Harga Bitcoin Melesat ke USD 35.000, Waspada Aksi Profit Taking

Harga Bitcoin telah bergerak melesat menjelang penutupan akhir Oktober. Saat ini target terdekat BTC berada di kisaran USD 35.000 - USD 36.000.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 24 Okt 2023, 15:30 WIB
Per 1 Oktober, harga Bitcoin (BTC) di USD 28.000 dan per hari ini Selasa (24/10/2023), BTC di harga 34.770 maka telah naik lebih dari 20 persen sepanjang Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) melonjak tajam hingga mendekati USD 35.000 dalam 24 jam terakhir, menandai kenaikan yang lebih dari 10 persen. Hal ini terjadi berkat perkembangan terbaru terkait Bitcoin ETF.

Ini adalah kali pertama sejak Mei 2022 harga Bitcoin bergerak di atas angka USD 34.000. Peristiwa ini juga menandakan bahwa fenomena “Uptober” dalam kripto memang benar adanya.

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, per 1 Oktober, harga BTC di USD 28.000 dan per hari ini Selasa (24/10/2023), BTC di harga 34.770 maka telah naik lebih dari 20 persen sepanjang Oktober 2023.

"Selanjutnya, BTC perlu bertahan di atas USD 28.000 pada penutupan 31 Oktober untuk kembali menutup bulan Oktober dengan bullish atau sering dikenal dengan "Uptober"," kata Panji dalam keterangan resminya, Selasa (24/10/2023).

Selasa (24/10/2023) pukul 09.00 WIB, BTC bertengger di harga USD 33.520, meski turun dari harga tertinggi kemarin di angka USD 34.778. BTC masih terbilang melesat 10,35 persen dalam 24 jam terakhir dan menguat 20,90 persen dalam periode tujuh hari terakhir. Ethereum (ETH) bertengger di harga USD 1.830 menguat 7,90 persen dalam 24 jam terakhir dan naik 15,20 persen dalam tujuh hari terakhir.

“Bitcoin telah bergerak melesat menjelang penutupan akhir Oktober. Saat ini target terdekat BTC berada di kisaran USD 35.000 - USD 36.000 dan perlu diwaspadai adanya potensi profit taking di area tersebut. Sementara, minggu depan pelaku pasar juga akan wait and see menantikan keputusan suku bunga pada FOMC 31 Oktober – 1 November,” ungkap Panji.

 


Kapitalisasi Aset Kripto

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sementara, kapitalisasi pasar Aset Kripto global pada Selasa (24/10/2023) pukul 09.00 WIB bertengger di USD 1.221 triliun, naik 8,15 persen dalam 24 jam terakhir.

Beberapa Altcoin juga mengalami kenaikan signifikan sepekan terakhir seperti Solana (SOL), berhasil menembus level harga USD 30 , bertengger di USD 31,55 naik 29.78 persen dalam 7 hari terakhir, dimana harga ini terakhir terlihat pada Juli 2023. Sementara, Ripple mendapatkan angin segar setelah SEC mencabut tuntutan terhadap kedua eksekutif Ripple. Harga XRP naik hingga ke atas USUSD 0,5 naik 11,42 persen dalam 7 hari terakhir.

Adapun, Chainlink (LINK) menjadi salah satu top gainer sepekan terakhir mengalami kenaikan 38,80 persen, keluar dari area konsolidasi 17 bulan terakhir hingga sempat mencapai harga USD 11.

“Kenaikan tiba-tiba ini dipicu oleh gelombang minat baru terhadap persetujuan ETF spot yang akan datang, serta peningkatan signifikan dalam volume perdagangan secara keseluruhan serta beberapa berita positif lainnya," kata dia.

Salah satu peristiwa penting adalah terdaftarnya iShares spot Bitcoin exchange-traded fund (ETF) yang diusulkan oleh perusahaan investasi BlackRock di Depository Trust & Clearing Corporation (DTCC), yang merupakan perusahaan jasa keuangan yang menyediakan layanan kliring dan penyelesaian untuk pasar keuangan. DTCC adalah lembaga kliring untuk perdagangan NASDAQ menurut pakar ETF Eric Balchunas.

Hal ini menunjukkan proses selanjutnya dalam membawa ETF kripto ke pasar, di tengah penantian manajer investasi dan pelaku pasar yang masih menantikan persetujuan oleh Securities and Exchange Commission (SEC).

 


Pengajuan ETF Bitcoin Spot oleh Grayscale

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Masih seputar ETF, Pengadilan Banding AS juga dikabarkan menerbitkan mandatnya yang menegaskan kembali keputusannya yang mendorong SEC untuk mempertimbangkan kembali pengajuan ETF Bitcoin Spot oleh Grayscale.

Selain, optimisme terhadap ETF Bitcoin spot. Tren mengenai halving Bitcoin tahun depan juga menjadi sentimen positif, dengan halving yang kurang dari 200 hari lagi telah menarik perhatian komunitas kripto karena secara historis peristiwa halving memiliki pengaruh besar terhadap pasokan Bitcoin.

“Halving dalam konteks Bitcoin (BTC) adalah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun dimana reward blok miner dibagi dua. Ini membatasi pasokan Bitcoin baru yang masuk ke sirkulasi. Pengaruhnya adalah mengurangi laju pertumbuhan pasokan BTC, potensial meningkatkan nilai karena permintaan tetap tinggi sementara persediaan baru terbatas,” jelas Panji.

 


Pidato Jerome Powell

Sementara pasar Aset Kripto juga mendapat angin segar sejak pekan lalu pasca pidato tentang kebijakan ekonomi AS dari Jerome Powell pada Jumat (20/10) pekan lalu. Kenaikan ini diduga karena isi pidato dari Powell yang diinterpretasikan sebagai adanya tanda pelonggaran kebijakan ekonomi atau dovish dimana hal ini dapat memberikan keuntungan bagi market dengan volatilitas tinggi seperti kripto.

Adapun, pekan ini pelaku pasar juga menantikan laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan dirilis pada hari Jumat (27/10/2023), diperkirakan menunjukkan inflasi utama tahunan dan inflasi inti masing-masing turun menjadi 3,4 persen dan 3,7 persen. Sementara, pelaku pasar juga menantikan terkait keputusan suku bunga acuan oleh Federal Reserve pada pertemuan FOMC 31 Oktober – 1 November 2023.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.  

Infografis bitcoin (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya