Kisah Ashabul Kahfi, 7 Pemuda yang Tertidur Selama 309 Tahun di Dalam Gua

Dalam khazanah Islam, ada tujuh pemuda yang dapat menjadi inspirasi generasi masa kini. Kelompok pemuda yang dikenal Ashabul Kahfi ini menjaga keimanannya kepada Allah SWT meskipun diperintah sang raja menyembah berhala.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 27 Okt 2023, 08:30 WIB
Menapak tilas Gua Ashabul Kahfi di Yordania tak kalah menarik dengan mengunjungi tempat bersejarah lainnya. (Doc: Aria Sankhyaadi)

Liputan6.com, Jakarta - Pemuda memiliki peran penting dalam kemajuan bangsa. Pemuda hari ini adalah harapan bangsa yang dapat melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan di masa depan.

Di era penjajahan, pemuda Indonesia tercatat dalam sejarah sebagai kelompok yang andil mempersatukan bangsa melalui Kongres Pemuda I dan II. Pemuda bersatu dengan mengesampingkan berbagai kepentingan suku dan golongan demi tercapainya kemerdekaan Indonesia.

Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 di Jakarta melahirkan Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda berisi tiga janji yang mempersatukan elemen bangsa. Yakni pemuda mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu bangsa Indonesia, dan berbahasa yang satu bahasa Indonesia.

Hingga kini peristiwa bersejarah itu selalu diperingati. Pemerintah menetapkan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda. Tahun ini Hari Sumpah Pemuda jatuh pada Sabtu, 28 Oktober 2023.

Kembali ke pemuda. Dalam khazanah Islam, ada tujuh pemuda yang dapat menjadi inspirasi generasi masa kini. Kelompok pemuda yang dikenal Ashabul Kahfi ini menjaga keimanannya kepada Allah SWT ketika diperintah sang raja menyembah berhala. 

Kemudian pemuda itu melarikan ke gua. Mereka memohon perlindungan kepada Allah hingga akhirnya tertidur selama 309 tahun di dalam goa. Berikut kisah lengkap Ashabul Kahfi.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


7 Pemuda Melarikan Diri ke Gua

Menapak tilas Gua Ashabul Kahfi di Yordania tak kalah menarik dengan mengunjungi tempat bersejarah lainnya. (Doc: Aria Sankhyaadi)

Kisah Ashabul Kahfi termaktub dalam QS Al-Kahf, surah ke 18 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 110 ayat. Dalam surah ini dikisahkan tujuh pemuda sebelum zaman Nabi Muhammad SAW yang beriman tertidur di gua hingga ratusan tahun lamanya.

Ketujuh pemuda ini hidup di zaman Raja Diqyanus. Raja ini menyembah berhala. Ia memaksa agar rakyatnya ikut menyembah berhala. Jika tidak menuruti kemauannya, konsekuensinya adalah hukuman mati.

Ketujuh pemuda itu berpegang teguh dengan keyakinannya. Mereka tidak mau mengikuti perintah raja untuk menyembah berhala. Mereka pun akhirnya melarikan ke sebuah gua.

Selama di perjalanan, tujuh pemuda itu diikuti oleh seekor anjing. Meskipun telah diusir, anjing tersebut tetap mengikuti. Setibanya di goa, anjing tersebut menjaga tujuh pemuda itu di depan pintu gua.

Kemudian para pemuda itu berdoa kepada Allah agar diberikan petunjuk yang lurus dalam urusannya.

“Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami,” demikian doa tujuh pemuda di dalam gua.


Tertidur Selama 309 Tahun

Ilustrasi arkeolog melakukan analisis pada gua. (iStockphoto)

Allah menidurkan tujuh pemuda itu di dalam gua selama 309 tahun. Suatu hari, ketujuh pemuda terbangun dari tidurnya dan bertanya-tanya.

“Sudah berapa lama kita tidur di sini?” tanya salah satu pemuda.

“Kita berada di sini sehari atau setengah hari?” timpal pemuda lainnya.

Kemudian di antara tujuh pemuda itu diminta untuk pergi ke kota belanja makanan. Uang yang dibawa adalah uang perak zaman Raja Diqyanus.

“Belilah makanan enak dan bawa ke sini dan berkata lemah lembut lah supaya orang tidak mengetahui kita di sini,” pinta seorang pemuda. 

“Jika mereka mengenal kita, raja tersebut akan memaksa kita untuk menyembah berhala,” katanya.

Setibanya di kota, mereka membeli makanan untuk dibawa ke gua dengan uang perak. Penjual kaget ketika salah satu Ashabul Kahfi membayar dengan uang perak. Pemuda itu dituduh menyimpan uang raja purba.

Akhirnya ditangkaplah pemuda itu dan dibawa ke hadapan raja. Raja yang memerintah saat itu bertanya tentang uang perak yang dimiliki pemuda itu.

“Dapat dari mana uang ini?” tanya sang raja.


Bukti Kuasa Allah

Ilustrasi gua. (dok. pexels.com/Jeremy Bishop)

Seorang pemuda dari Ashabul Kahfi itu menceritakan yang sebenarnya. Ia memiliki uang perak ketika melarikan diri ke sebuah gua karena tidak mau menyembah berhala saat raja yang memerintahnya adalah Diqyanus.

“Di manakah gua itu?” tanya sang raja lagi.

Pemuda itu akhirnya menunjukkan tempatnya. Raja dan pembesar kerajaan menuju gua bersama salah satu pemuda Ashabul Kahfi.

Setibanya di lokasi gua, raja kaget dan heran. Sebab, raja Diqyanus lebih dari 300 tahun meninggal dunia dan pemuda itu tertidur selama ratusan tahun. Inilah sebuah kekuasaan Allah SWT. 

Setelah didatangi oleh raja, tujuh pemuda itu kembali tidur di gua. Kemudian Allah mewafatkan mereka. Lalu raja menyalati jenazah Ashabul Kahfi itu. Kemudian hari membuat masjid dekat pintu untuk mengenang tujuh pemuda yang tertidur selama ratusan tahun di dalam gua.

Demikian kisah Ashabul Kahfi ini. Semoga menjadi inspirasi pemuda masa kini terutama tetap menjaga keimanan di tengah tantangan global. Wallahu’alam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya