Kisah Haru Mbah Zaenuri Ajak Putrinya yang Lumpuh ke Pengajian Gus Iqdam

Lagi-lagi jemaah Gus Iqdam yang satu ini membuat banyak orang meneteskan air mata. Betapa tidak, lelaki ranta ini hadir di majelis Gus Iqdam sembari membawa putrinya yang lumpuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Okt 2023, 22:48 WIB
Gus Iqdam sedang bercakap-cakap dengan Mbah Zaenuri (Tangkap Layar YouTube NgajiID / Khazim Mahrur)

Liputan6.com, Blitar - Lagi-lagi ada jemaah Gus Iqdam yang membuat banyak orang meneteskan air mata. Betapa tidak, lelaki renta ini hadir di majelis Gus Iqdam sembari membawa putrinya yang lumpuh. Nama jemaah ini yaitu Mbah Zaenuri.

“Namanya siapa mbah?” Tanya Gus Iqdam dikutip dari kanal YouTube NgajiID, Minggu (22/10).

“Pak Zaenuri,” jawabnya singkat, dalam pengajian Gus Iqdam.

"Daleme pundi Mbah?”

Mriki mawon,” jawab Mbah Zaenuri lirih.

Terlihat dalam tayangan video tersebut disamping Mbah Zaenuri ada anak perempuan yang berada di kursi roda sehingga membuat Gus Iqdam penasaran.

“Yang dikursi roda siapa mbah?" tanya Gus Iqdam lagi

Yogane,” jawabnya singkat

Mengutip kamusjawa.net, yoga berarti anak. Sebagaimana kita ketahui, anak adalah bahasa Jawa ngoko. Yoga adalah istilah dalam bahasa Jawa untuk menyebutkan generasi yang dilahirkan. Anak adalah bahasa ngoko, bahasa krama madyanya sendiri adalah yoga, sedangkan krama inggilnya adalah putra.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Lumpuh Sejak Kecil

Mbah Zaenuri dan Putrinya yang Menderita Lumpuh hadir di Pengajian Gus Iqdam (Tangkap Layar YouTube NgajiID / Khazim Mahrur)

Gus Iqdam juga menanyakan perihal sakit yang diderita putrinya itu.

"Oh Yogane, sakit apa Mbah?" tanya Gus Iqdam penasaran.

“Lumpuh, sejak kecil” jawabnya

Melihat semangatnya jemaah yang satu ini menambah rasa penasaran Alumnus Ploso Kediri ini sehingga bertanya perihal kedatangannya di majelisnya ini.

“Dari jam berapa Mbah?” tanya Gus Iqdam

“Ba’da Magrib," jawabnya singkat

“Oh bada maghrib sudah menunggu di situ Mbah? timpal Gus Iqdam.

Saking ibanya melihat lelaki renta yang membawa putrinya yang lumpuh ini, kemudian Gus Iqdam  memberinya uang Rp 2 juta. Uang itu dari hamba Allah yang sebagai sedekah.

“Ini ada rezeki untuk Mbah sekeluarga,” tutur Gus Iqdam.

“Ini dari hamba Allah Mbah mau saya itung dulu,” imbuhnya.

“Saya tambah jadi Rp1,5 juta,” tuturnya

 

 


Jualan Krupuk

Pekerja menyelesaikan pembuatan kerupuk kaleng di Tangsel, Banten, Jumat (21/6/2019). Kenaikan harga tepung tapioka menyebabkan produsen kerupuk mengurangi kualitas kerupuk di industri kerupuk yang mamproduksi 1000 krupuk/hari dengan harga jual Rp 600/kerupuk. (merdeka.com/Arie Basuki)

Mbah Zaenuri sehari-hari bekerja sebagai pedagang krupuk. Krupuk ini tidak ia buat sendiri melainkan kulak untuk kembali ia jual.

“Njenengan biasane sadean krupuk,” tanya Gus Iqdam

“Iya,” jawabnya singkat.

“Teng pondok mriko, pas rutinan,” timpal Gus Iqdam.

“Nggih,” jawabnya

“Masya Allah,” komentar Gus Iqdam.

Mbah Zaenuri ini memiliki 2 orang anak yang pertama laki-laki dan yang kedua ini perempuan. Namun yang perempuan ini menderita penyakit lumpuh. Penderitaannya tidak cukup hanya memiliki anak yang lumpuh, namun istrinya juga telah meninggal dunia. Saking terharunya atas penderitaan Mbah Zaenuri ini, Gus Iqdam kemudian memberikan tambahan uang lagi sehingga genap 2 juta.

"Sudahlah ambil semua 2 juta," tandasnya.

"Matur nuwun Gus," ucap Mbah Zaenuri.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya