IHSG Melonjak 0,66%, Sektor Saham Infrastruktur Pimpin Penguatan

Mayoritas sektor saham menghijau sehingga angkat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona hijau pada Jumat, 27 Oktober 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Okt 2023, 23:05 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Jumat (27/10/2023). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham Jumat (27/10/2023). Analis menilai, pergerakan IHSG tersebut mengikuti bursa saham Asia yang menguat.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melambung 0,66 persen ke posisi 6.758,79. Indeks LQ45 bertambah 0,41 persen ke posisi 892,91. Seluruh indeks saham acuan menghijau.

Menjelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 6.781,39 dan terendah 6.719,62. Sebanyak 279 saham menguat dan 243 saham melemah. 235 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.152.118 kali dengan volume perdagangan 18,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.922.

Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri turun 0,37 persen, sektor saham properti susut 0,45 persen dan sektor saham teknologi terpangkas 0,07 persen/

Sementara itu, sektor saham infrastruktur melambung 3,01 persen dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi mendaki 1,43 persen, sektor saham basic menguat 0,97 persen, sektor saham nonsiklikal melambung 1,04 persen dan sektor saham siklikal meroket 0,47 persen.

Selain itu, sektor saham kesehatan bertambah 1,13 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,46 persen, sektor saham transportasi menguat 0,83 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 540,54 miliar. Sepanjang 2023, investor asing melepas saham Rp 11,6 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan,  pergerakan IHSG cenderung bergerak berbalik arah dalam jangka pendek dan juga sejalan dengan pergerakan bursa Asia yang cenderung menguat.


Top Gainers-Losers pada 27 Oktober 2023

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham ASMI meroket 34,62 persen
  • Saham KETR meroket 34,46 persen
  • Saham GJTL meroket 25 persen
  • Saham CUAN meroket 24,86 persen
  • Saham GTBO meroket 24,79 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham DYAN merosot 20 persen
  • Saham DMMX merosot 13,90 persen
  • Saham MTSM merosot 13,53 persen
  • Saham BOBA merosot 12,56 persen
  • Saham HAIS merosot 10,67 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham WIFI tercatat 47.480 kali
  • Saham GTRA tercatat 33.837 kali
  • Saham STRK tercatat 29.248 kali
  • Saham BREN tercatat 26.228 kali
  • Saham PCAR tercatat 21.154 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 648,3 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 517,7 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 458 miliar
  • Saham TLKM senilai Rp 347,6 miliar
  • Saham AMMN senilai Rp 329,2 miliar

Bursa Saham Asia Pasifik pada 27 Oktober 2023

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 27 Oktober 2023. Bursa saham Australia melesat setelah berada di level terendah dalam satu tahun karena investor terus mencerna lebih banyak data inflasi.

Dikutip dari CNBC, harga konsumen inti di Tokyo naik 2,7 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu, demikian data pemerintah. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 2,5 persen. Indeks harga konsumen inti untuk Tokyo mencakup produk minyak tetapi tidak termasuk harga pangan segar.

Australia merilis indeks harga produsen kuartal III pada Jumat pekan ini dengan producer price index (PPI) negara tersebut mencatat pertumbuhan 3,8 persen tahun ke tahun dan kenaikan 1,8 persen kuartal ke kuartal. PPI mengukur perubahan harga barang yang dijual oleh produsen.

Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 1,96 persen dan memimpin penguatan di pasar Asia. Indeks CSI 300 menguat 1,37 persen ke posisi 3.562,39. Di Australia, indeks ASX 200 mendaki 0,21 persen ke posisi 6.826,9.

Indeks Nikkei 225 Jepang bertambah 1,27 persen ke posisi 30.991,69. Indeks Topix mendaki 1,37 persen ke posisi 2.254,65. Indeks Kospi Korea Selatan melesat 0,16 persen ke posisi 2.302,81. Indeks Kosdaq melesat 0,62 persen ke posisi 748,49.

 


Penutupan Wall Street pada 26 Oktober 2023

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak tertekan pada perdagangan Kamis,26 Oktober 2023. Indeks Nasdaq merosot tajam seiring laporan keuangan Meta yang belum sesuai harapan investor.

Dikutip dari CNBC, Jumat (27/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq merosot 1,76 persen ke posisi 12.595,61. Indeks Nasdaq ditutup di bawah rata-rata pergerakan dalam 200 hari. Indeks S&P 500 melemah 1,18 persen ke posisi 4.137,23. Sedangkan indeks Dow Jones tergelincir 251,63 poin atau 0,76 persen ke posisi 32.784,30.

Selama perdagangan Kamis pekan ini, indeks S&P 500 turun ke wilayah koreksi pada titik terendahnya, dan akhiri sesi dengan diskon hampir 10 persen dari penutupan tertinggi yang tercatat pada Juli 2023.

Menyusul penurunan 2,4 persen pada Rabu pekan ini, indeks Nasdaq berada di wilayah koreksi dengan turun lebih dari 10 persen dari penutupan tertinggi pada Juli 2023.

“Wall street belum terkesan dengan laba perusahaan teknologi besar sejauh ini dan perusahaan lainnya, Amazon dan Apple kemungkinan akan kesulitan mengingat prospek ekonomi AS yang melemah,” ujar Analis Senior Oanda, Ed Moya.

“Permintaan yang kuat dari lelang tujuh tahun hari ini menunjukkan investor masih khawatir dengan semua risiko geopolitik yang masih ada,” ia menambahkan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya