Liputan6.com, Barabai - Fenomena alam, hujan es terjadi di wilayah Desa Kambat dan Walatung Kecamatan Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Minggu (22/10/2023). Kejadian tersebut sempat direkam oleh masyarakat dan terpantau di sejumlah media sosial Banua.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor, Karmana membenarkan hujan es itu, menurutnya beberapa waktu sebelum kejadian telah terpantau jika ada penampakan awan kuning atau awan Cumulonimbus (CB) di wilayah HST pada citra radar BMKG.
Advertisement
“Fenomena hujan es adalah cuaca alamiah yang sudah biasa terjadi, faktor penyebabnya adalah ketika suatu wilayah sedang mengalami peralihan musim atau pancaroba dan ada awan CB,” ujar Karmana kepada Liputan6.com, Minggu malam (22/10).
Karmana menambahkan jika yang membedakan proses terjadinya hujan es yakni pada proses kondensasi atau penguapan. Proses kondensasi merupakan saat uap air berubah menjadi partikel-partikel es yang dipengaruhi oleh suhu udara rendah di ketinggian.
“Perlu diketahui penyebab hujan es yang paling utama adalah pembekuan pada proses kondensasi ini,” lanjutnya.
Tepatnya saat ada pengembunan mendadak akibat pergerakan massa udara naik dan turun sangat kuat di dalam awan CB. Hingga massa udara yang sangat kuat membentuk partikel es yang besar, itulah penyebab hujan es dan proses yang sebenarnya terjadi.
Hujan es adalah hujan lokal dengan luas berkisar 5-10 km saja. Sedangkan durasi hujan es pun singkat, paling lama 10 menit, terjadinya hujan es seperti ini lebih sering pada siang atau sore hari.
“Di Kalsel terutama di HST sedang berlangsung musim pancaroba dan banyak terbentuk awan Cb yang dapat memicu terjadinya hujan es,” tutupnya.