Sebel dengan Toxic People, Berikut Cara Menghadapinya menurut Islam

Di manapun kehadiran orang yang memilki sifat toxic sangat menjengkelkan karena sifatnya yang bisa meracuni keharmonisan hubungan sesama, di manapun dan kapanpun.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2024, 14:07 WIB
Ilustrasi egois, toxic, mengganggu orang lain, sentilan, sindiran, mencampuri urusan orang lain. (Image by storyset on Freepik)

Liputan6.com, Cilacap - Kehadiran toxic people atau orang yang memilki sifat toxic ini sangat menyebalkan dan menjengkelkan. Hal ini karena sifatnya yang bisa meracuni keharmonisan hubungan sesama.

Toxic sendiri artinya racun. Toxic people ini merupakan label untuk orang yang memiliki sifat racun atau memberikan dampak buruk terhadap orang lain, terutama terhadap psikis.

Sifat toxic ini tentu harus dihindari karena dapat mengganggu kenyamanan orang lain, membuat kita dijauhi banyak orang, hingga membuat kita sulit untuk memiliki hubungan sosial yang baik.

Lantas bagaimana karakteristik toxic people ini dan bagaimana cara menghadapi toxic people menurut Islam?

Simak Video Pilihan Ini:


Karakteristik Toxic People

Ilustrasi orang toxic. (Image by Freepik)

Mengutip hellosehat.com, orang-orang yang dianggap toxic seringkali membuat Anda merasa sedih, tidak berharga, frustrasi, dan bahkan merasa bersalah atas kesalahan yang tidak Anda lakukan. Lantas, seperti apa ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian ini?

1. Hanya mau senangnya saja

Salah satu ciri kepribadian toksik yang bisa Anda rasakan adalah mereka tidak ada buat Anda saat Anda membutuhkannya. Namun, mereka selalu memaksa Anda untuk menolong mereka saat mereka dilanda kesusahan.

Tidak sampai di situ saja, jika mereka memang telah membantu Anda, mereka tak segan memanfaatkan segala kesempatan untuk berkoar-koar tentang hal tersebut.

2. Tidak berempati atau bersimpati pada Anda

Jangan mengharapkan orang negatif untuk sepenuhnya memahami diri Anda, karena biasanya orang yang toksik tidak bisa mengerti dan memahami kondisi orang lain.

Salah satu contohnya adalah ketika Anda sedang menceritakan masalah Anda. Bukannya mendukung dan menghibur, mereka mungkin justru sibuk menghakimi dan menyalahkan Anda.

3. Suka mengontrol dan memanipulasi orang lain

Hal yang paling menyebalkan dari orang yang toksik adalah kebiasaan mereka yang suka mengontrol dan memanipulasi orang lain. Mereka akan membuat orang lain melakukan apa yang mereka inginkan untuk mencapai tujuan mereka.

Mereka juga tidak ragu untuk berbohong dan berkelit dengan sejuta alasan bila kebohongannya terkuak. Orang ini bisa membuat anda merasa berhutang budi padanya.

Mereka juga bisa menyakiti perasaan Anda, dengan dalih perbuatannya dilakukan untuk menyelamatkan anda. Misalnya menghina seseorang dengan sebutan “gendut” dengan alasan supaya ia mau berusaha lebih keras untuk diet. 

Perilaku orang “beracun” ini hampir sama dengan perilaku psikopat. Jika mereka telah berhasil membuat Anda melakukan apa yang ia inginkan lewat manipulasi, selanjutnya ia akan melakukan hal-hal yang lebih parah lagi.

4. Tidak mau mengakui kesalahan atau minta maaf 

Selain menyebalkan dan merugikan anda, orang toksik enggan minta maaf. Meski mereka sudah jelas-jelas salah, mereka akan menganggap kesalahan mereka itu disebabkan oleh orang lain.

Dalam banyak kasus, mereka mencoba untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain tetapi sebenarnya untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Mereka ingin memperoleh simpati dan perhatian dengan cara berpura-pura sebagai korban alias play victim.

5. Sering merendahkan atau meremehkan Anda

Apapun kesuksesan atau keberhasilan yang anda punya, orang dengan kepribadian toksik akan selalu menyangkal dan membuat anda kesal.

Ketika ia tahu anda berhasil dan mendapat suatu pencapaian, ia secara tidak langsung akan membanding-bandingkan secara negatif dengan orang lain atau dirinya sendiri, atau bahkan menjatuhkan Anda.

Intinya, ia tidak senang atas keberhasilan yang Anda miliki dan mencoba untuk merendahkan anda.


Cara Menghadapi Toxic People menurut Islam

Ilustrasi membaca doa. (dok.freepik.com)

Sebagian besar orang mungkin pernah terlibat dalam hubungan yang toxic, entah itu terkait pertemanan, asmara maupun lingkungan kerja. Terlibat dalam hubungan toxic pasti menguras tenaga dan pikiran, yang lambat laun bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang.

Melansir laman nu.or.id, cara menghadapi orang toxic ialah dengan memohon pertolongan Allah melalui doa. Adaun doa ketika kita berada di lingkungan toxic yang dipenuhi iri dan dengki ialah sebagai berikut,

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِحَاسِدِيْنَا فَإِنَّهُمْ لِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الضَّيْقِ لَا يَحْتَمِلُوْنَ رُؤْيَةَ النِّعَمِ الَّتِي عَلَيْنَا دُوْنَهُمْ، وَلَوِ اتَّسَعَتْنُفُوْسُهُمْ لَمْ يَقَعُوْا فِي حَسَدِنَا

Allâḥummaghfir li hâsidînâ, fa innahum li mâ ‘indahum minadl dlaiqi lâ yaḫtamilûna ru’yatan ni‘amil latî ‘alainâ dûnahum. Wa law ittasa’at nufûsuhum lam yaq‘û fî hasadinâ

“Ya Allah, ampunilah para pendengki kami karena mereka dalam kesempitan hatinya tidak kuat melihat nikmat-nikmat yang dianugerahkan pada kami, bukan pada mereka. Andai berhati lapang, mereka tentu takkan iri dengki kepada kami,”

Orang yang sholeh dan para wali bersyukur jika berada di lingkungan toxic yang penuh rasa dengki dan iri selalu memanjatkan doa ini.

Boleh juga membaca doa ini ketika menghadapi orang yang menyebalkan sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW berikut ini,

يَرْحَمُ اللهُ مُوْسَى قَدْ أُوْذِيَ بِأَكْثَرَ مِنْ هَذَا فَصَبَرَ

"Yarhamullâhu Mûsâ qad ûdziya bi aktsara min hâdzâ, fa shabara"

Artinya, “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Nabi Musa AS yang telah disakiti lebih banyak dari sekadar ini, lalu ia bersabar.”

Selain berdoa, cara menghadapi orang toxic ialah dengan tidak membalas perlakuannya (sabar) serta memafkan perilakunya itu. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran [3]:134,

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ

“(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya