Liputan6.com, Jakarta - Investor asing cenderung melakukan aksi jual saham hingga Oktober 2023. Hal tersebut didorong sentimen global terkait kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Minggu (22/10/2023), aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 8,49 triliun. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina menuturkan, aksi jual saham oleh investor asing lantaran sejak Agustus, the Fed terus memberi sinyal penaikan suku bunga acuan akan berlanjut.
Advertisement
"Jika Fed Rate kembali naik, investor asing diperkirakan akan melanjutkan nett sell,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Lalu apa saham yang dibeli dan dilepas investor asing secara year to date di pasar reguler? Berikut 10 saham yang dibeli investor asing berdasarkan data RTI:
1.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 4,5 triliun
2.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 3,2 triliun
3.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai Rp 2,6 triliun
4.PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) senilai Rp 1,4 triliun
5.PT Bumi Resources Tbk (BUMI) senilai Rp 1,4 triliun
6.PT MD Pictures Tbk (FILM) senilai Rp 1,3 triliun
7.PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) senilai Rp 1,1 triliun
8.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) senilai Rp 1,1 triliun
9.PT Astra International Tbk (ASII) senilai Rp 944,9 miliar
10.PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) senilai Rp 798,2 miliar
10 Saham yang Dilepas Investor Asing
10 saham yang dilepas investor asing:
1.PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1,3 triliun
2.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 1,1 triliun
3.PT United Tractors Tbk (UNTR) senilai Rp 1,1 triliun
4.PT Bank BPTN Syariah Tbk (BTPS) senilai Rp 972,2 miliar
5.PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp 969,5 miliar
6.PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 881,1 miliar
7.PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 771,9 miliar
8.PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) senilai Rp 753,5 miliar
9.PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) senilai Rp 747,4 miliar
10. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) senilai Rp 725,8 miliar
Advertisement
Kinerja IHSG pada 16-20 Oktober 2023
Sebelumnya diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan saham 16-20 Oktober 2023. IHSG melemah di tengah aksi jual saham oleh investor asing dan mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (21/10/2023), IHSG turun 1,12 persen ke posisi 6.849,16. Pada pekan lalu, IHSG ditutup di posisi 6.926,78, dan alami kenaikan 0,56 persen.
Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa meningkat 0,55 persen ke posisi Rp 10.62 triliun dari pekan lalu Rp 10.56 triliun. Sementara itu rata-rata volume transaksi harian bursa selama sepekan menjadi 24,01 miliar saham dari 19,51 miliar saham pada pekan lalu.
Rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan meningkat 16,82% menjadi sebesar Rp11,81 triliun dari Rp10,11 triliun pada sepekan yang lalu. Kemudian, peningkatan sebesar 12,27% terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan, menjadi 1.344.504 kali transaksi dari 1.197.523 kali transaksi pada pekan lalu.
Sementara itu, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 3,29 triliun pada 16-20 Oktober 2023. Sepanjang 2023, aksi jual saham oleh investor asing mencapai 8,49 triliun.
Pada pekan ini, mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham energi naik 0,43 persen, sektor saham kesehatan mendkai 2,91 persen dan sektor saham infrastruktur meroket 13,49 persen.
Sektor Saham
Sementara itu, sektor saham basic turun 1,18 persen, sektor saham industri terpangkas 2,05 persen, sektor saham nonsiklikal susut 0,68 persen. Lalu sektor saham siklikal terpangkas 2,9 persen, sektor saham keuangan terbenam 2,22 persen. Kemudian sektor saham properti terbenam 3,58 persen.
Selanjutnya sektor saham teknologi terpangkas 1,66 persen. Sektor saham transportasi dan logistik melemah 5,5 persen, dan mencetak koreksi terbesar.
Update
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 1,12 persen dalam sepekan. Pergerakan IHSG didorong sentimen global seiring tensi geopolitik memanas ditambah dari Amerika Serikat, investor mencermati akan imbal hasil obligasi Amerika Serikat bertenor 10 tahun yang bergerak naik.
"Kebijakan the Fed yang cenderung hawkish setelah rilis data penjualan ritel yang membaik. Kemudian dari dalam negeri, ada pelemahan nilai tukar rupiah dan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga menjadi 6 persen," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Untuk pekan depan, Herdtiya menuturkan, IHSG berpotensi melemah dengan support 6.798 dan resistance 6.878. "Kami memperkirakan tensi geopolitik di Timur Tengah masih cenderung memanas, ditambah perekonomian Amerika Serikat yang masih menjadi cermatan para investor setelah ada sinyal hawkish dari the Fed. Serta ekonomi China yang nampaknya stagnan," kata dia.
Advertisement