5 Tips Mencapai Keseimbangan Kehidupan Kerja bagi Wanita Karier

Bagaimanakah perempuan bisa mencapai keseimbangan kehidupan kerja atau work life balance dan kehidupan saat ini? Berikut ulasannya!

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 31 Okt 2023, 10:06 WIB
Ilustrasi Pekerja Wanita (RAEng_Publications/Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu membayangkan kehidupanmu setelah menikah dan memiliki anak nanti? Kamu akan menjadi seorang ibu yang bekerja dan harus bangun lebih awal dari biasanya. Hari-harimu akan dimulai dengan penuh semangat, mulai dari menyiapkan sarapan, memberi makan anak-anak, menyiapkan bekal, dan memastikan semua anggota keluarga siap menghadapi hari, sambil mempersiapkan diri untuk tugas profesionalmu. Ketika kamu memasuki mode kerja, kesehatan mentalmu mungkin akan sedikit terganggu. Tumpukan pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor seakan-akan sudah memenuhi isi harimu. 

Nah, sekarang coba kamu bayangkan bila kamu tidak memiliki anak, tetapi beban ketidakseimbangan dalam hidup juga kamu alami. Kehidupan kerja yang merembes ke dalam kehidupan pribadimu, melampaui rutinitas pekerja biasanya, akan membuat kamu kelelahan.

Berjuang untuk memajukan karier, mengatur kehidupan sosial, menjaga kebugaran, dan tidur yang cukup akan membuat perasaan kamu semakin tipis. Work life balance tampaknya lebih seperti fatamorgana yang tidak dapat dicapai dibandingkan tujuan yang mungkin dicapai.

Semua ini merupakan kenyataan sehari-hari yang dialami banyak perempuan di seluruh dunia. Kurangnya waktu merupakan masalah besar, khususnya bagi perempuan yang menjalankan peran prosefisional dan domestik. Penelitian mengungkapkan bahwa perempuan di negara maju menghabiskan dua kali lipat jumlah waktunya untuk pekerjaan tidak berbayar, seperti memasak, bersih-bersih, dan mengasuh anak dibandingkan dengan laki-laki. Saat ini masalah perbedaan ini juga meroket hingga 3-4 kali lipat di negara berkembang.

Dalam banyak kasus, kesenjangan ini disebabkan oleh keyakinan masyarakat yang mengakar dan ekspektasi gender yang menentukan peran perempuan. Namun, terkadang kesenjangan tersebut tidak terlalu terlihat dalam rutinitas sehari-hari. Sebagian besar waktu wanita karier terkuras oleh beban tersembunyi, seperti merencanakan masakan, mengatur tanggal bermain bersama anak, atau sekadar menanggung beban emosional yang seringkali luput dari perhatian indikator keluarga bahagia.

Lantas, bagaimanakah perempuan bisa mencapai keseimbangan kehidupan kerja atau work life balance dan kehidupan saat ini? Berikut ulasannya, seperti yang dirangkum dari halaman Life Hack pada Rabu (25/10/23).

 

 


Mengapa Work Life Balance Penting Bagi Wanita?

Ilustrasi Fokus Pada Pekerjaan Credit: pexels.com/pixabay

1. Tubuh dan Pikiran Lebih Sehat

Alasan yang paling penting adalah demi kesejahteraan tubuh dan pikiranmu. Ketidakseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi kamu dapat mengganggu kesehatan kamu secara siginifikan. Misalnya, sebauh penelitian mengungkapkan bahwa pekerj adewasa di Eropa yang mengalami konflik kehidupan kerja seringkali melaporkan kesehatan yang buruk.

Demikian pula, penelitian yang lain di Polandia yang menunjukkan rendahnya keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan menyebabkan kesehatan mental dan fisik yang lebih buruk di kalangan kelas menengah. Intinya, menjaga keseimbangan yang sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan kamu secara keseluruhan.

2. Lebih Hadir dan Terlibat

Bila berbicara tentang keterlibatan dalam pekerjaan dan kehidupan, kamu mungkin mempunyai begitu banyak energi baik fisik dan mental untuk digunakan. Ketika kamu terus-menerus mengalami kekurangan, kemampuan kamu untuk sepenuhnya hadir dan terlibat dalam peranmu sebagai karyawan dan orang tua akan berkurang. Mencapai keseimbangan memastikan kamu memberikan yang terbaik pada semua aspek kehidupan kamu, tidak memihak salah satu dari yang lain.

3. Kehidupan yang Lebih Memuaskan

Kepuasan sejati dicapai katika kamu dapat menjaga keseimbangan yang memuaskan antara pekerjaan dan kehidupan. Wanita saat ini lebih dari sekadar pekerja dan seringkali lebih dari itu. Wanita saat ini membuat kemajuan signifikan dalam karier mereka, membesarkan keluarga, dan meluangkan waktu untuk aktivitas yang membuat mereka bahagia.

Namun, ketika kamu meraih impian, kamu harus ingat bahwa tanpa mengatur waktu dan energi dengan bijak, kamu berisiko merasa lebih tidak puas karena kamu terlalu memaksakan diri. Jujur saja, hidup ini terlalu singkat untuk tidak dijalani dengan sukacita. Sekarang ini, perempuan mencapai lebih dari sebelumnya, menemukan keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan menjadi hal yang sangat penting.


Cara Mendapatkan Kembali Work Life Balance

Ilustrasi perempuan cantik bekerja/copyright pixabay.com/demifun1

1. Lebih Sering Mengatakan "Tidak"

Tidak perlu merasa bersalah karena menolak tuntutan yang membuat kamu terlalu lelah. Seringkali, perempuan merasa terlalu berkomitmen karena adanya tekanan dalam peran mereka sebagai pengasuh dan pekerja. Namun, penting untuk mengetahui kapan tugas kamu terlalu penuh dan bila kamu melakukannya lebih banyak, kamu akan kewalahan dan memengaruhi peformamu.

Komunikasi yang jelas tentang batasan kamu, terutama mengenai kerja berlebihan. Misalnya, ketika ditugaskan sebuah proyek baru sambil mengerjakan beberapa tugas, kamu dapat berkata, "Saya menghargai kepercayaan kamu terhadap pekerjaan saja, tetapi saat ini saya memiliki beberapa proyek yang memerlukan perhatian penuh. Saya tidak akan bisa memberikan fokus yang layak pada hal ini."

2. Jadwalkan Istirahat yang Teratur

Kehidupan modern yang serba cepat seringkali membuat kamu kehilangan prioritas perawatan diri. Menyisihkan waktu untuk diri sendiri bukan sekadar sebuah hadiah, melainkan sebuah kebutuhan. Ini memungkinkan kamu untuk melakukan pengurangan tekanan dan mendapatkan prespektif baru. Misalnya, mengikuti kelas yoga mingguan, membaca buku di malam hari, atau jalan pagi yang tenang sebelum kesibukan hari dimulai. Ini adalah momen ketika kamu dapat mendengarkan diri sendiri, memenuhi kebutuhan kamu, dan memupuk pertumbuhan pribadi.

Istirahat teratur juga dapat meningkatkan produktivitas dan fungsi kognitif kamu secara keseluruhan. Ini berfungsi sebagai katup pelepas stres, memberikan penangguhan sementara dari pekerjaan terus-menerus, dan membantu mencegah kelelahan.


3. Carilah Fleksibilitas di Tempat Kerja

Ilustrasi wanita karier, jomblo berkualitas. (Image by chevanon on Freepik)

Banyak lingkungan kerja yang secara ketat menerapkan rutinitas dari pukul 9 pagi hingga 5 sore, tetapi kenyataan hidup bagi perempuan seringkali memerlukan pendekatan yang lebih fleksibel. Janganlah ragu untuk melakukan percakapan jujur dengan atasan atau manajer kamu tentang kebutuhan kamu. Jika kamu adalah orang tua, mungkin ada saatnya kamu perlu berada di rumah bersama anak-anakmu, atau kamu mungkin bisa memanfaatkan waktu sesekali bekerja dari rumah untuk fokus tanpa gangguan kerjaan kantor.

Waktu kerja yang fleksibel juga dapat bermanfaat, memungkinkan kamu bekerja pada waktu paling produktif atau mengakomodasi keperluan sekolah anak dan komitmen pribadi lainnya. Dalam banyak kasus, pemeberi kerja bersedia menawarkan pilihan-pilihan ini dengan pemahaman bahwa karyawan yang lebih bahagia dan tidak terlalu stres juga merupakan karyawan yang lebih produktif.

4. Jangan Malu Meminta Bantuan

Masyarakat seringkali menekan perempuan untuk percaya bahwa mereka seharusnya mampu melakukan semuanya, tetapi hal ini tidak realistis dan tidak sehat. Baik untuk meminta pasangan kamu agar berbagi pekerjaan rumah tangga atau berbicara dengan manajer kamu tentang mendelegasikan tugas ketika beban kerja kamu terlalu tinggi, tidak masalah untuk meminta bantuan. Ini tidak berarti kamu lemah, itu artinya kamu adalah manusia.

Selain itu, kamu dapat mengubah pekerjaan rumah tangga menjadi pelajaran hidup yang berharga bagi anakmu. Misalnya, mengajari mereka mencuci pakaian tidak hanya mengurangi beban kerja kamu, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang diperlukan, menumbuhkan kemandirian dan tanggung jawab.

Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya