Kisah Jenaka Jemaah Gus Iqdam yang Mondok Hanya 2 Minggu, Kok Bisa?

Jemaah da’i nyentrik asal Blitar Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam ini memang banyak yang kocak atau Lucu. Tak terkecuali dengan jemaah yang bernama Bibit ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2023, 10:30 WIB
Mas Bibin ngobrol santai dengan Gus Iqdam (Tangkap layar YouTube Santri Nyeni / Khazim Mahrur)

Liputan6.com, Cilacap - Jemaah da’i nyentrik asal Blitar Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam ini memang banyak yang kocak. Tak terkecuali dengan jemaah yang bernama Bibit.

Dengan polos, ia mengaku pernah ngaji di pesantren tapi cuma sebentar yakni hanya 2 Minggu.

Kelucuannya terlihat ketika sedang berbincang santai bersama pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah (ST) Gus Iqdam. Memang selain pengajian, Gus Iqdam selalu memberikan kesempatan kepada beberapa jemaahnya untuk berbincang-bincang.

Sebenarnya, Bibit bukan nama asli, melainkan hanya nama panggilan saja. Ia memiliki nama lahir Biptia Adiva Tribila. Menurutnya, nama ini merupakan gabungan dari nama orangtuanya.

Ayahnya bernama Bibit, ibunya bernama Sutiani. Jadi Biptia yang merupakan nama depannya ini merupakan gabungan dari Bibit dan Sutiani.

Berangkat dari pengalaman Bibit yang hanya sebentar menimba ilmu di pesantren, sejatinya ada beberapa tips agar anak betah di pesantren yang harus diketahui para orang tua.

 

SImak Video Pilihan Ini:


Tidak Betah di Pesantren

Mas Bibin ngobrol santai dengan Gus Iqdam (Tangkap layar YouTube Santri Nyeni / Khazim Mahrur)

Sebagaimana 2 adiknya yang kini di pesantren, Bibit juga pernah merasakannya. Namun ia tidak lama belajar agama di pesantren, yakni hanya 2 minggu. Sama persis dengan pesantren kilat yang biasa dilaksanakan pada bulan Ramadhan.

“Adik saya 2 di pesantren semua, Saya juga pernah mesantren Gus, tapi baru 2 minggu saya keluar,” ucapnya jujur, dikutip dari tayangan YouTube Santri Nyeni, Selasa (24/10).

Gus Iqdam dengan raut muka keheranan lantas menanyakan penyebabnya tidak lama di pondok pesantren.

“Kenapa?” tanya Gus Iqdam.

Dia tidak menjawab secara gamblang perihal dirinya hanya sebentar di pesantren. Cuma dengan nada agak berkelakar, ia mengatakan kalau dirinya belum mendapatkan hidayah.

“Hidayah belum turun,” jawabnya sembari berkelakar.

“Ditunggu-tunggu tidak datang-datang, akhirnya keluar saja lah, begitu?” ucap Gus Iqdam menguatkan leluconnya.

“Iya,” jawabnya sembari tertawa lepas.

Ternyata Bibit juga memiliki hobi yang membuat dirinya viral alias terkenal, yakni dunia touring. Dia juga penggemar motor CB dan memiliki banyak teman di perkumpulan pecinta motor CB.


8 Tips Agar Anak Betah di Pesantren

Ilustrasi - Santri mengaji di masjid. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Mengutip kanal Islami Liputan6.com, berikut ini beberapa tips agar anak betah di pesantren.

1. Orang tua harus tulus 100% merelakan anaknya belajar di Pesantren

Terlepas dari siapa yang menginginkan ananda masuk pesantren . Apakah dari ananda sendiri atau orang tua. Berjauhan dengan ananda memang terasa berat bagi setiap orang tua.

Perasaan berat tersebut, hanya membuat anak (Baik diketahui atau tidak oleh ananda) semakin tidak betah berada di pesantren. Oleh sebab itu, sudah semestinya orang tua sama-sama memahami keutamaan memasukkan ananda ke pesantren secara meyakinkan supaya anak pun betah di pesantren.

2. Meyakinkan anak, bahwa Pesantren adalah pilihan terbaik untuk masa depan dan hidupnya

Peran orang tua sangat penting dalam mendukung Ananda, termasuk meyakinkan anak-anak. Bahwa menuntut pengetahuan di Pesantren adalah pilihan yang tepat untuk mengembangkan karakter, pendidikan agama dan akademiknya.

