanggan dan akan menaikkan harga di Amerika Serikat.
Advertisement