Liputan6.com, Jakarta - Sebagai bentuk perayaan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2023, MyndfulAct, sebuah gerakan hidup berkesadaran (Mindfulness), menggelar diskusi yang bertema "Siapa Indonesia? Siapa Pemuda Pemudi Indonesia? Sebuah Refleksi #MulaiDariDiri Menjadi Indonesia Emas," sekaligus meluncurkan situs web MyndfulAct.com yang secara inklusif dapat diakses oleh seluruh generasi dalam mencari kelas berlatih mindfulness.
Beby Vinny, Founder MyndfulAct, mengatakan bahwa tujuan diadakannya diskusi di Taman Mini Indonesia Indah ini ialah untuk menjadi teman bertumbuh bagi semua generasi yang berangkat dari kesadaran bahwa tidak semua orang mendapatkan akses yang sama untuk melakukan konseling ke praktisi atau psikolog, sekaligus konstribusi semua generasi terkait isu-isu sosial, terutama kesadaran diri dan kesehatan mental.
Advertisement
"Acara ini ada karena kami sadar bahwa latihan-latihan perihal berkesadaran dan isu mental health tidak bisa abaikan, perlu adanya kontribusi dari semua generasi. Kemudian, pada situasi negara Indonesia yang penduduknya semakin hari semakin bertambah, akses untuk ke praktisi atau ke psikolog itu tidak semua orang mendapatkan hal yang sama sehingga kami sadar bahwa semua permasalahan sosial yang ada dapat diatasi dengan kesadaran, itulah mengapa acara ini kami selenggarakan agar menjadi wadah bagi semua generasi untuk tumbuh bersama," ujar Beby Vinny.
Diskusi dalam acara ini, membicarakan mengenai kondisi Indonesia dan generasi muda bangsa Indonesia saat ini dengan menghadirkan empat narasumber yang ahli di bidangnya masing-masing, seperti Alexander Sriewijono (Konsultan Pengembangan SDM), Muhammad Faisal (Peneliti, Penulis Buku Generasi Kembali ke Akar), Hendrick Tanuwidjaja (Praktisi Mindfulness), dan Levina Purnamadewi (Co-Founder Menjadi Manusia).
Bagaimana Pengaruh Mindfulness bagi Generasi Muda Indonesia Saat Ini?
Saat ini, cukup banyak perdebatan perihal perbedaan antara karakter dari satu generasi dengan generasi lainnya, terutama generasi Z yang dianggap sulit untuk dipahami dan cenderung individualitas. Namun, ternyata keadaan yang sebenarnya berbanding terbalik dengan argumen-argumen yang melekat di masyarakat. Menurut riset yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Faisal, pendiri Youth Laboratory Indonesia dan penulis buku Generasi Kembali ke Akar, kondisi politik, ekonomi, dan kemajuan teknologi di Indonesia yang dirasakan generasi muda membuat mereka lebih peduli dan lebih memilih pendekaan kolaboratif dalam berkarya.
"Mereka sebetulnya memiliki kecenderungan kolektif dan nasionalis. Oleh karena itu, sebaiknya kita bisa memprioritaskan kualitas interaksi antargenerasi. Yang muda sadar memiliki peran sebagai penggerak dan yang lebih tua sadar akan porsi dan perannya sebagai pendukung," ungkap Dr. Muhammad Faisal yang merupakan salah satu pembicara dalam diskusi.
Tidak hanya itu, dari sisi kepemimpinan, Hendrick Tanuwijaya, Praktisi Mindfulness mengatakan bahwa ternyata terdapat tiga nilai kepemimpinan yang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia, yaitu kebijaksanaan (wisdom), kasih sayang (compassion), dan pikiran pemula (beginner's mind).
"Kebijaksanaan bagi generasi muda perlu diiringi dengan adanya keterampilan mindfulness, peduli dengan diri sendiri dan sesama manusia juga memerlukan compassion, serta pemikiran generasi muda akan membantu kita untuk lebih terbuka dalam beradaptasi dengan perubahan dan memiliki sikap kolaboratif," ujar Hendrick Tanuwijaya yang juga merupakan slaah satu pembicara dalam diskusi.
Dari kacamata generasi Z, yaitu Levina Purnamadewi, Co-Founder Menjadi Manusia, salah satu isu yang kerap terjadi bagi generasi muda ialah judgemental. Hal ini dapat diatasi bila generasi muda memiliki kesadaran atau mindfulness dalam dirinya bahwa hidup ini berproses, layaknya tanda koma, berhenti sejenak, lalu bangkit sampai menemukan titik, yaitu kematian.
"Isu yang paling sering dialami oleh Gen Z itu adalah isu judgemental. Nah, isu ini memerlukan adanya kesadaran akan penerimaan terhadap semua hal yang terjadi dalam hidup dan percaya bahwa hidup itu berproses. Jadi, ketika kita punya masalah, kita akan membuat koma yang baru, lalu bangkit sampai akhirnya kita menemukan titik atau meninggal," ujar Levina Prnamadewi yang merupakan salah satu pembicara dalam diskusi.
Advertisement
Apa Saja Keterampilan Mindfulness yang Harus Ada Bagi Generasi Muda?
“MyndfulAct percaya bahwa mindfulness atau berkesadaran memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kualitas bangsa. Memiliki kesadaran diri membantu kita untuk berelasi dengan lebih baik. Keterampilan tersebut membuat kita bisa berpikir lebih jernih sebelum bertindak atau mengambil keputusan. Kita jadi bisa bekerja sama secara lebih positif dan pada akhirnya memberi dampak yang bermakna bagi komunitas kita," tegas Beby Vinny, Founder MyndfulAct.
Menurut MyndfulAct, ada tiga kesadaran yang penting ditumbuhkan bagi setiap generasi, yaitu:
1. Sadar Diri
Setiap individu harus mengenal dan menyadari kekuatan yang dimiliki oleh dirinya sendiri sehingga dapat termotivasi dalam mengasah potensi untuk mendapatkan hasil terbaik di setiap hal yang ia lakukan. Tiap individu juga mesti sadar bahwa setiap hal yang terjadi, semua pihak memiliki konstribusinya masing-masing, termasuk dirinya sendiri.
2. Sadar Relasi
Setiap generasi harus menyadari bahwa hidup itu saling berdampingan sehingga individu dapat berempati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Hal ini tidak hanya membantu individu dalam membangun hubungan yang kuat dengan lingkungan sekitar, tetapi juga memberi dorongan untuk membantu sesama.
3. Sadar Dampak
Individu harus memiliki kepedulian pada hal yang lebih besar dari dirinya, seperti rasa ingin merawat bangsa ataupun keinginan untuk melindungi kekayaan dan potensi negara agar lebih maju dan berkembang. Selain itu, individu akan semakin terdorong untuk menciptakan solusi-solusi inovatif untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat.
Bentuk kesadaran ini dapat dilatih dan dilakukan di mana saja dan kapan saja. Hal inilah yang mendasari MyndfulAct mengembangkan MyndfulAct.com yang dapat diakses oleh semua masyarakat yang ingin memiliki gaya hidup mindfulness.