Supaya anak betah di pesantren , tunjukkanlah rasa bangga Bapak Ibu sebagai orang tua kepada ananda, karena dia telah memilih pilihan yang tepat untuk berada di Pesantren .

3. Terus menerus memotivasi anak dan memberi dukungan selama nyantri di Pesantren

Tahun pertama di pesantren adalah tahun terberat bagi anak-anak dan orang tua. Bagi ananda, ia harus beradaptasi dengan aktifitas, orang, lingkungan, suasana, suhu, kebersihan, privasi, waktu istirahat dan makanan yang baru.

Begitupun dengan orang tua. Di saat ananda belum ke pesantren, orang tua biasa melihat ananda di rumah. ia memanggil atau membantu orang tua, namun saat di pesantren, kehadirannya hilang dari radar kita di rumah.

4. Ingatkan Ananda untuk Hidup dengan Ikhlas dan Ridho Selama di Pesantren

Seringkali santri yang baru saja memasuki pesantren rewel dengan keluhan.  Yang mana, tentu saja jelas, suasananya jauh berbeda dengan di rumah. Jika di rumah, anak mendapatkan apa yang dia inginkan. Di pesantren, tidak ada istilah “Santri dimanja” . Santri berlatih hidup dengan berbagai keterbatasan. Orang tua harus ingat dan mengingatkan ananda dengan prinsip ini:

“keberadaan santri di pesantren memang jauh dari kasih sayang orang tua (Secara fisik), tetapi sangat dekat dengan kasih sayang Allah SWT.”

 


Tips 5-8

Ilustrasi santri, pesantren, Islami. (Photo by Andri Helmansyah on Unsplash)

5. Senantiasa Ingatkan: Tujuan Utama Masuk Pesantren

Ketika santri sedang dalam kondisi rewel, mengeluhkan berbagai hal, mengatakan tidak betah di pesantren, kemudian mengatakan kekurangan-kekurangannya selama di pesantren . Ingatkan bahwa tujuan masuk pesantren adalah belajar.

Memperoleh pendidikan sekolah dan agama akan sangat berguna di dunia dan akhirat. di tengah perjalanan tersebut, akan sangat banyak rintangan dan cobaan yang menerpa.

6. Ajari Anak-anak untuk Disiplin dan Mandiri

Terkadang, masuk ke pesantren adalah keinginan orang tua dengan tujuan ananda dapat bersosial dengan orang-orang soleh dan menghindari pengaruh yang sangat buruk di luar pesantren .

Karena itu, sebelum anak memasuki  pesantren , orang tua harus membiasakan ananda disiplin dan mandiri di beberapa kegiatan di rumah. Biasakan anak untuk mencuci piring sendiri, menyapu dan mengepel rumah. Hal tersebut akan sangat berpengaruh di saat ananda berada di pesantren .

7. Selalu Berdoa kepada Allah

Berdoa merupakan cara paling ajaib Mohon petunjuk kepada Allah agar santri senantiasa diberikan kekuatan dan kesabaran dalam melewati masa sulit selama di pesantren.

Berdoa kepada Allah agar ananda dapat menyerap pelajaran dengan baik. Mengamalkan ilmunya. Memiliki akhlak yang mulia.

8. Jangan Terlalu Sering Mengunjungi dan Berkomunikasi dengan Anak

Ini sering terjadi pada santri, terutama yang tinggal di dekat pesantren . Orang tua sering mengunjungi anaknya di pesantren. Mengunjungi anak satu bulan sekali sudah masuk kategori cukup, lebih dari itu masuk kategori sering.

Sering mengunjungi anak ke pesantren  hanya akan membuat anak semakin tidak betah di pesantren. Bayangan kenyamanan berada di rumah semakin kuat terbayang di pesantren.

Pikirannya bukan lagi soal bagaimana meningkatkan prestasinya di pesantren. Tetapi anak lebih cenderung mencari alasan agar bisa pulang, berlama-lama di rumah, pada akhirnya memutuskan untuk keluar dari pesantren .

Itulah tips agar anak bisa betah di pesantren. Tips ini untuk orang tua yang anaknya sudah menjadi santri atau yang akan menjadi santri.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya