Liputan6.com, Bandung - Perusahaan Cina yakni Linkfield Technologies meneken kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai reseller pesawat yang diproduksi dalam negeri.
Linkfield Technologies yang akan bertindak sebagai reseller untuk melakukan kegiatan pemasaran dan penjualan pesawat produksi PTDI, seperti CN235-220, NC212i dan N219, untuk memenuhi kebutuhan pesawat militer dan komersial di wilayah Cina.
Advertisement
Menurut Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, kerja sama ini merupakan wujud komitmen PTDI yang tidak hanya menghadirkan sosok industri penerbangan di tingkat global, tapi juga mendatangkan devisa dan multiplier economic effect.
"Cina merupakan partner yang sangat baik terutama dari segi teknologi, kemampuan manufacturing dan ada potensi pasar yang besar. Kita akan kembangkan strategi bisnis bersama yang dimulai melalui kerja sama reseller dengan Linkfield Technologies," ujar Gita ditulis Bandung, Sabtu, 21 Oktober 2023.
Gita mengatakan dengan demikian pengembangan teknologi maupun pasar pesawat N219 akan didorong secara optimal.
Sehingga nantinya N219 ucap Gita, dapat menjadi produk yang high competitive di Cina. Diakuinya, itu merupakan tantangan PTDI kedepannya agar meningkatkan kapasitas produksi N219.
"Bersama dengan Cina, kemampuan supply chain dan manufacturing-nya juga akan kita optimalkan untuk arah pengembangan N219 kedepan," kata Gita.
Gita meyaksikan langsung kerja sama tersebut, ditandai dengan penandatanganan dokumen Reseller Agreement oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh. Arif Faisal dan Direktur Linkfield Technologies, Patrick Goh, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Pusat Manajemen Lt.9, PTDI, pada 19 Oktober 2023 lalu.
PTDI sebagai anggota Holding Defend ID terus berinovasi untuk mewujudkan hilirisasi, hingga meningkatkan ekspor, tidak hanya fokus memproduksi alat pertahanan, tetapi juga produk pasar komersial.
Adapun sebagaimana yang disampaikan Direktur Linkfield Technologies, Patrick Goh, PTDI juga akan hadir dan berpartisipasi dalam The Aero Asia (Zhuhai Airshow) pada tanggal 23-26 November 2023 di Cina, sebagai langkah awal penetrasi produk pesawat produksi PTDI di Cina.
"Kami sangat bangga dengan produk pesawat dari Indonesia, karena selama 50 tahun terakhir semua orang mencoba membangun pesawat besar untuk rute dari kota-kota besar maupun internasional, namun mereka lupa bahwa kita masih punya permasalahan konektivitas bagi penduduk yang tinggal di wilayah pedesaan, belum berkembang dan ada masalah akses, tidak ada kereta api, jalan raya, kecuali Anda memiliki pesawat seperti N219, yang kemudian dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di pedesaan," ucap Patrick Goh.
Simak Video Pilihan Ini:
Indonesia Ekspor Pesawat Terbang ke Filipina
Sebelumnya pada tanggal yang sama, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sebagai #SpecialMissionVehicle Kementerian Keuangan RI memberikan solusi pembiayaan untuk ekspor 6 unit pesawat terbang NC212i buatan PTDI yang dipesan oleh Department of National Defense/Armed Forces of Philippines (DND/AFP) Filipina senilai USD79 juta.
Pembiayaan tersebut dilakukan dengan skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA) untuk mendukung industri manufaktur alat transportasi strategis nasional.
Direktur Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi menyebutkan bahwa ekspor 6 pesawat ini merupakan kebanggaan Indonesia karena PTDI dapat memproduksi produk industri strategis yang bernilai teknologi tinggi dan LPEI sebagai instrumen pemerintah hadir memberikan solusi pembiayaannya.
"Pembiayaan yang dilakukan LPEI kepada PTDI merupakan wujud negara hadir untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Ekspor pesawat terbang akan meningkatkan reputasi Indonesia di mata global, terutama perusahaan Indonesia yang tergabung dalam industri strategis kedirgantaraan yang sarat dengan teknologi tinggi," sebut Maqin.
Dukungan LPEI tersebut tertuang dalam Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan Ekspor antara LPEI dan PTDI untuk pengadaan 6 pesawat NC212i yang dilaksanakan pada 18 Oktober 2023 di kantor LPEI, Jakarta.
Maqin menjelaskan, LPEI melaksanakan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) dari pemerintah untuk mendukung pertumbuhan industri kedirgantaraan Indonesia agar memiliki daya saing yang tinggi.
"Hal ini sejalan dengan strategi LPEI untuk memperkuat ekosistem ekspor Indonesia," tutur Maqin.
Penugasan Khusus Ekspor (PKE) merupakan mandat yang diberikan pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan dan/atau asuransi untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, akan tetapi dianggap sangat penting oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor nasional.
Sampai saat ini, LPEI telah menyalurkan program PKE senilai Rp12 triliun untuk mendukung ekspor lebih dari 80 produk ke lebih dari 100 negara.
Menurut Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Sumber Daya Manusia PTDI, Wildan Arief, menjelaskan otoritasnya memberikan apresiasi tinggi atas dukungan LPEI dalam program penjualan pesawat terbang NC212i produksi PTDI ke Filipina.
Filipina telah memesan pesawat terbang produksi PTDI untuk kedua kalinya, yang merupakan bukti pesawat terbang produksi PTDI memiliki performa yang tinggi dan andal.
"Kami berharap, adanya solusi pembiayaan dari LPEI dapat menjadi keran pembuka ekspor pesawat terbang produksi PTDI lebih banyak lagi ke negara-negara lain yang pada akhirnya dapat meningkatkan devisa Indonesia. Kami harap PTDI dapat bangkit kembali, terbang tinggi melintasi langit, dan terus berkibar," kata Wildan.
Advertisement
Spesifikasi Pesawat NC212i
Pesawat NC212i merupakan pesawat angkut ringan dengan sistem avionik modern full glass cockpit dan autopilot, yang dilengkapi dengan winglet, ramp door dan memiliki ukuran kabin yang luas dibandingkan pesawat sekelasnya.
Sejak tahun 2014, PTDI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat NC212i dan hingga saat ini terhitung sebanyak 123 unit pesawat NC212 series yang telah diproduksi dan dikirimkan PTDI ke berbagai customer, baik dalam maupun luar negeri, dari total sebanyak 606 unit populasi pesawat NC212 series di dunia.
Perjanjian pembiayaan LPEI terhadap PTDI merupakan pemberian fasilitas ketiga yang dilakukan LPEI sejak 2018 lalu.
Sebelumnya, LPEI telah memberikan dua fasilitas modal kerja ekspor untuk mendukung pelaksanaan kontrak PTDI dengan Nepal berupa 1 unit CN235-220 Military Transport senilai USD30 juta dan kontrak PTDI dengan Senegal berupa 1 unit CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) senilai USD24 juta, yang mana kedua unit pesawat tersebut telah berhasil dikirimkan pada tahun 2021.