AALCO ke-61: Indonesia Suarakan Kepentingan Negara Asia di Tingkat Global

Delegasi Indonesia mendapat dukungan positif terkait usulan membentuk Asset Recovery Expert Forum. Usulan Indonesia disambut baik oleh mayoritas negara-negara Asia-Afrika yang memandang bahwa pemulihan aset hasil kejahatan membutuhkan proses yang kompleks.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 22 Okt 2023, 17:45 WIB
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly (kedua dari kanan) dalam rangkaian kegiatan 61st Annual Session of Asian-African Legal Consultative Organization (AALCO) di Bali (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Delegasi Indonesia mendapat dukungan positif terkait usulan membentuk Asset Recovery Expert Forum. Usulan Indonesia disambut baik oleh mayoritas negara-negara Asia-Afrika yang memandang bahwa pemulihan aset hasil kejahatan membutuhkan proses yang kompleks.

“Negara-negara Asia-Afrika akan mendiskusikan lebih lanjut mengenai mekanisme kerja Asset Recovery Expert Forum,” kata Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly dalam pembahasan yang dilakukan dalam rangkaian kegiatan 61st Annual Session of Asian-African Legal Consultative Organization (AALCO) di Bali, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Minggu (22/10/2023).

Yasonna menjelaskan, di tahap awal, negara-negara anggota AALCO akan membentuk contact group yang terdiri dari perwakilan negara anggota, yang dapat berasal dari kalangan pejabat pemerintah, praktisi, maupun akademisi. Menurut dia, Contact group dapat menyelenggarakan pertemuan informal, baik virtual maupun secara fisik untuk membahas hal-hal yang menjadi perhatian bersama terkait pemulihan aset hasil kejahatan.

“Kami yakin bahwa group of experts ini dapat menjadi salah satu solusi dalam menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam upaya pemulihan aset,” ujar Yasonna. Yasonna memastikan, pembahasan mengenai illegal fishing menjadi hal penting bagi Indonesia karena Indonesia mengangkat isu untuk memasukkan illegal fishing sebagai Kejahatan Terorganisir Transnasional (TOC).

“Negara-negara anggota mencatat isu yang dikemukakan oleh Indonesia, mengingat illegal fishing dapat mengakibatkan dampak yang besar terhadap ketersediaan ikan, lingkungan, sosial serta ekonomi suatu negara,” ujar Yasonna.

Yasonna mendorong, diskusi lanjutan diperlukan dalam pembentukan kerangka hukum internasional terkait kriminalisasi illegal fishing sebagai tindak pidana serius. Kemudian, agenda lain yang juga menjadi perhatian Indonesia adalah terkait isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

“Indonesia menekankan pentingnya pendekatan berimbang antara kepentingan lingkungan yang diusung oleh negara-negara maju dengan kondisi pembangunan negara-negara berkembang, dalam pembentukan instrumen hukum internasional,” urai Yasonna.


AALCO ke-61 Bahas Soal Eskalasi Israel-Palestina

Yasonna mengakui, AALCO ke-61 di Bali juga membahas soal eskalasi yang terjadi antara Israel-Palestina. Dia memastikan, mayoritas negara anggota AALCO memiliki konsen senada dengan Indonesia yang berpendapat kekerasan dan peperangan harus segera dihentikan.

“AALCO terus memberikan perteimbangan kepada International Law Commission dan Special Rapporteur sebagai bentuk kontribusi dalam meningkatkan respons internasional dan memberikan bobot hukum atas isu ini,” ujar Yasonna.

“Indonesia juga menekankan pentingnya penyelesaian akar permasalahan konflik Israel-Palestina ini sesuai dengan parameter yang ditetapkan PBB,” Yasonna menandasi.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya