Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian Periode 2023-2027 yang bertajuk "Restoring Confidence Through Industrial Reform", sekaligus memperingati Hari Asuransi Nasional ke-17.
Peluncuran dilakukan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, didampingi Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, pejabat OJK dan para ketua asosiasi perasuransian.
Advertisement
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam sambutannya mengatakan, sektor perasuransian merupakan salah satu priroritas yang menjadi fokus di OJK. Oleh karena itulah diluncurkan Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian Periode 2023-2027
"Asuransi inilah yang menjadi perhatian dan fokus prioritas. Kalau boleh mengaku, terus terang tidak ada hari di OJK di dewan komisoner di RDK tanpa asuransi. Sepanjang 1 tahun 4 bulan dari hari pertama sampai sekarang, karena memang komitmennya adalah strong together all out for the better dunia asuransi ke depan," kata Mahendra dalam peluncuran Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian Periode 2023-2027, di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Mahendra menegaskan, peluncuran Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian Periode 2023-2027 tersebut bertujuan untuk meraih kembali kepercayaan masyarakat terkait asuransi.
"Ini yang penting bukan hanya peluncurannya tapi event di belakang sama pentingnya. Sehingga yang mau kita lakukan adalah meraih kembali kepercayaan, karena persoalannya mengenai confidence yang berkaitan dengan integritas di berbagai lapisan dalam sektor asuransi," ujarnya.
Bentuk Task Force
Selain itu, peluncuran Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian Periode 2023-2027 juga untuk mendorong agar rasio penetrasi Asuransi di Indonesia meningkat, lantaran saat ini rasio penetrasi asuransi masih berada pada level 2,75 persen.
"Penetrasi tadi 2,75 persen dikatakan, berarti sekitar 7,5 juta orang dari 275 juta orang (yang gunakan asuransi)," ujarnya.
Adapun dalam proses ke depan, OJK akan membentuk task force yang berfungsi untuk melakukan pemantauan terhadap implementasi Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian Periode 2023-2027.
"Saya senang bukan hanya perumusannya tapi pelaksanaannya akan dilakukan bersama dengan membentuk task force. Task force untuk melakukan pemantauan terhadap implementasi (peta jalan pengenbangan dan penguatan induatri perasuransian) dan melaporkannya kepada stakeholder, progress report," pungkasnya.
Advertisement
Industri Asuransi Ikut Bantu Tekan Emisi Karbon, Begini Caranya
Sebelumnya, manfaat hutan mangrove tak kalah penting dari hutan tropis bagi ekosistem, karena mangrove/bakau dapat menyerap karbon 20 kali lebih banyak dibandingkan hutan tropis, terlebih Indonesia memiiki hutan bakau seluas 3,1 Juta hektar yang menyimpan 1/3 cadangan karbon di dunia.
Menyadari hal tersebut, BRI Life senantiasa melakukan penanaman mangrove di setiap tahunnya dalam berbagai kesempatan. Tahun ini bersama Ekowisata Mangrove Kapuk Muara, BRI Life melakukan penanaman 1.000 pohon mangrove di Kawasan Ekowisata Mangrove Muara Kapuk, Jakarta Utara.
Menurut I Dewa Gede Agung, Plt. Direktur Utama BRI Life, Kegiatan tersebut merupakan perwujudan komitmen BRI Life dalam mendukung upaya konservasi lingkungan secara berkelanjutan guna menekan polusi udara di kota-kota besar di Indonesia khususnya di Jakarta, dengan menerapkan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG).
“Diharapkan melalui penanaman mangrove ini dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan seperti pengurangan emisi karbon/menyerap polusi udara serta menciptakan keanekaragaman hayati habitat hewan kecil yang hidup di sekitar Kawasan Ekowisata Mangrove," kata dia dikutip Minggu (22/10/2023).
Ekonomi Berkelanjutan
“Kami berharap, selanjutnya BRI Life dapat semakin konsisten dalam menjalankan komitmen ekonomi berkelanjutan untuk dapat mendorong terwujudnya ekosistem hijau di lingkup perusahaan maupun di masyarakat, karena kami yakin bahwa pelaksanaan Environment, Social, dan Governance (ESG) akan mampu menjaga kesuksesan dan keberlanjutan jangka panjang perusahaan nantinya,” tegas Dewa.
Komisaris Utama BRI Life M. Syafri Rozy yang turut dalam kegiatan penanaman mangrove menjelaskan bahwa, selain fokus pada kegiatan bisnis dan operasional, BRI Life juga mendukung upaya perbaikan lingkungan yang berkelanjutan dengan berperan aktif dalam pemeliharaan lingkungan.
"Konservasi mangrove tidak hanya bermanfaat terhadap pelestarian lingkungan, akan tetapi juga dapat mengoptimalkan potensi wisata daerah sekitar. Tanaman mangrove juga memiliki nilai lebih secara ekonomi karena dapat menghasilkan produk-produk olahan mangrove," imbuhnya.
Advertisement