Liputan6.com, Washington, DC - Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama merilis sebuah pernyataan terkait perang Hamas vs Israel. Ia meminta agar AS tidak mengabaikan penderitaan rakyat Palestina.
Pernyataan Barack Obama dirilis melalui platform Medium. Obama berkata Israel punya hak mempertahankan diri, serta dirinya mendukung kebijakan Presiden Joe Biden.
Advertisement
Tetapi, Obama menyebut bahwa rakyat Palestina selama ini terdampak negatif oleh perlakuan tidak adil.
Ia pun meminta agar publik menunjukkan sisi terbaiknya, ketimbang mempromosikan rasa takut.
"Itu berarti secara aktif menolak anti-semitisme di berbagai bentuk," ujar Barack Obama.
Obama melanjutkan: "Itu berarti menolak sentimen anti-Muslim, anti-Arab, atau anti-Palestina. Itu berarti menolak menyamakan seluruh rakyat Palestina dengan Hamas atau grup teroris lain. Itu berarti menjaga agar tidak menggunakan bahasa merendahkan kepada rakyat Gaza atau meremehkan penderitaan Palestina, baik itu di Gaza atau Tepi Barat."
Selain itu, Obama menyorot soal masalah kawasan Palestina dan bahwa pemerintah Israel memaksa warga setempat pindah.
Pernyataan panjang dari Barack Obama itu ditutup dengan mengingatkan untuk membuat masa depan yang lebih baik untuk anak-anak Israel dan Palestina.
"Jika peduli tentang tetap membuka kemungkinan perdamaian, keamanan, dan martabat untuk generasi masa depan anak-anak Israel dan Palestina, serta anak-anak kita, maka ini adalah tanggung jawab kita untuk setidaknya membuat usaha untuk mencontohkan, dalam kata-kata dan aksi kita, dunia yang baik yang kita ingin wariskan kepada mereka," pungkas Barack Obama.
Inggris Beri Dana Tambahan Rp388 Miliar Bantu Warga Gaza Terdampak Perang Israel Vs Hamas
Sebelumnya dilaporkan, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengumumkan pada Senin (23/10/2023) bahwa negaranya akan mengirim bantuan tambahan sebesar 20 juta Pound Sterling atau sekitar Rp388 miliar untuk membantu warga sipil di Gaza yang terdampak perang Israel Vs Hamas.
Angka tersebut menjadikan total bantuan yang dijanjikan Inggris untuk Palestina menjadi 30 juta Pound Sterling, setelah 10 juta Pound Sterling diberikan pekan lalu.
"Kami memberikan tambahan bantuan kemanusiaan senilai 20 Pound Sterling juta kepada warga sipil di Gaza, lebih dari dua kali lipat bantuan kami sebelumnya kepada rakyat Palestina," kata Sunak, seperti dikutip CNA, Selasa (24/10).
Sebelum menjanjikan bantuan pasca serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Inggris sebelumnya telah memberikan bantuan sebesar 27 juta Pound Sterling kepada warga Palestina tahun ini.
Pengumuman Sunak disampaikan saat memberikan informasi terbaru kepada anggota parlemen mengenai situasi di Timur Tengah, setelah kunjungannya ke wilayah tersebut pekan lalu.
Dia mengatakan kedatangan beberapa truk bantuan ke Gaza melalui perbatasan Rafah merupakan "kemajuan penting", namun menambahkan "itu tidak cukup."
"Kita membutuhkan aliran bantuan yang terus-menerus, membawa air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan," tambahnya.
Advertisement
Konvoi Truk Bantuan Kemanusiaan Kini Menuju Gaza Lewat Mesir
Konvoi ketiga yang terdiri dari 20 truk bantuan memasuki perbatasan Rafah dari Mesir ke Jalur Gaza yang diblokade pada Senin, menurut juru bicara Palestina di terminal.
“Dua puluh truk yang membawa bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza melalui perbatasan Rafah,” kata juru bicara Palestina di terminal Gaza, Wael Abu Mohsen, kepada Anadolu.
Sementara kantor berita Mesir MENA mengonfirmasi bahwa konvoi ketiga truk bantuan memasuki terminal Gaza. MENA melaporkan truk-truk tersebut memuat bahan makanan, air, obat-obatan, dan pasokan medis lainnya.
“Sepuluh truk bantuan lainnya sedang dipersiapkan,” kata MENA.
Sebelumnya, dua konvoi yang terdiri dari 34 truk bantuan telah memasuki Gaza dari Mesir dalam dua hari terakhir.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Jalur Gaza membutuhkan sekitar 100 truk bantuan setiap hari untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan kemanusiaan di daerah kantong itu, dikutip dari antara news, Selasa (24/10/2023).
Israel melancarkan serangan bom tanpa henti di Jalur Gaza sebagai balasan dari serangan lintas batas yang diluncurkan kelompok Hamas Palestina ke kota-kota perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023.
Pertempuran itu menyebabkan 2,3 juta penduduk di Gaza menghadapi blokade serta menipisnya makanan, bahan bakar, dan pasokan medis.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk meringankan “penderitaan besar umat manusia.”
Hampir 6.500 korban tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 5.087 warga Palestina dan lebih dari 1.400 warga Israel.
AS Kirim Penasihat Militer ke Israel Jelang Invasi Darat ke Gaza
Pentagon mengirimkan sejumlah penasihat militer, termasuk seorang jenderal dari korps marinir yang ahli dalam perang perkotaan, ke Israel untuk membantu perencanaan perang. Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga mempercepat pengiriman sejumlah sistem pertahanan udara canggih jelang invasi darat ke Gaza.
Menurut seorang pejabat AS yang berbicara secara anonim, salah satu perwira yang memimpin bantuan tersebut adalah Letjen Korps Marinir James Glynn, yang sebelumnya membantu memimpin pasukan operasi khusus melawan ISIS dan bertugas di Fallujah, Irak, selama sejumlah perang perkotaan paling sengit di sana.
Pejabat AS yang sama menyebutkan bahwa Glynn juga akan memberi nasihat tentang cara mengurangi korban sipil dalam perang perkotaan. Demikian seperti dilansir AP, Selasa (24/10).
Penugasan Glynn ke Israel pertama kali dilaporkan oleh Axios.
Israel dilaporkan sedang mempersiapkan invasi skala besar di lingkungan di mana militan Hamas telah bertahun-tahun mempersiapkan jaringan terowongan dan memasang perangkap di seluruh blok perkotaan padat di utara Gaza.
"Glynn dan perwira militer lainnya yang menjadi penasihat Israel memiliki pengalaman yang sesuai dengan jenis operasi yang dilakukan Israel," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby pada Senin (23/10).
Pejabat AS lainnya yang menolak menyebutkan namanya menegaskan bahwa para penasihat militer tersebut tidak akan terlibat dalam perang Hamas Vs Israel.
Tim militer adalah salah satu dari banyak pihak yang bergerak cepat di Pentagon untuk mencoba mencegah konflik antara Israel dan Hamas yang sudah intens meluas. Mereka juga berusaha melindungi personel AS, yang dalam beberapa hari terakhir telah berulang kali diserang.
Advertisement