Liputan6.com, Jakarta Diperkirakan, sekitar 17 juta rumah tangga di Amerika Serikat saat ini memiliki ayam di halaman belakang rumah demi gaya hidup hemat. Kenaikan ini menjadi tren yang semakin populer. Tetapi sekarang ada inovasi teknologi yang akan mengubah cara pemilik ayam merawat ternak bulu mereka.
Baca Juga
Advertisement
Dikenalkan sebagai "Albert Eggstein," perangkat cerdas ini menawarkan pemantauan 24/7 atas ayam-ayam tersebut melalui kecerdasan buatan yang canggih. Albert Eggstein, menghadirkan inovasi yang unik. Dibangun di atas kemampuan pemantauan yang ada, perangkat ini dilengkapi dengan dua kamera yang menghadirkan streaming video langsung ke ponsel cerdas pemilik melalui aplikasi Coop.
Menariknya, software 'Cluck talk' bisa mengukur suara, desibel, dan pola percakapan ayam untuk memberi tahu pemilik tentang keadaan unggas-unggas tersebut. Mulai dari obrolan yang diterjemahkan menjadi ayam lapar, bahagia, atau bahkan dalam bahaya.
Kecanggihan kandang ayam ini bisa mempermudah menjadi peternak ayam di tengah kesibukan utama. Berikut Liputan6.com merangkum teknologi baru ini melasir dari New Atlas, Rabu (25/10/2023).
Fitur Andalan Kandang Ayam Pintar
Semua data dan video yang dikumpulkan dirangkum dalam lembar ikhtisar mingguan, memungkinkan pemilik untuk mengenali pola dan masalah dalam kandang mereka, seperti kemungkinan hadirnya predator. Selain itu, penyimpanan Cloud Click menyimpan rekaman dan suara selama 30 hari.
Tim di balik Albert Eggstein berencana untuk menghadirkan pemantauan kesehatan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang. Teknologi ini akan membantu mendeteksi tanda-tanda penyakit yang sering tidak terlihat pada ayam. Misalnya, perangkat ini dapat memberi tahu jika ayam tampak kurang sehat atau kurang minum air selama beberapa waktu.
Selain itu, Coop berencana mengembangkan fungsi telehealth dalam aplikasinya, yang akan menghubungkan pemilik ayam ke jaringan dokter hewan untuk konsultasi berdasarkan data yang dikumpulkan.
Advertisement
Diminati Banyak Peternak Ayam Pemula
Albert Eggstein adalah karya dari AJ Forsythe dan Jordan Barnes dari Austin, yang menginvestasikan lebih dari 10.000 jam dalam merancang kandang dan peralatan canggih. Mereka bertujuan untuk membuat pemeliharaan ayam lebih mudah bagi pemula. Bahkan, 56% pelanggan mereka adalah pemula dalam beternak ayam.
Bagi mereka yang baru mengenal pemeliharaan ayam, akan menyadari bahwa ayam adalah hewan peliharaan yang istimewa. Ayam bukan hanya sumber telur, tetapi juga hewan yang cerdas dan penuh kasih sayang, dapat hidup selama 10 tahun. Interaksi dan dinamika dalam kandang ayam juga membuat mereka menjadi subjek yang menarik untuk diamati.
Namun, inovasi ini tidak datang dengan harga yang murah. Harga awal Albert Eggstein adalah $1.995 (Rp 31.6 juta) dengan harga standar $2.595 (41/1 juta), meskipun termasuk dalam paket kandang, kamera, pintu otomatis, dispenser makanan, dan lainnya. Coop juga memerlukan langganan bulanan sebesar $19 atau sekitar Rp 300 ribuan untuk mengakses fitur-fitur tambahan.
Meskipun aturan mengenai pemeliharaan ayam di halaman belakang telah menjadi lebih longgar, pemilik ayam tetap perlu memeriksa peraturan setempat tentang jumlah kawanan yang diperbolehkan dan lokasi penempatan kandang mereka.
Teknologi Penerjemah Bahasa Ayam Serupa dari Jepang
Tim peneliti Jepang telah mencapai terobosan luar biasa dengan menciptakan "Penerjemah Bahasa Ayam AI," sebuah inovasi yang memungkinkan manusia untuk memahami dan mengartikan bahasa ayam, termasuk memahami berbagai keadaan emosional yang mereka alami.
Dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai Deep Emotional Analysis Learning, tim peneliti berhasil mengembangkan sistem yang dapat mengenali dan memahami berbagai keadaan emosional pada ayam, mulai dari kemarahan, ketakutan, kelaparan, kegembiraan, kepuasan, hingga kesusahan.
Proses pengembangan sistem ini melibatkan pengumpulan dan analisis sampel suara dari 80 ekor ayam. Sampel-sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam algoritma yang bertugas menghubungkan pola suara dengan berbagai keadaan emosional yang dialami oleh burung.
Kolaborasi dengan delapan ahli bedah hewan dan psikolog hewan juga memastikan tingkat akurasi yang sangat tinggi dalam mengidentifikasi kondisi mental ayam.
Advertisement