Rupiah Melemah Hampir Sentuh 16.000 per Dolar AS, Menko Airlangga: Kita Antisipasi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi menguat sebesar 0,35 persen atau 55 poin menjadi 15.878 per dolar AS dari sebelumnya 15.933 per dolar AS.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Okt 2023, 13:00 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan yang terjadi pada nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pelemahan yang terjadi pada nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir dipicu oleh sentimen dolar Amerika Serikat (USD) yang terus menguat. Artinya, pelemahan rupiah tidak sendiri tetapi juga terjadi dengan sejumlah mata uang negara lain.

"Ini bukan rupiah yang melemah, dolar AS menguat. Karena itu ke semua negara. Itu sih ya kita antisipasi aja," ungkap Airlangga Hartarto usai menghadiri 11th US-Indonesia Investment Summit di Mandarin Oriental, Jakarta pada Selasa (24/10/2023).

Juga dalam pidatonya pada kegiatan tersebut, Airlangga menyoroti tantangan yang dihadapi ekonomi dunia, termasuk Indonesia yaitu kenaikan suku bunga The Fed yang masih berlanjut dan penguatan USD. 

“Tantangan saat ini adalah bergantung pada suku bunga AS yang lebih kuat dan mata uang AS yang juga lebih kuat. Jadi itu yang harus kita mitigasi hari ini, yaitu mencegah capital outflow,” ungkap Menko Airlangga.

Dalam kesempatan lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut depresiasi yang dialami mata uang rupiah masih dalam batas aman. Bahkan, depresiasi rupiah tersebut sejauh ini tidak menganggu sektor rill dan keuangan dalam negeri.

"Kita lihat persentase depresiasi mata uang kita juga masih aman. Aman untuk sektor riil, aman untuk sektor keuangan dan aman untuk inflasi," kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023, di Hutan Kota By Plataran, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Lebih lanjut, terkait depresiasi rupiah, Jokowi mengaku telah memanggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

 


Minim Sentimen, Rupiah Dibuka Menguat Tipis Lawan Dolar AS

Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi menguat sebesar 0,35 persen atau 55 poin menjadi 15.878 per dolar AS dari sebelumnya 15.933 per dolar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, meski ada penguatan di awal perdagangan, rupiah mungkin masih berpeluang melemah terhadap dolar AS sehubungan sentimen terhadap aset berisiko terlihat masih negatif karena pasar masih memantau perkembangan di Timur Tengah.

Dolar AS terkoreksi terhadap major currency pada perdagangan kemarin dan indeks dolar berada di 105.60 pagi ini dari sebelumnya di atas 106. (Hal ini) seiring dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang sedikit menurun, yield obligasi Tenor 10 tahun bergerak di sekitar 4,86 persen pagi ini, sebelumnya di sekitar 4,99 persen. Serangan darat Israel yang ditunda mungkin membantu menurunkan kekhawatiran pasar," ujar dia dikutip dari Antara, Selasa (24/10/2023).

Ia mengatakan, sentimen terhadap aset berisiko pada Selasa pagi ini terlihat masih negatif karena pasar masih memantau perkembangan di Timur Tengah. Sebagian indeks saham Asia masih bergerak negatif, seperti Nikkei, Hangseng, dan Kospi.

"Nilai tukar Rupiah mungkin masih berpeluang melemah terhadap dolar AS ke arah Rp15.950 dengan potensi penguatan di sekitar Rp15.900," kata Ariston.


Potensi Sentimen

Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah tetap terkendali sesuai dengan fundamental. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam beberapa hari ke depan, terdapat sejumlah rilis data ekonomi AS yang akan dirilis. Mulai dari rilis data indeks Purchasing Managers' Index (PMI) aktivitas manufaktur dan jasa AS pada malam ini, data Building Permits AS pada Rabu (25/10) malam, data Produk Domestik Bruto dan Initial Jobless Claim AS pada Kamis (26/10) malam, serta data indikator inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index AS pada Jumat (27/10) malam.

Kalau dari data belakangan ini, kelihatannya data ekonomi AS masih bagus," ungkapnya.

Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya