India Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina, Obat-obatan hingga Pasokan Makanan

India mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang terdiri dari bantuan medis dan bahan makanan, kata juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri Arindam Bagchi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 26 Okt 2023, 12:05 WIB
Sebagian kerusakan di jalan utama al Rashid akibat pemboman Israel di Kota Gaza, Palestina, Senin (23/10/2023). (AP Photo/Abed Khaled)

Liputan6.com, Jakarta - India mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang terdiri dari bantuan medis dan bahan makanan, kata juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri Arindam Bagchi.

Persediaan medis tersebut mencakup obat-obatan penting yang menyelamatkan nyawa serta peralatan pelindungan dan bedah yang ditujukan untuk menangani kondisi medis darurat.

Cairan dan obat penghilang rasa sakit juga masuk dalam daftar bantuan kemanusiaan, dikutip dari laman economictimes, Kamis (26/10/2023).

Bahan bantuan bencana seberat kurang lebih 32 ton tersebut antara lain tenda, kantong tidur, terpal, perlengkapan sanitasi dasar, tablet penjernih air dan lain-lain.

Pesawat jenis C17 Angkatan Udara India yang membawa perbekalan bantuan berangkat dari pangkalan udara Hindon pada pukul 08.00 pagi waktu setempat. Pesawat ini dijadwalkan mendarat di bandara El-Arish Mesir pada pukul 15.00 sore.

Arindam Bagchi di akun Twitter menyatakan, "India mengirimkan bantuan Kemanusiaan kepada rakyat Palestina! Penerbangan C-17 IAF yang membawa hampir 6,5 ton bantuan medis dan 32 ton bahan bantuan bencana untuk rakyat Palestina berangkat ke bandara El-Arish di Mesir.

"Bahan-bahan tersebut meliputi obat-obatan penting yang menyelamatkan nyawa, peralatan bedah, tenda, kantong tidur, terpal, peralatan sanitasi, tablet pemurni air, dan barang-barang penting lainnya."

India telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. Israel melancarkan serangan balasan terhadap Hamas setelah Hamas melancarkan 'serangan mendadak' pada tanggal 7 Oktober.


20 Truk Bawa Bantuan Kemanusiaan Masuk Jalur Gaza

Seorang anak melihat gedung-gedung yang hancur akibat bombardir Israel di Rafah, Jalur Gaza, Palestina, Minggu (22/10/2023). (AP Photo/Hatem Ali)

Pada Sabtu kemaarin, sebanyak 20 truk yang membawa bantuan kemanusiaan akhirnya diizinkan memasuki Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah Mesir.

Namun, Kesehatan Dunia Direktur Jenderal Organisasi tersebut Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa “kebutuhan jauh lebih tinggi” di wilayah yang berpenduduk lebih dari 2 juta orang.

Dia juga menyerukan "lintasan yang aman bagi konvoi bantuan tambahan melintasi wilayah kantong tersebut".

Penyeberangan perbatasan Rafah dibuka sebentar pada Sabtu pagi kemarin untuk memungkinkan 20 truk bantuan memasuki Gaza dari Mesir.

Meskipun banyak yang menyambut baik pembukaan kembali yang singkat ini, kelompok hak asasi manusia menegaskan bahwa diperlukan lebih banyak bantuan.

Ghebreyesus menyatakan, “Persediaan medis @WHO melintasi perbatasan Rafah. Namun kebutuhannya jauh lebih tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang mendesak bagi semua orang di Gaza, kami menyerukan:

  • Jalur konvoi bantuan tambahan yang aman di seluruh wilayah kantong
  • Perlindungan bagi semua pekerja kemanusiaan
  • Akses yang berkelanjutan terhadap bantuan kesehatan

Respons Uni Eropa

Asap mengepul menyusul serangan udara Israel terhadap Jalur Gaza terlihat dari Israel selatan, Senin (23/10/2023). (AP Photo/Ariel Schalit)

Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebutnya sebagai “langkah pertama yang penting yang akan meringankan penderitaan orang-orang yang tidak bersalah.”

Ursula von der Leyen menyatakan, “Saya menyambut baik dibukanya titik penyeberangan perbatasan Rafah ke Gaza untuk bantuan kemanusiaan."

"Ini adalah langkah pertama yang penting yang akan meringankan penderitaan orang-orang yang tidak bersalah.Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang terlibat yang membuat hal ini terwujud."

Dalam sebuah pernyataan, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB menyatakan bahwa lebih dari 60 persen fasilitas perawatan primer saat ini ditutup dan rumah sakit di Gaza berada di ambang kehancuran.

Krisis ini terutama disebabkan oleh kekurangan listrik, obat-obatan, peralatan medis, dan personel khusus.

Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya