Hari Santri dan Keistimewaan Bulan Oktober bagi Umat Islam Menurut Mbah Moen

Menurut almarhum KH Maimoen Zubair, selain hari santri, bulan Oktober menjadi istimewa karena menjadi tonggak dimulainya perjuangan Nabi Muhammad

oleh Musthofa Aldo diperbarui 22 Okt 2023, 08:30 WIB
Pawai Hari Santri Nasional. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Liputan6.com, Jakarta - Bagi bangsa Indonesia, Oktober menjadi bulan istimewa karena dua peristiwa bersejarah terjadi di bulan ke-10 dalam penanggalan Masehi ini.

Peristiwa pertama adalah Kongres Pemuda di Batavia pada 28 Oktober 1928. Kongres yang kemudian dikenal dengan istilah 'Sumpah Pemuda' ini menjadi cikal bakal berdirinya Bangsa Indonesia saat ini.

Peristiwa bersejarah kedua terjadi pada 22 Oktober 1945 di Surabaya. Ketua PBNU saat itu, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa resolusi jihad. Fatwa ini dibuat sebagai respons atas kembalinya tentara Sekutu yang mengancam kemerdekaan Indonesia.

Pada 2015, Presiden Joko Widodo menetapkan tanggal dikeluarkannya fatwa tersebut sebagai Hari Santri Nasional.Tapi menurut almarhum KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen, keistimewaan Oktober bukan hanya karena dua peristiwa di atas.

Pendiri Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang itu menjelaskan bahwa  banyak peristiwa penting lain di bulan Oktober yang punya nilai historis bagi umat Islam.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Tonggak Perjuangan Nabi Muhammad

KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. (Istimewa)

Peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah karena mendapat ancaman oleh kaum yang menolak agama Islam, menurut Mbah Moen menjadi tonggak dimulainya perjuangan Nabi Muhammad.

“Bulan Oktober merupakan bulan peringatan Nabi memulai menancapkan tonggak perjuangan yang dimulai dari Kota Madinah Al-Munawwarah. Nabi hijrah bertepatan pada bulan Oktober. Ini indahnya,” tutur Mbah Moen. 

Kiai kelahiran Rembang, 28 Oktober 1928 dan wafat di Makkah pada 6 Agustus 2019 ini kemudian mengutip ayat dalam alquran. Ayat tersebut berbunyi: Lamasjidun ussisa ‘alat taqwaa min awwali yaumin ahaqqu an taquuma fiih.

"Bahwasanya masjid yang dibangun atas asas taqwa, itu lebih berhak, harus kita peringati dan harus kita teruskan,” terang dia.

“Kapan masjid itu diperjuangkan? Min awwali yaumin, yaitu hari pertama Nabi sampai di Madinah, yang bertepatan dengan 1 Oktober,” tambahnya seperti dilansir dari NU Online.


Hari Santri dan Sumpah Pemuda

Peringatan Hari Santri Nasional di Blora. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

KH Maimoen Zubair juga menjelaskan tentang sabda nabi yang menurutnya cocok dengan peristiwa sumpah pemuda di Indonesia yang juga terjadi di Bulan Oktober.

Menurut dia, bangkitnya Indonesia karena ada anak-anak muda yang mau berjuang. Ini, kata dia, patut disyukuri karena Indonesia benar-benar menjadi negara yang kebangkitannya dari anak-anak muda.

"Jadi benar apa yang difatwakan oleh Nabi, Man syabba ‘ala syai`in syaaba alaih. Orang itu lihatlah dari masa mudanya, bangsa Indonesia bangkit karena ada sumpah pemuda. Bulan apa? Oktober,” jelas Mbah Moen.

Sementara hari Santri bagi kiai yang pernah jadi Anggota DPR ini, mempunyai makna yang besar karena memperingati fatwa ulama.

“Hari santri bukan berarti makna yang kecil, tapi memiliki makna yang besar (luas). Sebab hari santri itu memperingati fatwa ulama. Hukum menjunjung dan membela tanah air adalah fardlu ain,” jelas Mbah Moen dilansir dari NU Online.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya