BEI: Kontribusi BUMN Tercatat di BEI Sentuh Rp 33 Triliun untuk APBN

Selain penerimaan negara dalam bentuk pembagian dividen, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatat perdagangan saham BUMN dan afiliasi diminati investor.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Okt 2023, 14:31 WIB
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menuturkan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya tercatat di BEI mampu berkontribusi ke penerimaaan negara melalui pembagian dividen. (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menuturkan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya tercatat di BEI mampu berkontribusi ke penerimaaan negara melalui pembagian dividen. Pada 2022, kontribusi BUMN tercatat di pasar modal dalam pembagian dividen mencapai Rp 33 triliun untuk APBN 2022.

"2022, BUMN yang sahamnya tercatat di bursa mampu berkontribusi ke APBN RP 33 triliun atau 82,5 persen dari total seluruh BUMN,” ujar Iman saat memberikan sambutan pada acara Capital Summit & Market Expo, Jakarta, Jumat (27/10/2923).

Selain kontribusi dividen, pertumbuhan usaha BUMN dan entitas anak yang lepas saham ke publik juga terlihat dari nilai perusahaan yang meningkat setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

"Nilai perusahaan tersebut dapat dilihat dari kapitalisasi pasar dari saham BUMN dan afiliasinya,” ujar dia.

Iman mencontohkan, beberapa perusahaan BUMN dan anak BUMN antara lain PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 2.445 persen, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat 2.457 persen dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 8.718 persen. “Secara keseluruhan kapitalisasi pasar BUMN dan entitas yang tercatat di BEI 4,1 persen dari seluruh perusahaan tercatat mampu sumbang 22 persen dari total market cap perusahaan tercatat di BEI,” ia menambahkan.

Iman menuturkan, performa BUMN tercatat dan afiliasi juga terlihat dari likuiditas perdagangan. BUMN tercatat dan afiliasi sumbangkan 25 persen dari total kredit value sehingga menunjukkan perusahaan BUMN dan afiliasi diminati investor.

Selain dari performa BUMN, Iman mengatakan, BEI juga telah memecahkan rekor pencatatan saham perdana tertinggi sebanyak 64 pencatatan pada 6 Oktober 2023 dengan penghimpunan dana Rp 49,6 triliun.

"Per 25 oktober 2023 telah mencatat 73 perusahan total fund raise Rp 53,1 triliun. Hal ini mengukuhkan posisi BEI, bursa dengan jumlah pencatatan saham perdana tertinggi di ASEAN sejak 2018,” kata dia.


Tren IPO BUMN Bakal Sepi pada Tahun Politik

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) meyakini tren penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) masih akan positif pada tahun politik. Sebaliknya, penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) BUMN diprediksi sepi pada periode tersebut. 

Direktur Utama BRIDS Laksono Widodo menuturkan, pihaknya bakal memboyong paling tidak lima perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor mulai dari manufaktur hingga teknologi dengan total aset di atas Rp 250 miliar.

Dengan demikian, ia menargetkan paling tidak lima IPO tersebut bisa dilaksanakan pada 2024. Terlebih, Indonesia memasuki pesta demokrasi, tahun pemilu, kondisi pasar modal masih sangat dinamis ditambah dengan kondisi geopolitik dan suku bunga.

"Akan tetapi kami sudah punya lima pipeline, kalau market mendukung, bisa menjadi IPO yang baik," ujar dia saat ditemui di BEI, Selasa (24/10/2023).

Namun, dalam pipeline tersebut tidak termasuk perusahaan dari BUMN seperti Pertamina Hulu Energy (PHE). Pasalnya, banyak faktor yang bakal memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan IPO.

"Enggak ada BUMN, (PHE) belum masuk di lima itu (pipeline). Mungkin kalau kita belajar dari tahun lalu, pasti nanti ada proyek besar yang pengambilan keputusan dilakukan oleh pemerintah. Mungkin ada delay (ditunda)," imbuhnya. 

Meski demikian, ia memprediksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang IPO bakal sepi. Sebab, pemerintah berpotensi menunda IPO BUMN  jelang pemilihan umum (pemilu) 2024. 

 


Pengamat BUMN: Keuntungan Dana Lewat IPO dalam Bentuk Ekuitas

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, pengamat BUMN Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menyatakan banyak keuntungan diperoleh dari penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) di antaranya perusahaan akan memperoleh dana yang bersifat ekuitas (equity).

"Artinya tidak akan berdampak pada penambahan beban untuk bayar bunga dan pokok utang dibandingkan jika misal pendanaan dilakukan dari utang," kata dia melansir Antara di Jakarta, Sabtu (15/4/2023).

Hal ini menanggapi rencana IPO PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Dikatakan IPO yang sukses akan memberikan dampak pada citra PHE ke publik, bahwa emiten cukup diminati investor karena dianggap mempunyai prospek yang bagus.

Menurut dia, fundraising atau pencarian dana memang sangat diperlukan PHE sebab BUMN tersebut merupakan mesin penggerak atau engine utama Pertamina dalam eksplorasi dan eksploitasi migas.

Tanpa eksplorasi baru, tentu sulit meningkatkan total lifting Indonesia sampai dengan satu juta barel per hari, untuk itu dibutuhkan investasi besar dimana dana yang diperoleh bukan dari sisi internal perusahaan.

Toto menilai wajar jika besarnya biaya investasi itulah menjadikan PHE lebih memilih IPO dibandingkan menggunakan keuntungan perusahaan.

Terkait keberadaan investor yang akan membeli saham perusahaan, Toto juga menilai positif, karena keberadaan investor justru memicu manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

 

 


Kepentingan Investor

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dikatakannya, kepentingan investor adalah mendapatkan return yang cukup dari investasinya, baik berupa dividen maupun capital gain. Investor akan tetap pegang saham PHE kalo kinerja perusahaan saat ini dan ke depan dianggap tetap prospectfull.

"Makanya, tugas manajemen adalah mengelola korporasi sebaik-baiknya agar tetap diminati investor," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Peningkatan kinerja tersebut, menurut Toto banyak diperlihatkan berbagai perusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak BUMN yang masuk bursa saham.

Bahkan, riset global menyatakan, kinerja banyak perusahaan di berbagai negara juga meningkat dibandingkan sebelum menjadi perusahaan terbuka.

Peningkatan kinerja terjadi, karena perusahaan yang go public tidak hanya mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk investasi, namun sekaligus wajib menerapkan prinsip transparansi sehingga bisa meningkatkan aspek governance atau tata kelola perusahaan.

"Jadi, itu alasan untuk mendorong PHE agar menjadi listed company (terdaftar di bursa)," demikian dikatakan Toto

 

Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya