Liputan6.com, Jakarta - Ada kebiasaan buruk yang sering dilakukan tanpa sadar, seperti menggigit kuku, memencet jerawat, juga mengelupas kulit bibir.
Mengelupas kulit bibir menjadi salah satu bentuk kebiasaan yang sebenarnya membuat luka bagian tersebut.
Advertisement
“Meskipun mengelupas kulit bibir adalah fenomena yang cukup umum dari waktu ke waktu pada semua orang, gangguan ini adalah masalah perilaku berulang,” kata Dr. Evan Rieder, MD, FAAD, dokter kulit dan psikiater bersertifikat, seperti yang dikutip dari Bustle, Minggu (29/10/2023).
“Ini menggambarkan perilaku mengelupas kulit bibir, mungkin terjadi bersamaan dengan gangguan mencabut kuku yang disebut trikotilomania, serta penyakit spektrum gangguan obsesif-kompulsif lainnya.”
Dia menambahkan bahwa hal ini ditandai dengan upaya berulang kali untuk menghentikan perilaku tersebut tanpa hasil dan disertai dengan kegelisahan.
Berikut beberapa cara untuk berhenti melakukan kebiasaan mengelupas kulit bibir.
Pertama-tama, usahakan tangan tetap sibuk sehingga tidak sempat melakukan kebiasaan buruk. Cobalah kegiatan lain seperti merajut atau melukis dapat membantu mengalihkan energi gugup dan cemas.
Selain itu, meningkatkan asupan vitamin dan air juga akan membantu menjaga kulit tetap sehat dan terhidrasi, sehingga mengurangi kemungkinan bibir pecah-pecah yang mudah dicabut.
Kedua, Terapi
Jika seseorang tidak bisa berhenti mengelupas kulit bibir, terapi juga dapat membantu.
“Selama terapi perilaku, orang belajar untuk mengidentifikasi dan memprediksi pemicu mereka untuk mengorek dan pada akhirnya mampu mengganti perilaku manipulatif kulit dengan perilaku yang lebih produktif yang menghilangkan kebiasaan merusak dan memungkinkan kulit pulih,” kata Rieder.
Advertisement
Apa Penyebab Seseorang Mengelupas Kulit Bibir?
Ada banyak pemicu internal dan eksternal yang dapat membuat seseorang ingin mengelupas bibir, kata Rieder, seperti tekstur bibir yang rusak, gatal atau peradangan, kulit kering, dan stres psikologis.
Bibir yang tampak kering atau pecah-pecah dapat menandakan beberapa hal. Mulai dari infeksi jamur hingga kekurangan vitamin dan beberapa produk bibir mengandung bahan-bahan yang berkontribusi terhadap bibir pecah-pecah dan kering, yang berarti ada baiknya mengatasi masalah mendasar ini.
Faktor Genetika
Secara psikologis, seseorang mungkin cenderung melakukan hal ini karena faktor genetik.
“Ada beberapa penelitian keluarga yang menunjukkan bahwa mungkin ada komponen genetik pada perilaku ini juga,” kata Rieder.
Tentu saja, faktor lingkungan, temperamen, dan stres berperan dalam mengembangkan kondisi tersebut.
Advertisement