Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso buka-bukaan soal penghapusan kredit macet UMKM yang terimbas Covid-19. Bahkan, BRI harus merogoh kocek sebesar Rp 24 triliun untuk langkah tersebut.
Sunarso menegaskan BRI mampu mencatatkan laba sebesar Rp 44,2 triliun hingga saat ini. Namun, sebagian laba tersebut digunakan untuk menghapus buku kredit macet dari UMKM.
Advertisement
"Sampai hari ini kita sudah mengumpulkan laba Rp 44,2 triliun terus kemudian kita juga menghapus buku kredit mikro UMKM yang macet karena covid itu Rp 24 triliun," ujarnya dalam Ngopi BUMN, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Langkah ini membuat rasio cakupan pelunasan utang (rasio coverage) terhadap Non-performing Loan (NPL) BRI mencapai 280 persen. Dia pun menjawab pertanyaan pengambilan langkah menumpuk cadangan ketimbang menjadikan sebagai laba.
"Ya kita ini orang yang paham tentang resiko kita ini berbisnis tahu nyari untung tapi juga tahu nyari selamet, maka si untung dan si selamet ini kita cari ya maka kemudian kita untung tapi kita cadangkan cadangan yang cukup untuk ngejar supaya kita tetap selamat," bebernya.
Relaksasi Kredit
Kemudian, sejalan dengan relaksasi kredit dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan berakhir, pihak BRI menghapus kredit macet sari UMKM. Sunarso menegaskan, upaya tersebut sama sekali tidak mengganggu laba dari BRI.
"Berapa biaya yang harus buku itu? Rp 24 triliun dan tidak mengganggu laba. Jadi itu cadangan kita memang sekarang menjadi 228 persen itu masih lebih dari cukup," tegasnya.
"Kenapa kok turun dari 280 persen? ya tadi itu untuk biaya penghapusan kredit macet terhadap UMKM Rp 24 triliun tanpa minta satu sen pun (ke Kementerian BUMN)," imbuh Sunarso.
Penyaluran KUR
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI mencatat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sampai dengan September 2023 sebesar Rp 107,84 triliun dari total target Rp 194,4 triliun.
"Ini komitmen sekalipun perangkat kebijakan baru lengkap di bulan September, maka BRI tetap mempunyai komitmen yang tinggi terhadap penyaluran KUR," kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam paparan kinerja keuangan BRI kuartal III 2023, Rabu (25/10/2023).
Selain itu, tercatat hingga September 2023, BRI telah menyurkan kredit kepada UMKM sebesar Rp 394 triliun. Angka tersebut naik sebesar 18,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang hanya sebesar Rp 333 triliun.
Dari total kredit UMKM yang telah disalurkan, sekalipun KUR baru tersalurkan sebanyak 55,47 persen, rupanya masyarakat tidak sama sekali menunggu KUR. Hingga September 2023, pertumbuhan kredit mikro komersial BRI mencapai 57,5 persen.
"Benar adanya bahwa di dalam riset BRI menyatakan nasabah-nasabah pelaku usaha UMKM tidak sensitif terhadap suku bunga," kata dia.
Advertisement
Nasabah Naik Kelas
Di sisi lain, Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan. Strategi pertama, adalah menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program-program pemberdayaan dan pendampingan.
Kemudian, strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru, atau menyasar segmen ultra mikro melalui holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian.
Untuk menaikkelaskan nasabah eksisting, BRI melaksanakan berbagai program pemberdayaan, di antaranya adalah program Desa BRILian, di mana hingga akhir September 2023 BRI telah memiliki 2.843 desa binaan di seluruh Indonesia. Desa-desa tersebut mendapatkan berbagai pelatihan dari BRI untuk meningkatkan kapabilitas perangkat desa, pengurus BUMDes dan pelaku UMKM di desa.