Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sedang memutar otak untuk menekan produksi sampah Kota Depok mencapai 1.000 ton perhari.
Rencananya Pemkot Depok akan memasifkan pengolahan sampah organik menggunakan maggot.
Advertisement
Sekretaris Daerah Kota Depok, Supian Suri mengatakan, Pemkot Depok sedang berupaya untuk mengurangi sampah di Kota Depok, salah satunya sampah organik.
Pemkot Depok mengupayakan penanganan khusus penanganan sampah berbasis masyarakat.
“Ya, ini lagi diupayakan khususnya penanganan sampah berbasis masyarakat,” ujar Supian, Selasa (24/10/2023).
Supian menjelaskan, pada prinsipnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat, layaknya pengelolaan sampah yang telah berjalan.
Masyarakat dapat melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik.
“terdapat dua penanganan sampah anorganik yakni yang bisa digunakan kembali dan yang memang melalui inflator,” jelas Supian.
Rencananya, Pemkot Depok akan mengelola sampah organik memanfaatkan maggot. Menurutnya pengelolaan tersebut dinilai efektif untuk mengurangi beban sampah yang dikirim ke TPA Cipayung.
“Kita melihat maggot itu relatif efektif, cepat dan kayaknya kita akan masifkan khususnya organik dengan maggot,” ucap Supian.
Supian mengungkapkan, rencana pengelolaan sampah menggunakan maggot mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Masyarakat yang memiliki sampah organik dapat dipilah sehingga membantu Pemkot Depok melakukan pengolahan.
“Sampah makanan yang masuk kategori sampah organik, ini yang akan menjadi santapannya maggot, sehingga bisa terurai,” ungkap Supian.
Kurangi Beban Sampah
Supian menjelaskan, pengolahan sampah organik menggunakan maggot dapat mengurangi beban sampah cukup besar. Menurutnya, sebanyak 60 persen sampah dapat terurai menggunakan sistem pengolahan maggot.
“Kita itu hampir 60 persen ya sampah organik kita ya, jadi mudah-mudahan dengan penanganan ini sudah 60 persen sampah kita bisa terselesaikan di lingkungan masyarakat,” pungkas Supian.
Sebelumnya, Kepala UPT TPA Cipayung, Dadan Ardan Kurniawan mengatakan, berdasarkan kajian sejak 2019, TPA Cipayung telah overload.
Dengan luas 11,2 hektar, TPA Cipayung hanya dapat menampung sampah sebanyak 1,3 juta meter kubik.
“Saat ini sampah yang tertampung mencapai 2,5 juta meter kubik,” ujar Ardan saat ditemui Liputan6, Senin (23/5/2022).
Advertisement
Penataan TPA
Ardan mengungkapkan, untuk memperpanjang usia daya tampung TPA Cipayung telah dilakukan berbagai cara.
Namun, apabila TPPAS Lulut Nambo dapat segera beroperasi, maka pihaknya akan melakukan penataan TPA Cipayung dengan optimalnya.
“Penataan dilakukan dengan menggeser sampah ke lokasi yang sampahnya dapat diratakan dengan ketinggian yang belum maksimal,” ungkap Ardan.
TPA Cipayung memiliki tiga landfill dengan ketinggian rata-rata mencapai 23 meter. Selain itu, untuk melakukan penataan telah meminta bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk pengadaan alat.
“Nantinya alat yang diberikan dapat digunakan untuk penataan sampah,” ucap Ardan.