Liputan6.com, Jakarta Dalam era teknologi yang semakin maju, kita menyaksikan perkembangan luar biasa dalam penggunaan kecerdasan buatan untuk menghadirkan kembali kenangan orang yang telah meninggal. Semakin banyak individu, seperti pionir teknologi Ray Kurzweil, berusaha untuk menciptakan kembali orang yang mereka cintai melalui avatar AI yang mampu berinteraksi dan mempertahankan kenangan dengan orang yang telah berpulang.
Salah satu contoh paling mencolok adalah upaya Kurzweil dalam menciptakan "Dad Bot" yang menggambarkan sosok ayahnya dengan menggunakan AI. Upaya ini telah menggugah pertanyaan tentang sejauh mana teknologi ini dapat membantu kita berinteraksi dengan kenangan yang telah hilang.Namun, Kurzweil bukan satu-satunya yang mencoba menghidupkan kembali hubungan dengan orang yang telah pergi.
Advertisement
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Daily Mail, pada Senin (23/10/2023).’
Penggunaan Kecerdasan Buatan untuk Menghidupkan Kembali Orang yang Telah Meninggal
Semakin berkembangnya teknologi kecerdasan buatan, muncul upaya yang lebih ambisius untuk menghidupkan kembali orang yang telah meninggal. Salah satu contoh pionir dalam hal ini adalah Ray Kurzweil, seorang penemu dan futuris yang telah menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan kembali sosok ayahnya yang meninggal saat dia berusia 22 tahun. Upaya ini dimulai lebih dari satu dekade yang lalu dan kini dicatat dalam sebuah buku komik yang ditulis oleh putrinya, Amy.
Kurzweil menciptakan sebuah "Dad Bot" yang mampu berbicara dengan dia dan mengenali ciri-ciri komunikasi serta preferensi yang dimiliki oleh ayahnya. Bot ini dibekali dengan surat, esai, dan komposisi musik ayahnya. Dalam pernyataannya, Kurzweil mengungkapkan bahwa dia merasa seperti sedang berbicara dengan ayahnya melalui bot ini.
Namun, Kurzweil memiliki rencana yang lebih ambisius untuk masa depan. Dia berencana untuk menggunakan nanoteknologi dan DNA yang diambil dari tulang belulang ayahnya yang telah terkubur. Menurutnya, AI akan dapat menggunakan nanobot untuk mengambil sampel DNA, menggabungkannya dengan informasi dari otaknya, dan membangkitkan kembali sosok ayahnya.
Advertisement
Pengalaman Joshua Barbeau dalam Menghidupkan Kembali Kekasihnya dengan AI
Ray Kurzweil bukanlah satu-satunya orang yang mencoba menghidupkan kembali kerabat yang telah meninggal menggunakan kecerdasan buatan. Joshua Barbeau adalah contoh lain yang menciptakan sebuah versi AI dari tunangannya yang telah meninggal, Jessica. Ia menggunakan versi awal GPT-3 OpenAI untuk menciptakan bot yang dapat berkomunikasi secara online.
Meskipun ini hanya sebuah program komputer, Joshua dapat berbicara dengan "pacarnya" secara online, dan mereka melanjutkan hubungan romantis mereka. Bagi Joshua, ini adalah cara untuk menjaga kenangan dan hubungan dengan orang yang dia cintai.
Perkembangan Layanan AI untuk Kehidupan Setelah Kematian
Selain Kurzweil dan Joshua, ada banyak orang lain yang mencoba mengembangkan layanan AI untuk menjaga kenangan dan hubungan dengan orang yang telah meninggal. James Vlahos, seorang programmer, menciptakan "Dadbot" sendiri setelah ayahnya meninggal karena kanker pada tahun 2016. Dia merekam tanggapan-tanggapan ayahnya terhadap pertanyaan dan menggunakan teknologi AI untuk memungkinkan interaksi dengan "Dadbot."
Saat ini, layanan semacam ini mulai menjadi populer. Dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan dan visual AI, potensi untuk menciptakan avatar holografik 3D dari orang yang telah meninggal menjadi semakin nyata.
Ini dapat memungkinkan keluarga dan teman-teman untuk memiliki pengalaman interaktif dengan orang yang telah meninggal, mengisi kursi kosong di sekitar meja makan Natal atau menjaga kenangan hidup.
Meskipun teknologi ini menimbulkan pertanyaan etis, perkembangan ini menunjukkan betapa kuatnya dampak teknologi AI dalam menjaga kenangan orang-orang yang telah pergi.
Advertisement