Liputan6.com, Jakarta - PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) mencatat penjualan yang merosot tetapi meraup laba hingga kuartal III 2023. Laporan keuangan Gajah Tunggal itu mendorong kenaikan harga saham GJTL.
PT Gajah Tunggal Tbk meraup penjualan Rp 12,57 triliun hingga kuartal III 2023. Penjualan perseroan turun 1,4 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,75 triliun.
Advertisement
Beban pokok penjualan merosot 9,41 persen menjadi Rp 9,99 triliun hingga kuartal III 2023. Beban pokok penjualan perseroan pada periode sama tahun sebelumnya Rp 11,03 triliun.
Perseroan membukukan laba kotor naik 49,9 persen menjadi Rp 2,57 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,72 triliun.
Perseroan mencatat beban penjualan turun menjadi Rp 750,43 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 763,74 miliar. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 513,13 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 477,05 miliar. Beban keuangan bertambah menjadi Rp 517,31 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 460,10 miliar.
PT Gajah Tunggal Tbk mencatat laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama mencapai Rp 68,37 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 162,55 miliar. Perseroan juga meraih kenaikan keuntungan lain-lain menjadi Rp 67,50 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,39 miliar.
PT Gajah Tunggal Tbk meraup laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 699,27 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 169,33 miliar.
Harga Saham GJTL
Dengan melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba per saham dasar Rp 200,7 hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 48,6.
Total ekuitas perseroan tercatat Rp 7,85 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 7,22 triliun. Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 10,96 triliun hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,79 triliun.
Aset perseroan merosot menjadi Rp 18,81 triliun hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 19,01 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara Rp 678,76 miliar hingga September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 885,51 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 27 Oktober 2023, saham GJTL melonjak 25 persen ke posisi Rp 850 per saham. Saham GJTL dibuka stagnan Rp 680 per saham. Saham GJTL berada di level tertinggi Rp 850 dan terendah Rp 670 per saham. Total frekuensi perdagangan3.281 kali dengan volume perdagangan 320.922 saham. Nilai transaksi Rp 26,4 miliar.
Advertisement
Meneropong Prospek Saham Gajah Tunggal Koleksi Lo Kheng Hong, Potensi Cuan?
Sebelumnya diberitakan, emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) diramal memiliki prospek cerah. Lantas, bagaimana rekomendasi saham GJTL?
Pengamat pasar modal Desmond Wira menilai prospek saham Gajah Tunggal masih menarik. Bahkan, kemungkinan masih ada potensi upside ke depannya.
"Kinerja kuartal I 2023 membaik. Penjualan bersih naik 5,21 persen menjadi Rp 4,44 triliun hingga akhir Maret 2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,22 triliun," kata Desmond kepada Liputan6.com, Rabu (12/7/2023).
Dia bilang, meskipun harga sahamnya sudah naik tinggi, valuasi di harga sekarang Rp 1.220 masih terbilang murah.
"PBV cuma 0,5 kali. Potensi upside masih ada. Cuma karena harganya sudah naik sangat tinggi, disarankan menunggu koreksi," kata dia.
Dengan demikian, ia merekomendasikan saham GJTL untuk buy on weakness.
"Kalau sabar menunggu seperti Lo Kheng Hong untuk jangka panjang ya masih ada potensi cuan. Sampai 30 Juni 2023, alo Kheng Hong masih tercatat memegang sahamnya sebesar 5,1 persen," imbuhnya.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, Gajah Tunggal memiliki kinerja yang baik pada kuartal I 2023. Bahkan, secara valuasi Gajah Tunggal juga menarik.
"Dukungan sentimen positif dari sektor otomotif di mana harga saham AUTO dan DRMA juga naik signifikan. Penjualan mobil masih tumbuh positif dan prediksi kami efek election memberikan dampak positif untuk sektor otomotif," kata Roger.
Menurut ia, strategi memilih saham ke depan tentu melihat kinerja II yang mulai diunggah pada Juli ini untuk beberapa emiten.
Menakar Prospek Saham GJTL di Tengah Sentimen Positif Sektor Otomotif
Sebelumnya, emiten produsen ban, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) diyakini memiliki prospek kinerja yang menjanjikan sepanjang 2023.
Optimisme tersebut tercermin dari pergerakan harga saham GJTL yang cenderung melonjak akhir-akhir ini. Secara year to date (YtD), harga saham GJTL telah naik 117,86 persen ke level Rp 1.220 pada penutupan perdagangan Selasa, 11 Juli 2023.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menilai, lonjakan harga saham GJTL sejalan dengan kondisi fundamental emiten tersebut yang tergolong positif. Prospek bisnis Gajah Tunggal dipengaruhi oleh tingginya permintaan sektor otomotif, termasuk produk ban yang menjadi bisnis inti emiten tersebut.
Pertumbuhan positif industri ban disebabkan oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta barang dan jasa di tengah stabilnya kondisi ekonomi Indonesia.
"Jadi dengan adanya fakfor pertumbuhan ekonomi, hal itu akan membuat pergerakan barang dan jasa nasional meningkat lebih intens," ujar Nafan kepada Liputan.com, Selasa (11/07/2023).
Nafan pun yakin pertumbuhan positif pergerakan harga saham Gajah Tunggal akan berlanjut selama tren penjualan ban di Indonesia meningkat.
"Maka dari itu pergerakan barang dan jasa bisa lebih intens," imbuhnya.
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, prospek saham Gajah Tunggal masih menarik mengingat kinerja yang masih bisa meningkat dikarenakan pulihnya mobilitas masyarakat dapat membuat penjualan ban meningkat kembali.
"Kami merekomendasikan buy untuk GJTL dengan target Rp 1.450 per saham," kata Abdul.
Advertisement