IHSG Kembali Sentuh 6.800, Sektor Transportasi Pimpin Penguatan

Abaikan aksi jual saham oleh investor asing, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan Selasa, 24 Oktober 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Okt 2023, 21:59 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau pada perdagangan saham Selasa (24/10/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau pada perdagangan saham Selasa (24/10/2023) setelah tersungkur 1,5 persen pada Senin, 23 Oktober 2023.

Berdasarkan data RTI, IHSG melambung 0,96 persen ke posisi 6.806,76. Indeks LQ45 menguat 1,11 persen ke posisi 908,96. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada perdagangan saham Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.826,04 dan terendah 6.738,53. Sebanyak 380 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 179 saham melemah dan 191 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.099.807 kali dengan volume perdagangan 18,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.844.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham teknologi susut 0,54 persen. Sementara itu, sektor saham transportasi melambung 2,67 persen, dan catat penguatan terbesar.

Sementara itu, sektor saham energi mendaki 0,54 persen, sektor saham basic menguat 0,29 persen, sektor saham industri mendaki 1,24 persen, dan sektor saham nonsiklikal menanjak 1,05 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan bertambah 1,73 persen, sektor saham keuangan menguat 0,89 persen, sektor saham properti melambung 1,87 persen. Selanjutnya sektor saham infrastruktur menanjak 1,23 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing menjual saham Rp 344,9 miliar. Sepanjang 2023, investor asing lepas saham Rp 9,4 triliun.

“Bursa Asia menguat, pasar merespons positif intensifnya berbagai negara melakukan upaya penyelesaikan konflik di Timur Tengah, di mana pemimpin Uni Eropa menyerukan hentikan konflik itu,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dikutip dari Antara.


Top Gainers-Losers pada 24 Oktober 2023

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang catat top gainers antara lain:

Saham MBTO meroket 34,83 persen

Saham RODA meroket 34 persen

Saham GULA meroket 25 persen

Saham PMMP meroket 24,68 persen

Saham SIPD meroket 18,50 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

Saham GTBO merosot 21,11 persen

Saham NPGF merosot 20,90 persen

Saham SRAJ merosot 13,70 persen

Saham BABY merosot 13,33 persen

Saham FIRE merosot 12,29 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

Saham KPIG tercatat 33.862 kali

Saham SLIS tercatat 25.763 kali

Saham BBCA tercatat 23.106 kali

Saham SDPC tercatat 22.006 kali

Saham PMMP tercatat 21.423 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai:

Saham BBCA senilai Rp 677,8 miliar

Saham BBRI senilai Rp 526,9 miliar

Saham BMRI senilai Rp 417,5 miliar

Saham ASII senilai Rp 330,8 miliar

Saham AMMN senilai Rp 244,2 miliar.


Bursa Saham Asia Pasifik pada 24 Oktober 2023

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia Pasifik pulih dan menghapus kerugian sebelumnya pada Selasa, 24 Oktober 2023. Hal ini seiring investor menilai survei swasta mengenai aktivitas bisnis dari Jepang dan Australia. Selain itu, indeks harga produsen pada Oktober dari Korea Selatan.

Di Australia, indeks S&P 500 bertambah 0,19 persen, pulih dari kerugian dalam tiga hari berturut-turut dan berakhir ke posisi 6.856,9.

Indeks Nikkei 225 Jepang juga menguat pada Selasa pekan ini. Indeks Nikkei bertambah 0,2 persen ke posisi 31.062,35. Indeks Topix sedikit naik ke posisi 2.240,73 karena indeks purchasing managers pada Oktober 2023 mengalami kontraksi pertama sejak Desember 2022.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,12 persen ke posisi 2.383,51 mengakhiri penurunan tiga hari berturut-turut, sedangkan indeks Kosdaq melambung 2,7 persen ke posisi 784,86.

Hal ini terjadi setelah indeks harga produsen negara tersebut naik lebih cepat 1,3 persen tahun ke tahun pada September 2023 dibandingkan Agustus 2023 sebesar 1 persen.

Selain itu, bursa saham China menguat. Indeks CSI 300 naik 0,37 persen ke posisi 3.487,13, dan menghentikan penurunan empat hari berturut-turut. Indeks Hang Seng melemah 0,89 persen.


Penutupan Wall Street pada 22 Oktober 2023

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan saham Senin, 23 Oktober 2023. Indeks Nasdaq menguat seiring imbal hasil treasury atau obligasi pemerintah AS turun dari level tertinggi.

Selain itu, pelaku pasar menanti rilis laba perusahaan dari raksasa industri teknologi. Seiring sentimen itu, pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tergelincir 190,87 poin atau 0,58 persen ke posisi 32.936,41. Sedangkan indeks S&P 500 susut 0,17 persen ke posisi 4.217,04. Indeks Nasdaq bertambah 0,27 persen ke posisi 13.018,33. Demikian mengutip dari CNBC, Selasa (24/10/2023).

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang menjadi acuan sempat sentuh level tertinggi di atas 5 persen. Pada perdagangan terakhir, imbal hasil obligasi pemerintah AS sekitar 4,85 persen.

Suku bunga telah melonjak dalam beberapa minggu terakhir, dengan imbal hasil atau yield treasury 10 tahun yang menembus di atas 5 persen pada Kamis, 19 Oktober 2023 pertama kali tersejak Juli 2007.

Komentari dari ketua the Federal Reserve Jerome Powell pada Kamis pekan ini menunjukkan kebiasaan moneter dapat melakukan pengetatan lebih lanjut. Hal ini tampaknya memicu kekhawatiran investor dan mendukung kenaikan imbal hasil treasury. Sejumlah analis menilai imbal hasil acuan masih memiliki ruang lebih lanjut untuk dijalankan.

“Kenaikan imbal hasil yang cepat seharusnya mempercepat gambaran ekonomi yang sudah melemah yang ditutupi kenaikan suku bunga,” ujar Chief Market Strategist Canaccord Genuity, Tony Dwyer dalam catatannya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya