Pertamina Jamin Produksi Bioenergi Tak Ganggu Ketahanan Pangan

Indonesia memiliki potensi besar dengan sumber daya domestik untuk dijadikan sebagai energi termasuk penggunaan bahan pangan dalam memproduksi bioenergi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Okt 2023, 15:41 WIB
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam The World Food Forum 2023, yang berlangsung di Roma, Italia pada 19 Oktober 2023 lalu. (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menekankan, upaya Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional sangat penting dan berkaitan dengan upaya menjaga ketahanan pangan nasional. 

Itu disampaikannya dalam The FAO (Food and Agriculture Organization) Science and Innovation Forum, yang merupakan bagian dari rangkaian The World Food Forum 2023, yang berlangsung di Roma, Italia pada 19 Oktober 2023 lalu. 

Menurut Nicke, Indonesia memiliki potensi besar dengan sumber daya domestik untuk dijadikan sebagai energi termasuk penggunaan bahan pangan dalam memproduksi bioenergi

"Pertamina memiliki peta jalan bisnis ramah lingkungan salah satunya dengan implementasi biofuel. Biofuel merupakan salah satu kunci dekarbonisasi di sektor transportasi," kata Nicke dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/10/2023).

Penggunaan biofuel yang bersumber dari sawit atau B35 saat ini misalnya, terbukti berhasil menurunkan impor BBM, khususnya solar, meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan di saat yang sama bisa menurunkan emisi. "Estimasi tahun 2022 saja bisa menurunkan emisi setara 28 juta ton CO2," jelasnya.

Nicke menambahkan, bioenergi di Indonesia tidak akan mengganggu ketahanan pangan karena yang diproses menjadi energi merupakan sisa atau ampas dari sumber nabatinya. 

"Kita harus menjamin bahwa upaya mencapai ketahanan energi juga bisa sejalan dengan upaya mencapai ketahanan pangan, tidak boleh ada yang terdisrupsi," ungkap Nicke.


Energy Trilemma

Para tamu undangan berfoto di depan pesawat Boeing 737-800 yang akan melakukan uji coba terbang menggunakan Bioavtur j2.4 menuju Pelabuhan Ratu. Tangerang, Banten. Rabu (04/10/2023).

Dalam kesempatan tersebut, Nicke juga menyampaikan soal Energy Trilemma yang harus dihadapi Indonesia termasuk Pertamina yaitu energy security, energy sustainability, dan energy affordability.

"Saat ini energy security menjadi prioritas untuk Indonesia, tapi di saat bersamaan kami juga tidak melupakan energy affordability dan sustainability," imbuh Nicke. 

"Karena itu penting dilakukan transisi energi, dengan menggunakan sumber daya alam domestik untuk mereduksi karbon emisi juga menghadirkan kemandirian dan ketahanan energi bagi Indonesia," sambungnya. 


Potensi Energi Terbarukan

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memiliki misi untuk menjalankan bisnis kilang minyak dan petrokimia secara profesional dan berstandar internasional dengan prinsip keekonomian yang kuat dan berwawasan lingkungan.

Terkait potensi di bidang energi, Indonesia memiliki peluang untuk bisa menjadi bagian penting dalam mendukung energi security di mana Indonesia adalah salah satu penghasil nikel dan bauksit terbesar di dunia yang merupakan material yang diperlukan untuk pengembangan baterai Electric Vehicle (EV).

Indonesia juga mempunyai potensi new and renewable energy mulai dari nature based solutions dan carbon capture utilization and storage (CCUS).

"Pertamina berkomitmen mendukung komitmen pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi dengan mengembangkan peta jalan dekarbonisasi aset, pembangunan bisnis ramah lingkungan serta mengembangkan carbon offset," tuturnya.

Atasi Polusi Udara Jakarta Harus Gunakan Energi Terbarukan?(Triyasni/Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya