Liputan6.com, Jakarta Sebagai bagian dari kampanye "Perempuan Tanpa Beban Risiko", AXA Mandiri dan AXA menghadirkan acara "Dare to Be Fit" yang digelar di Senayan Park, Jakarta, Sabtu (21/10/2023). Acara tersebut merupakan dukungan AXA Mandiri dan AXA guna meningkatkan kesadaran perempuan untuk selalu mengantisipasi risiko dengan solusi perlindungan agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Acara “Dare to Be Fit” berfokus pada tiga permasalahan kesehatan yang kerap dialami perempuan, yakni kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan finansial. Sebagai contoh, menurut Insider, perempuan lebih rentan terhadap beberapa jenis penyakit kritis, seperti kanker payudara dan stroke. Bahkan menurut WHO di tahun 2023, ada 2,3 juta diagnosis penyakit kanker payudara.
Advertisement
Selain itu, perempuan juga rentan terhadap kesehatan mental dalam segala aktivitasnya, utamanya dalam pekerjaan. Sebagai contoh, berdasarkan studi yang dilakukan Glamour dan Thrive Global, 58% perempuan memiliki tingkat stres lebih tinggi di tempat kerja dibandingkan laki-laki.
Berkaitan dengan itu, Presiden Direktur AXA Mandiri, Handojo G. Kusuma mengatakan, pihaknya percaya bahwa kesehatan merupakan hal terpenting untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan menjadi pondasi untuk meraih mimpi.
“Harta yang paling berharga di dunia adalah kesehatan, jadi intinya kita harus sehat secara fisik dan menyiapkan diri untuk sehat dan memitigasi segala permasalahan kesehatan ke depan,” katanya dalam media briefing AXA Mandiri dan AXA dalam acara “Dare to Be Fit” di Bakerzin, Senayan Park, Jakarta, Sabtu (21/10/2023).
AXA Dukung Perempuan Perkecil Risiko
Presiden Direktur AXA Financial Indonesia, Niharika Yadav menyebut bahwa saat ini kesehatan mental menjadi isu yang nyata dan krusial. Dirinya menegaskan, di AXA secara global, pihaknya percaya pentingnya pendekatan holistik terhadap kesehatan fisik dan mental.
"AXA Mandiri dan AXA mendukung perempuan di Indonesia untuk memperkecil risiko dengan memberikan perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, meliputi fasilitas perlindungan kesehatan jiwa melalui layanan telekonsultasi dengan akses psikolog berpengalaman untuk memberikan ketenangan pikiran," sebutnya.
"Selain itu, AXA Mandiri dan AXA juga menghadirkan solusi perlindungan komprehensif serta mendorong para pemangku kepentingan untuk mendukung kampanye ini dan berkontribusi pada tujuan yang lebih besar, yaitu mengurangi risiko yang dihadapi perempuan,” jelas Niharika.
Sementara itu, Presiden Direktur AXA Insurance Indonesia, Laurent Bourson mengungkapkan bahwa sebanyak 65% pengusaha perempuan hanya menjalankan bisnis selama 1 hingga 2 tahun.
"AXA Mandiri dan AXA mendukung pemberdayaan perempuan dan keberlangsungan usaha kecil menengah, termasuk yang dikelola oleh perempuan dengan aktif mengadakan program edukasi dan berbagai workshop guna meningkatkan kesadaran akan perencanaan keuangan, demi mewujudkan kemandirian finansial,” ungkapnya.
Advertisement
Menjadi Perempuan Bebas Risiko
Dalam talkshow "Dare to Be Fit", Financial Planner, Rista Zwestika menyebut bahwa untuk menjadi perempuan yang bebas risiko, mereka harus bebas dari tekanan dan rasa khawatir dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadi mulai dari mental health-nya, kesehatannya, bahkan yang paling aman dan mempengaruhi adalah dari sisi keuangannya. Tidak ada uang, tidak bisa melakukan apa-apa, memang uang bukan segalanya, namun, jika ingin olahraga, terkadang memakai uang," sebutnya.
"Kemudian kalau ada masalah mental ingin bertemu dengan ahlinya juga pasti ada uangnya. Jadi bebas risiko adalah bebas dari tekanan, beban, dan kekhawatiran, at the end dia bisa berdaya buat dirinya dan orang lain,” jelas Rista.
Dirinya juga mengatakan, jika perempuan tidak berdaya secara finansial saat sudah berkeluarga, risiko-risiko finansial dalam rumah tangga dapat memicu permasalahan yang besar. Menurutnya, ketidakberdayaan perempuan secara finansial tersebut dapat berpengaruh kepada masa depan anak-anak.
"Kalau kita (perempuan) tidak mandiri secara keuangan, banyak kasus yang sudah berkeluarga faktanya ribut dalam rumah tangga sebagian besar karena uang,” kata Rista.
“Selanjutnya kalau terjadi risiko, kita hanya seorang perempuan yang di rumah saja tanpa punya penghasilan tambahan dan lain-lain, once kalau terjadi beberapa risiko yang berpengaruh pada kondisi keuangan, bagaimana dengan rumah tangga dan anak-anak?,” jelasnya.
Kurangi Risiko Kesehatan Mental
Clinical Psychologist, Tara De Thouars menyebut bahwa secara secara mental perempuan itu lebih berisiko, di mana lebih mudah mengalami gangguan mental, emosional, depresi, anxiety dibandingkan laki-laki.
"Bahkan, kalau dari survei itu perempuan 1:5 punya kecenderungan risiko mengalami masalah mental dibandingkan pria, kalau pria perbandingannya adalah 1:8," sebutnya.
Untuk mengurangi masalah mental yang dialami perempuan, Tara mengajak untuk menentukan prioritas dan meluangkan waktu untuk diri sendiri tanpa memikirkan beban yang mengelilinginya.
"Selanjutnya sempatkan waktu untuk say thanks ke diri sendiri untuk sekedar mengapresiasi karena yang kita lakukan sebagai perempuan tuh berat, tidak gampang dan tidak mudah,” ujarnya.
"Mungkin kalau saya biasanya sekadar butterfly hug ya ke diri sendiri dan berterima kasih. Terakhir, jaga pikiran baik untuk mental yang lebih baik lagi, jadi, harus mulai memperhatikan diri sendiri," jelas Tara.
(*)
Advertisement