Liputan6.com, Cilacap - Banyak yang beranggapan menjadi santri itu tidak bisa menjadi orang kaya. Hidupnya akan biasa-biasa saja.
Tentu saja anggapan ini sangat keliru.
Baca Juga
Advertisement
Da’i yang merupakan alumnus Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam membantah keras anggapan keliru ini.
Santri menurut beliau itu multifungsi, artinya serba bisa. Selain itu, menjadi santri banyak keberkahannya.
“Kalian semua harus punya cita-cita sebagai santri. Santri ini mesti multifungsi. Lah Gus Iqdam ini santri nyell (murni), alhamdulillah ke luar negeri juga pernah, ke luar pulau juga pernah, ke luar kota juga dikawal. Ya mirip-mirip Menteri lah. Lah ini santri nyell, asli santri,” terang Gus Iqdam dikutip dari tayangan YouTube JP Productions, Senin (23/10).
Simak Video Pilihan Ini:
Banyak Orang Sukses dan Pejabat yang Berasal dari Kalangan Santri
Gus Iqdam menampik anggapan keliru banhwa menjadi santri lantas tidak bisa menjadi apa-apa selain mengaji. Beliau mencontohkan, saat ini telah banyak orang-orang sukses, kaya dan memiliki jabatan penting yang mereka itu memiliki latar belakang santri.
“Jadi jangan sampai anda ini ragu dan mengatakan jadi santri tidak keren, kalau jadi santri besok mau jadi apa? Luh tidak usah khawatir, sekarang sudah banyak contohnya santri bisa menjadi orang kaya, santi bisa menjadi presiden (Gus Dur), santri bisa menjadi wakil presiden (Kiai Ma’ruf), santri bisa menjadi menteri banyak sekali, santri jadi DPR banyak sekali, santri menjadi Lurah banyak sekali,” tandasnya.
“Jadi santri menjadi bisa viral seperti Badol, Danu..tahu semua, Jadi ya Allah, banggalah menjadi santri. Karena apa? Santri orang yang paling pantas untuk menerima derajat sesuai yang dijanjikan oleh Allah SWT," imbuhnya.
Terpenting ialah dengan menjadi santri, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Mujadalah Ayat 11:
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
Advertisement
Apa Itu Santri?
Santri dalam pandangan Gus Iqdam tidak selalu harus yang menimba ilmu di pesantren. Namun mereka yang selalu mengikuti petunjuk ulama atau Kiai. Di sinilah pentingnya kehadiran guru di sela-sela menuntut ilmu meskpun ia tidak pernah masuk pondok pesantren.
“Apa mungkin orang ini keimanannya kuat, tapi orang ini tidak memiliki guru? Artinya bukan santri, apa mungkin? Tidak mungkin. Lah orang yang beriman dan berilmu ini pasti santri," terangnya
“Santri itu tidak harus orang mondok di pondok pesantren. Tapi siapapun yang mengikuti ulama. Siapapun yang mengikuti ulama dan Kiai dia masuk kategori santri," imbuhnya.
Gus Iqdam menambahkan bahwa menjadi apa saja kalau mengikuti ulama dan kiai hidupnya akan selalu mengarah pada kebaikan.
“Ada pengusaha hebat tidak pernah mondok, usahanya banyak sekali, tapi dia mengikuti apa yang diucapkan ulama, apa yang diucapkan Kiai, ia menuruti kata ulama dan kiai, Dia pengusaha kok-kosan, tapi ia mengikuti ulama, sudahlah kos-kosanmu dibikin syariah, jangan sampai anak laki-laki dan perempuan masuk khawatir nanti akan terjadi hal yang tidak kita inginkan, belum jadi apa-apa sudah panggil papah-mamah,”
Santri dan Keberkahan Hidup
Gus Iqdam meyakinkan bahwa menjadi seorang santri akan memperoleh keberkahan hidup.
“Kalau anda semua menjadi santri Insya Allah hidupnya akan barokah dan anda semua akan dinaikan derajatnya oleh Allah SWT sesuai janjinya Allah SWT. Karena jika anda keimanannya stabil atau bahkan bertambah, keilmuannya juga bertambah, anda rajin mengaji secara otomatis Allah SWT akan manransfer derajat terus menerus terhadap anda,” paparnya.
“Makanya santri itu meskipun kelihatannya di pesantren itu cuma ngopa-ngopi, tura-turu yang penting mengikuti perintah Kiai, tiba-tiba kadang ada yang jadi lurah, tiba-tiba ada yang jadi camat, ada yang jadi pengusaha. Ya seperti itu, dan santri itu mesti identik dan faham dengan keberkahan," imbuhnya.
Keberkahan lain jika kita mendatangi majelis ilmu bisa menjadi lantaran diangkanya penyakit kita oleh Allah SWT.
“Contohnya apa, ya seperti anda ini kadang badan sakit nggreges, tapi sebab diniati mengaji, padahal badannya tidak enak, padahal duduk di tegalan seperti ini pantatnya tertusuk rumput, tapi ya bertahan, tapi karena keberkahan mengaji, keberkahan ilmu akhirnya tiba-tiba penyakitnya diangkat oleh Allah SWT, diberi kesehatan," tuturnya.
Hal ini pula yang diajarkan Lukman Hakim kepada putra-putranya. Luqman Hakim memberikan wejangan agar anaknya senang berkumpul atau menghadiri majelisnya para Ulama dan Kiai.
"Makanya wali-wali terdahulu, itu wejangannya tidak pernah banyak. Contoh saja seperti Lukman Hakim saja itu wali yang luar biasa bahkan namanya diabadikan dalam Al-Qur’an. Makanya ada surah namanya surah Luqman. Luqman hakim menuturkan kepada anak-anaknya karena Luqman Hakim ingin anak-anaknya selamat seperti apa, “wahai anak-anakku, berkumpullah dengan ulama, berkumpullah dengan kiai, karena memang ulama itu pewarisnya para Nabi," tuturnya.
“Kalau kita sekarang mencari nabi ya memang sulit, tidak ada sebab khatamul anbiya itu Rasulullah Muhammad SAW. Tapi bagaimana kita bisa menemukan sunnah-sunnahnya Rasul, ilmunya Rasul itu di mana? Ya di Ulama. Makanya Lukman Hakim, mengatakan wahai anakku berkumpullah dengan ulama," pungkasnya.
Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement