Strategi Pemerintah Bawa Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Sri Mulyani mengungkapkan meningkatkan produktivitas merupakan salah satu jurus yang dilakukan Pemerintah dalam mengeluarkan Indonesia dari middle income trap.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 23 Okt 2023, 15:00 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri side event G20 India terkait Infrastructure Investors Dialogue, di Ghandhinagar India. (akun instagram pribadinya @smindrawati)

Liputan6.com, Jakarta Dalam kuliah umum di Universitas Diponegoro, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa meningkatkan produktivitas merupakan salah satu jurus yang dilakukan Pemerintah dalam mengeluarkan Indonesia dari middle income trap.

“Kita ingin supaya Indonesia terhindar dari middle income trap. Maka produktivitas adalah bagian yang paling penting suatu negara untuk mencapai itu,” ujar Sri Mulyani dalam Kuliah Umum: Kebijakan FIskal di Tengah Konstelasi Ketidakpastian Global pada Senin (23/10/20203).

Menkeu menegaskan, ekonomi suatu negara tidak bisa tumbuh hanya dengan menambah konsumsi tanpa menciptakan suatu produktivitas.

Produktivitas ini salah satunya dimulai dengan mewujudkan SDM unggul di sektor pendidikan dan kesehatan.

Anggaran Pendidikan dan Kesehatan

Pada periode 2015-2022, Pemerintah telah mengeluarkan dana senilai Rp. 3.492,8 triliun untuk pendidikan dan Rp. 1,149,9 triliun untuk kesehatan dan produktivitas.

“Jadi ini semua adalah bentuk investasi. Apapun anggaran pendidikan, kesehatan, dan sosial itu penting, karena manusia itu adalah kunci,” ucapnya.

“(Misalnya di segi kesehatan) kalau bayi-bayi di Indonesia stunting maka mereka ngga bisa produktif, itu adalah salah satu bentuk beban yang luar biasa,” lanjut Menkeu.

 


Penurunan Angka Pengangguran

Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sri Mulyani juga mencatat bahwa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan.

“Periode 2014-2019 tercipta lapangan kerja sebanyak 17,9 juta orang (neto), kemudian menurun sebesar 0,3 juta orang (neto) akibat pandemi (2020). Pemulihan ekonomi 2021-2022 mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 6,8 juta orang (neto), sehingga angka pengangguran turn ke angka 5,45 persen di tahun 2023,” demikian paparan Sri Mulyani.

Adapun penguatan Program Perlinsos yang telah mendorong penurunan tingkat kemiskinan dan ketimpangan secara signifikan.

“Tingkat kemiskinan turun dari 11,22 persen di tahun 2015 menjadi 9,36 persen di tahun 2023,” ungkap Menkeu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya