Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Jumat setelah kelompok bersenjata Hamas membebaskan dua sandera Amerika Serikat (AS) di Gaza. Pembebasan sandera ini menimbulkan harapan bahwa konflik Israel-Palestina dapat segera mereda tampa meluas ke wilayah Timur Tengah lain sehingga menganggu pasokan minyak mentah.
Mengutip CNBC, Jumat (21/102/2023), harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun 22 sen atau 0,2% menjadi USD 92,16 per barel.
Advertisement
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November, yang perdagangannya berakhir pada hari Jumat, turun 62 sen, atau 0,7%, menjadi USD 88,75 per barel. Untuk kontrak WTI pengiriman Desember yang lebih aktif ditutup lebih rendah 29 sen pada USD 88,08 per barel.
Juru bicara Hamas Abu Ubaida pada hari Jumat mengatakan bahwa kelompok bersenjata Hamas membebaskan dua sandera AS dari Gaza yaitu seorang ibu dan putrinya dengan alasan demi kemanusiaan sebagai tanggapan terhadap upaya mediasi Qatar dalam perang dengan Israel.
“Laporan tersebut menghilangkan sebagian premi risiko dari pasar,” kata analis Price Futures Group, Phil Flynn.
“Pasar memulai hari dengan sedikit harapan dan menunjukkan tanda-tanda bahwa mungkin ada jalan keluar dari krisis ini.” tambah dia.
Kedua kontrak minyak mentah tersebut telah memperoleh keuntungan lebih dari USD 1per barel selama sesi tersebut di tengah tanda-tanda eskalasi konflik. Untuk minggu ini, kedua kontrak naik lebih dari 1% dan telah mencetak lompatan mingguan kedua berturut-turut.
Dampak Kecil Tapi Tak Bisa Diabaikan
Pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan kepada pasukan di perbatasan Gaza bahwa mereka akan segera melihat daerah kantong Palestina dari dalam, dan Pentagon mengatakan AS telah mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman menuju Israel.
“Timur Tengah tetap menjadi fokus pasar yang besar karena kekhawatiran akan konflik di kawasan yang kemungkinan akan melibatkan gangguan pasokan minyak,” kata John Kilduff, mitra Again Capital yang berbasis di New York.
Kemungkinan gangguan pasokan kini lebih kecil, Kilduff menambahkan, namun pasar tidak dapat mengabaikannya faktor tersebut terutama menjelang akhir pekan ketika segala sesuatunya dapat berubah dengan cepat dan tidak akan ada perdagangan.
Advertisement
Arab Saudi dan Rusia
Faktor yang juga mendukung harga minyak adalah perkiraan pengetatan pasar pada kuartal IV 2023 setelah produsen utama Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan hingga akhir tahun.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan, penarikan persediaan yang besar, sebagian besar di AS, mendukung tesis tentang kekurangan pasokan di pasar.
UBS memperkirakan harga Brent akan diperdagangkan pada kisaran USD 90 hingga USD 100 per barel pada sesi mendatang, Staunovo menambahkan.