Drama Kolosal Resolusi Jihad HSN 2023 di Ponpes Tebuireng Jombang

Sejumlah santri dari Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melakukan atraksi atau unjuk kebolehan kemampuan mereka untuk memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 23 Okt 2023, 02:00 WIB
Pawai Hari Santri Nasional. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah santri dari Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melakukan atraksi atau unjuk kebolehan kemampuan mereka untuk memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023.

"Kami bersyukur dengan momentum Hari Santri ini. Pada momentum tersebut, kami tekankan bahwa inilah bangsamu, inilah negerimu. Darah dan air mata dengan keringat sebagian besar santri. Semoga perjuangan santri tidak disia-siakan," kata K.H. Irfan Yusuf, zuriah dari almarhum K.H. Hasyim Asyari di sela-sela acara, Minggu, dikutip Antara.

Santri mendapatkan suguhan aksi teatrikal perjuangan resolusi jihad oleh pendiri Ponpes Tebuireng KH. Hasyim Asyari.

Pertunjukan drama kolosal ini diperagakan oleh para santri Ponpes Tebuireng di lapangan Kampus Universitas Hasyim Asyari, Pesantren Tebuireng, Jombang.

Mereka menunjukkan betapa sengitnya perjuangan selama 100 hari dalam mempertahankan Kota Surabaya dari gempuran melawan penjajah.

Kiai Irfan Yusuf meminta santri untuk tidak buta dengan politik, bahkan menjauh dari politik. Hal ini penting sekaligus sebagai media perjuangan santri, apalagi saat ini menjelang tahun politik, Pemilu 2024.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ikrar Resolusi Jihad

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi pembina upacara peringatan hari santri tingkat Jabar di lapangan Gasibu Bandung, Jumat (22/10/2021). (Foto: Biro Adpim Jabar)

Ia mengatakan bahwa KH. Hasyim Asy'ari saat dahulu juga tidak menjauh dari politik. Misalnya, saat mendirikan organisasi NU saat itu. Karena situasi politik, saat mendirikan majelis Islam juga karena situasi politik.

"Mbah Hasyim, tokoh pesantren tetapi juga tokoh politik. Beliau mendirikan NU karena situasi politik. Mendirikan majelis Islam karena situasi politik. Artinya, santri jangan buta dengan politik, jangan menjauh dengan politik karena itu yang menentukan bangsa dan masa depan umat," kata dia.

Sementara itu, dalam upacara peringatan Hari Santri, 22 Oktober ini, juga dibacakan ikrar Resolusi Jihad. Kegiatan itu berlangsung dengan tertib, diikuti santri putra dan putri. Mereka juga mengenakan baju dengan atasan putih serta kain sarung, khas pakaian santri.

Kendati banyak yang memakai alas kaki berupa sandal, kegiatan upacara berlangsung dengan khidmat.

Di Pesantren Tebuireng, Jombang, rangkaian kegiatan Resolusi Jihad digelar, seperti seminar, senam lansia dan pengobatan gratis, bedah buku Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng, pengajian akbar, apel Hari Santri Nasional 2023, dan beberapa kegiatan lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya