Keamanan Siber Jadi Tantangan Bagi Para Pemimpin Perusahaan di Era Transformasi Digital

Keamanan siber ternyata menjadi salah satu tantangan bagi para pemimpin perusahaan di tengah gaung transformasi digital yang kini jadi prioritas nasional.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 26 Okt 2023, 12:30 WIB
Diskusi para pemimpin perusahaan di event National Cybersecurity Connect 2023 (Foto: Mustika Rani Hendriyanti).

Liputan6.com, Jakarta - Transformasi digital kini menjadi salah satu prioritas nasional, seiring dengan perluasan akses dan infrastruktur digital yang kian berkembang pesat. 

Diungkapkan Founder and Deputy Chairman Indonesian Leader Association, Arif Ilham Adnan, transformasi digital kini mencakup berbagai sektor strategis. Mulai dari kesehatan, industri, sampai ke sumber daya mineral dan lain-lain. 

Menurut Arif Ilham di acara National Cybersecurity Connect 2023, dalam era transformasi digital ini, pengembangan talenta digital dan sumber daya manusia berfokus ke digital sangat diperlukan. 

Peran pemimpin pun tidak lepas dan penting dalam mendukung keberhasilan transformasi digital. Untuk itu inisiatif pemimpin jadi hal yang penting menyokong suksesnya transformasi digital di sebuah organisasi.

Namun, kata Arif Ilham, yang menjadi permasalahan adalah apakah pemimpin dapat memahami persoalan terkait transformasi digital. Menurutnya, pertanyaan ini didasarkan pada kenyataan jarak usia antara leader dan customer dalam organisasi.

“Ini yang menjadikan pemahaman terkait transformasi digital menjadi sangat kritikal,” ujar Arif Ilham.

Keamanan Siber Jadi Tantangan Transformasi Digital

Arif Ilham juga menyatakan, transformasi digital ini membawa tantangan terkait computing power data. Menurutnya, keamanan siber perlu diperkuat untuk memastikan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap transformasi digital.

Di sisi lain, Chief of Cyber Security Indonesian Internet Service Provider Association (APJII), Arry Abdi Syalman, mengungkapkan, “Indonesia kini memiliki 996 operator, tertinggi di dunia dan dalam dua tahun terakhir telah naik dua kali lipat. Hal ini menjadi alasan keberadaan ruang siber di Indonesia perlu dijaga.”

APJII pun berupaya mengelola protokol internet di Indonesia dan memastikan tata internet yang baik. Dalam hal ini, Arry menyebutkan APJII bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).


Trafik Internet Tumbuh, Serangan Siber Juga Tumbuh

Vice President Product Innovation & DEVT Telin, Akhmad Perdana Kusuma.

Vice President Product Innovation & DEVT Telin, Akhmad Perdana Kusuma, mengungkap pertumbuhan trafik atau lalu lintas internet bertambah dua kali lipat saat pandemi. Pertumbuhan trafik internet ini dibarengi dengan pertumbuhan serangan global yang juga naik empat kali lipat. 

Perlunya Kesadaran Mitigasi Serangan Siber

“Maka dari itu diperlukan mitigasi serangan trafik, karena jika tidak infrastruktur internet kita akan lumpuh,” kata Arry. 

Ia juga menambahkan, membangun kesadaran ini tidak mudah. Maka dari itu, butuh peran pemimpin untuk mendorong kesadaran tersebut.

"Untuk meningkatkan keamanan yang paling penting adalah adanya kesadaran dan komitmen. Jadi, ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga manusianya," ia menuturkan. 

Dalam satu tahun ini, transformasi digital terjadi secara besar-besaran. Sejak terjadinya pandemi, orang-orang bisa bekerja di mana saja. Dengan demikian, akan ada banyak data di mana-mana.

Maka dari itu, Fredriko Ekha selaku Country Sales Manager Forcepoint memberitahukan pentingnya perlindungan penggunaan data bisnis yang berkelanjutan dengan keamanan data terdepan di industri.

Infografis Jurus Pemerintah Atasi Serangan Siber dan Poin Penting RUU PDP. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya