Kisah Lucu Mbah Moen: Titip Meterai Pada Santri Malah Dibelikan Baterai

Santri lugu diminta beli meterai malah bawa baterai, ini reaksi mbah moen.

oleh Putry Damayanty diperbarui 24 Okt 2023, 10:30 WIB
KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen merupakan seorang ulama sekaligus politisi Indonesia. Ia lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928. 

Semasa hidupnya, Mbah Moen merawat Pondok Pesantren Al-Anwar di tanah kelahirannya tersebut. Mbah Moen berpulang pada usia 90 tahun, 6 Agustus 2019 lalu. 

Sebelum beliau wafat, Mbah Moen pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selain itu, pernah juga menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, Mbah Moen fokus mengurus pondok pesantren.

Meskipun telah tiada, ajaran serta kisah inspiratif dari Mbah Moen selalu menarik untuk disimak. Termasuk kisah lucu yang diamalkan Mbah Moen dengan seorang santri lugu di pondok pesantrennya. Berikut kisahnya dikutip dari laman dream.co.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


Kisah Lucu Mbah Moen dengan Seorang Santri Lugu

Saat itu Mbah Moen pernah memerintah seorang santri ketika sedang transaksi membeli tanah. Singkat cerita, beliau menyuruh santri lugu itu untuk membeli meterai.

“Cung (Nak), belikan meterai,” ujar Mbah Moen.

Kebetulan santri ini adalah ‘Cah Dalem’ (abdi rumah kiai) yang tidak pernah mendengar benda bernama meterai. Mungkin karena anak keluarga kurang mampu.

Singkat cerita santri tadi kembali dengan membawa sebuah benda yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

“Apa Cung ini?,” tanya Mbah Moen.

“Baterai Mbah,” jawab santri lugu itu.

Awalnya, Mbah Moen seperti hendak marah tapi lama-lama beliau malah tertawa.

“Cung, kamu pernah dengar di dunia ini ada benda yang bernama meterai?," Mbah Moen bertanya lagi. Dengan lugunya santri itu menjawab tidak.

Mbah Moen dengan sabar memberi penjelasan mengenai meterai kepada santri tersebut.

“Kulo mboten nate tumbas tanah (saya tidak pernah membeli tanah) Mbah," jawab santri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya