Hari Ketiga, Kontrak Dagang TEI 2023 Capai Rp 950 Miliar

Penandatanganan kontrak dagang di hari ketiga TEI 2023 melibatkan eksportir Indonesia dengan pembeli internasional dari Belanda, Hongkong, Tiongkok, Chili, Kamboja, Afrika Selatan, dan Serbia.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Okt 2023, 13:40 WIB
Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38.

Liputan6.com, Jakarta - Kontrak dagang yang ditandatangani para pelaku bisnis pada pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2023 hari ketiga, Jumat 20 Oktober 2023 mencapai USD 63,3 juta atau sekitar Rp 950 miliar. Nilai kontrak dagang pada hari ketiga TEI 2023 ini dicatat dari penandatanganan 11 nota kesepahaman (MoU) antara eksportir Indonesia dan pembeli internasional dari tujuh mitra dagang.

Untuk diketahui, TEI 2023 dilaksanakan secara online dan offline. Untuk offline berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang pada 18-22 Oktober 2023. Sementara untuk online pada 18 Oktober 2023-18 Desember 2023.

“Dengan penandatanganan kontrak dagang hari ini, kami terus berharap produk-produk Indonesia bisa semakin gencar dipasarkan di seluruh dunia. Kami optimistis produk-produk Indonesia semakin diterima di pasar global,” ungkap Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (21/10/2023).

Penandatanganan kontrak dagang di hari ketiga melibatkan eksportir Indonesia dengan pembeli internasional dari Belanda, Hongkong, Tiongkok, Chili, Kamboja, Afrika Selatan, dan Serbia.

Nilai kontrak dagang terbesar pada hari ketiga dihasilkan dari Belanda sebesar USD 53 juta. Nilai kontrak dengan Belanda tersebut didominasi kesepakatan kerja sama pembentukan hub perdagangan di Belanda oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan London dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda (Aspina) dengan nilai USD 52,8 juta. Sementara itu, transaksi terbesar kedua ditempati Hongkong sebesar USD 6 juta dan diikuti Tiongkok USD 2,6 juta.

“Produk-produk yang termasuk dalam kontrak dagang antara lain keong kalengan, rangka bus listrik, sepeda, suku cadang mobil, bulu mata palsu, dan biji kopi,” ungkap Didi.


Kontrak Dagang TEI 2023 Tembus Rp 9,3 Triliun di Hari Kedua

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menerangkan komitmen transaksi ini masih termasuk dalam rangkaian menjelang puncak Trade Expo Indonesia ke 38 tahun 2023. Targetnya, TEI 2023 ini akan menghasilkan komitmen perdagangan USD 11 miliar.

Hari kedua pelaksanaan pameran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38,Kamis (19/10), mencatatkan nilai kontrak dagang sebesar USD 625 juta atau sekitar Rp 9,3 triliun.

Nilai tersebut diperoleh dari 60 penandatanganan nota kesepahaman (MoU) eksportir Indonesiadengan para pembeli internasional.

 Pameran fisik TEI ke-38 masih akan berlangsung hingga Minggu (22/10) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.

“Tercatat kontrak dagang sebesar Rp 9,3 triliun pada hari kedua TEI ke-38. Kami optimistis TEI tahun ini akan mencapai target dan laris manis. Masih akan ada penandatanganan kontrak-kontrak dagang berikutnya hingga akhir pameran fisik TEI ke-38 pada Minggu (22/10),” ungkap Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi.

Penandatanganan kontrak dagang hari kedua melibatkan eksportir Indonesia dengan 15 negaramitra yaitu Kanada, Hongaria, Ghana, Nigeria, Vietnam, Australia, Meksiko, Jerman, Jepang, Mesir,Persatuan Emirat Arab (PEA), Thailand, Prancis, Amerika Serikat, dan Inggris.

Dari penandatanganan kontrak dagang tersebut, nilai terbesar berasal dari pembeli PEA sebesar USD 295,6 juta. Nilai kontrak dari PEA ini bahkan didominasi produk perhiasan sebesar USD 280 juta.

Nilai kontrak terbesar selanjutnya pada hari kedua tersebut adalah Mesir dengan USD 193,5 juta, diikuti Inggris USD 50 juta, Meksiko USD 21 juta, dan Ghana USD 12,5 juta.

“Produk-produk Indonesia yang termasuk dalam kontrak dagang hari kedua meliputi antara lainperhiasan, makanan dan minuman, karpet, dekorasi rumah, peralatan kaca, teh, bulu mata palsu,peralatan dapur, biji kopi, obat batuk, pupuk organik, produk kertas, modest fashion, dan bubukkakao,” kata Didi.


Hari Pertama TEI 2023 Bukukan Kontrak Dagang USD 4,9 Miliar, Terbesar dengan India

Penandatanganan MoU ialah APP melalui 4 unit usahanya yakni PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, dan PT OKI Pulp & Paper dengan perusahaan Jepang yakni APP Japan Limited dan Universal Paper Co. Ltd.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyelenggarakan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 tahun 2023 secara hybrid. Untuk luring, TEI 2023 akan dilaksanakan pada 18—22 Oktober 2023 dan secara daring pada 18 Oktober—18 Desember 2023.

Pada hari pertama TEI 2023 ini telah mampu mencetak 99 kontrak dagang senilai USD 4,9 Miliar. Penandatanganan ini disaksikan secara langsung oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga di sela gelaran TEI 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.

 "Sebanyak 99 kontrak dagang ditandatangani antara importir mancanegara dengan pelaku usaha Indonesia dengan total nilai mencapai USD 4,9 Miliar. Melalui penandatanganan ini diharapkan dapat menghasilkan transaksi konkrit yang berkelanjutan,” kata Jerry dalam keterangan tertulis, Kamis (19/10/2023).

Penandatanganan kontrak dagang kali ini melibatkan 18 negara mitra. Adapun 5 transaksi terbesar disumbangkan dari India dengan nilai kontrak dagang sebesar USD 3,3 miliar, Belanda sebesar USD 630,71 juta, Jepang sebesar USD 326,90 juta, Malaysia sebesar USD 232,69 juta, dan Amerika Serikat sebesar USD 220 juta.

Kontrak dagang lainnya juga dibukukan dari Australia sebesar USD 77,67 juta, Inggris sebesar USD 44 juta, Korea Selatan sebesar USD 23,20 juta, Arab Saudi sebesar USD 18,10 juta, Taiwan sebesar USD 13,87 juta, Filipina sebesar USD 13,32 juta, Brazil sebesar USD 11,20 juta, Spanyol sebesar USD 10,80 juta, Afrika Selatan sebesar USD 4,37 juta, Jerman sebesar USD 2,04 juta, Mesir sebesar USD 553,44 ribu, Hungaria sebesar USD80 ribu, dan Bangladesh sebesar USD 70 ribu.

“Produk Indonesia yang termasuk dalam kontrak dagang kali ini meliputi produk kelapa sawit, makanan dan minuman, produk kertas, furnitur, panel surya, produk perikanan, batu bara, produk kelapa, personal care, kopi, dan lain-lain,” ungkap Wamendag Jerry.

Infografis Dampak Larangan Ekspor CPO dan Produk Turunannya. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya